Rabu, 17 April 2013

Kontribusi


“Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Alloh tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” (HR. al-Bukhori)

Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak kata yang belum sempat terucap dan tersampaikan. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancang karya yang belum kita wujudkan. Demi Alloh, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan.

Padahal Alloh telah menyediakan tempat belajar: Ada banyak masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA yang kekurangan pembina. Ada banyak acara da’wah yang kurang lancar sebab tak ada personil memadai. Ada pengelolaan yang belum profesional melihat cara kerja Panitia Kegiatan Romadhon kemarin. ROHIS masih pontang-panting dan compang-camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan kecil. Ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan Muslimin miskin adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang di depan rumah. Jutaan ummat terancam Kristenisasi dan pemurtadan.

Yang jauh di mata tapi harusnya dekat di hati? Jutaan pengungsi Palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban bom curah dan bom karpet Amerika dl Afghan dan ‘Iraq. Muslimah yang diteror, ditarik jilbabnya dan diperkosa. Demi Alloh, ada banyak hal yang akan ditanyakan-Nya kepada kita, soal ukhuwah, cinta, dan kepedulian.

Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil bagian dalam da’wah. Sepantasnya saya dida’wahi dulu sampai benar-benar bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya berda’wah.

Ketahuilah, kalau da’wah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain!

Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada keterampilan lainnya, betapa berharganya Anda sebagai penjemput ustadz pengisi kajian yang rumahnya nun di sana. Pun saat Anda seorang yang agak ‘pelit’ (baca: hati-hati) soal uang, ada jabatan bendahara ROHIS menanti. Pun ketika Anda hanya seorang yang suka jajan, Andalah referensi Sie Konsumsi untuk mencari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika Anda seorang yang suka bertualang, Anda tetap referensi dan surveyor tangguh bagi Tim Outbond Islami. Pun ketika Anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu Sie Tiansportasi? Pun kalau Anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses, mengapa tak sejak sekarang belajar dalam Sie Dana Usaha? Kalau Anda ingin jadi aktivis LSM Muslim, kok tidak sejak sekarang mencoba mengumpulkan dan mengelola infaq untuk pengungsi Ambon, Poso, korban perang di Afghan, ‘Iraq, dan Palestina? Begitu banyak yang bisa dilakukan dalam da’wah ini.

“Hai orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan. Dan Robbmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah! Dan perbuatan dosa, tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah Robbmu, bersabarlah!” (Qs. al-Mudatstsir [74]: 1-7)

Ya, lalu kelak? Tahukah kau, dari 1000 anggota dewan partai da’wah, 400 orang di antaranya bergelar Lc? Tegakah kau saksikan mereka terbengong sejenak, dan harus belajar cepat, sangat cepat, untuk mengejar ketertinggalan mereka memahami masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya pada amanah yang diembannya? Lalu siapa yang sempat memberi taujih bagi ummat, kalau begitu? Tidak. Teruslah menatap ke depan, maka kau akan saksikan betapa da’wah semakin membutuhkan sosok-sosok yang profesional di berbagai bidang untuk menjawab pertanyaan ummat, “Mana kontribusi da’wah bagi kemajuan peradaban?”

Tengoklah ke belakang. Investasi ‘Utsman telah memakmurkan seluruh Madinah. Entrepreneurship ‘Abdurrohman ibn ‘Auf telah membangun keseimbangan pasar yang sebelumnya dikungkung hegemoni Yahudi. Keuletan petani seperti Abu Tholhah telah menjamin ketahanan pangan Madinah. Kemahiran asy-Syifa’ binti ‘Abdillah telah menjaga kesehatan penduduk Madinah. Administrasi ala ‘Umar ibn al-Khoththob membuat negerinya sentausa. Kejelian akunting Abu ‘Ubaidah telah menjaminkan keadilan dan pemerataan ekonomi masyarakat. Kelihaian perang Kholid telah membuka wilayah-wilayah baru. Kecerdikan diplomasi ‘Amr ibn al-‘Ash telah menaklukkan banyak tanah tanpa pertumpahan darah.

Begitulah.

Maka kini, mungkin dalam keterbatasan kita, bercita-cita tinggilah. Kerjakan semuanya yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam ini, saat kau rasakan pegal di punggung, ngilu di kaki, dan nyeri di sendi, berbaringlah bertafakur di tempat tidur. Bermuhasabahlah sambil merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Lalu, bolehlah engkau bersenandung seperti yang dilantunkan Hijjaz:

Selimuti diriku
Dengan sutra kasih saying-Mu
Agar lena nanti, kumimpikan surga yang indah
Abadi
Pabila ku terjaga
Dapat lagi kurasai
Betapa harumnya, wangian surga firdausi
Oh Ilahi
(Hijjaz: Sebelum Mata Terlena)

Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari.[]

Sumber: Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim; Salim A. Fillah; Pro-U Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar