Senin, 12 Mei 2014

1. Psikologi Kepribadian


Institusi           : STKIP Suluh Bangsa
Jurusan            : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah    : Psikologi Kepribadian
Dosen              : Drs. Endang Sutisna, M.Pd
Semester/TM   : 3/1

Dinamika Kepribadian menurut Sigmund Freud [PDF] [PPT]

Persepsi tentang Sifat Manusia
a. Perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam tahun pertama dalam kehidupan. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud adalah deterministik.
b.  Konsep Freud yang terkenal adalah pikiran bawah sadar sebagai pengendali perilaku.

3 Struktur Kepribadian
a.  Id (das es): aspek biologis dan original dalam kepribadian (pleasure principle).
b.  Ego (das ich): aspek psikologis dan timbul karena kebutuhan untuk berhubungan dengan dunia nyata (reality principle).
c.  Super Ego (das euber ich): aspek sosiologi kepribadian dan berhubungan dengan nilai dan norma (ideal principle).

Kesadaran dan Ketidaksadaran
a.  Pemahaman tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan terbesar pemikiran Freud.
b.  Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan problematika kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidaksadaran itu tidak dapat dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi logisnya.
c.  Sedangkan kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah permukaan laut, di mana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan.
d.  Demikian juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.

Dinamika Kepribadian
1.  Instink
Adalah sumber perangsang yang dibawa sejak lahir yang mengandung keinginan berupa rangsangan psikologis dan merupakan kebutuhan sebagai perangsang jasmani.
     Sifat:
-    Sumber instink: kondisi jasmaniah.
-    Tujuan instink: memenuhi kebutuhan jasmaniah.
-    Objek instink: segala sesuatu yang mengantarai keinginan dan terpenuhinya keinginan itu.
-    Pendorong instink: tergantung intensitas kebutuhan.
     Macam:
-    Instink hidup: melayani keinginan untuk tetap hidup. Contoh: makan, minum, seksual. Bentuk energi yang dipakai disebut libido.
-    Instink mati: instink yang tidak disadari bahwa setiap orang berkeinginan untuk mati

2.  Distribusi dan Penggunaan Energi Psikis
a.  Energi psikis yang dimaksud oleh Freud adalah merupakan suatu aktifitas atau kegiatan yang bersifat psikologis seperti berpikir, persepsi, dan sebagainya.
b.  Pada muanya, id memiliki semua energi dan menggunakannya untuk gerakan reflek dan pemenuhan hasrat.
c.  Kemudian pindah ke ego dan terjadilah proses identifikasi, yaitu mencocokkan gambaran mental dengan kenyataan fisik.
d.  Sekali energi yang disediakan oleh instink-instink disalurkan ke ego dan super ego lewat mekanisme identifikasi maka interaksi daya-daya menahan dan mendorong bisa berlangsung. Di mana id hanya memiliki daya-daya pendorong atau kateksis, sedangkan energi ego dan super ego digunakan untuk menunjang maupun menggagalkan tujuan-tujuan instink (Freud dalam Hall and Lindzey, 1993).
e.  Terbentuk dari cara-cara id, ego, dan super ego menguasai dan memperlakukan nafsu-nafsu.
f.  Dalam hal ini, ada tiga kemungkinan: ditekan, diberi kepuasan wajar, atau diberi kepuasan dengan cara dilakukan ke arah lain (sublimasi).
g.  Di sini, peran ego sangat penting. Ego dalam proses menimbang-nimbang dibantu oleh super ego.

Perbuatan Keliru dan Mimpi
a.  Adanya fakta bahwa nafsu-nafsu ada yang ditekan ke pikiran bawah sadar, ternyata di pikiran bawah sadar nafsu-nafsu itu tidak tinggal diam, selalu bergolak untuk mendapat kepuasan.
b.  Bila sewaktu-waktu ego lemah, atau sensor terhadap id kurang, maka kemungkinan nafsu-nafsu itu muncul ke kesadaran.
c.  Munculnya nafsu-nafsu itu bisa dalam bentuk perbuatan keliru atau dalam bentuk mimpi.
d.  Contoh perbuatan keliru: seorang pemuda yang ingin memanggil nama adik perempuannya, tetapi yang disebut nama gadis lain.
e.  Mimpi terjadi apabila nafsu yang tertekan di bawah sadar muncul dalam kesadaran pada waktu orang tidur.
f.  Mimpi merupakan gejala psikis yang disebabkan karena nafsu-nafsu yang tidak dipenuhi dalam alam kenyataan dan tertekan di bawah kesadaran pada waktu orang sedang tidur.
g.  Menganalisis impian merupakan landasan yang sangat penting untuk memahami kehidupan psikis manusia.

Antara Frustasi, Konflik, dan Cemas
a.  Frustasi: ketegangan psikis yang disebabkan oleh adanya dorongan-dorongan yang tidak mendapat kepuasan.
b.  Frustasi terbagi menjadi: privasi dan deprivasi.
-    Frustasi Privasi: terjadi apabila objek kepuasan tidak tersedia.
-    Frustasi Deprivasi: terjadi apabila objek kepuasan tersedia, tetapi karena sesuatu hal orang tidak dapat mencapai objek tersebut.
c.  Frustasi yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada diri sendiri dinamakan konflik.
d.  Konflik timbul apabila dorongan yang satu bertentangan dengan dorongan yang lain, atau dapat juga terjadi bila id bertentangan dengan ego.
e.  Frustasi yang disertai takut dapat menimbulkan kecemasan.
f.  Perbedaan takut dan cemas: cemas; faktor penyebab tidak jelas, takut; objek dan faktornya telah disadari.
g.  Kecemasan punya peran utama dalam dinamika kepribadian dan perkembangan kepribadian.
h.  Kecemasan timbul dari kegagalan, sehingga kecemasan menimbulkan ketegangan dan daya dorong bagi manusia untuk berbuat menghindari objek, mengekang dorongan-dorongan, atau mengikuti suara hati.
i.   Perbuatan itu akan menentukan perkembangan kepribadian pada masa berikutnya.
j.   Kecemasan merupakan faktor utama timbulnya psikoneurosa.
k.  Kecemasan terbagi tiga: objektif, neurotis, dan moral.
1)  Kecemasan Realita
Rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada ancaman nyata.
2)  Kecemasan Neurotis
Rasa takut kalau-kalau instink akan keluar jalur dan menyebabkan seorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya terhukum.
3)  Kecemasan Moral
Rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
l.   Bila kecemasan yang terjadi berlebihan, dapat menyebabkan phobia.
m. Umumnya phobia bersumber dari kecemasan-kecemasan neurotis.
n.  Kecemasan yang paling penting bagi perkembangan kepribadian manusia adalah birth trauma yang akan mempengaruhi ketakutan-ketakutan pada tahap perkembangan berikutnya.

Perkembangan Kepribadian
a.  Kematangan
Pengaruh asli dari dalam diri manusia.
Contoh: perbuatan yang dinamakan berjalan
b.  Usaha belajar
Usaha manusia untuk mengatasi ketegangan-ketegangan jiwa yang dapat menimbulkan konflik, frustasi, dan kecemasan.
c.  Cara-cara manusia mengatasi frustasi, konflik, dan kecemasan.
1)  Identifikasi
a)  Perbuatan untuk menyamakan diri dengan orang lain.
b)  Identifikasi terbagi menjadi tiga:
-    Narcistik: seperti golongan/jenisnya.
-    Berorientasi pada tujuan: memiliki kelebihan-kelebihan seperti yang dimiliki orang lain terhadap objek yang hilang.
-    Identifikasi terhadap musuh.
2)  Pemindahan (displacement)
3)  Sublimasi
a)  Displacement: pemindahan atau penyaluran pemuasan nafsu dari suatu objek ke objek yang lain.
Contoh: seorang anak dimarahi orangtuanya mungkin ia akan menyalurkan kekesalannya dengan menempeleng adiknya.
b)  Bila displacement ditujukan ke arah perkembangan kebudayaan atau ke arah positif, dinamakan sublimasi.
4)  Mekanisme pertahanan ego
Adalah campur tangan ego yang terpaksa mengambil cara ekstrem untuk menghilangkan atau mereduksi tegangan.
Kesamaan sifat Defence Mechanism:
a)  Semua menolak dan memalsukan kenyataan.
b)  Bekerja dengan tidak sadar, sehingga yang bersangkutan tidak tahu bahwa ia melakukan Defence Mechanism.

Hal-hal yang mempengaruhi Pertahanan Ego:
a)  Represi
Represi atau penekanan adalah pengertian yang mula-mula sekali dalam psikoanalisis. Freud menganggap kepribadian itu terdiri dari 3 bagian:
1.    Pikiran sadar (kesadaran)
2.    Pikiran prasadar (keprasadaran)
3.    Pikiran bawah sadar (ketaksadaran)
Represi merupakan sarana pertahanan diri yang dapat mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran.
Dapat pula terjadi dengan cara melawan antikateksis (ego) atau menjelma dalam bentuk pemindahan objek.

b)  Proyeksi
Mekanisme mengubah kecemasan neurotic/moral menjadi kecemasan realistic dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang mengancam, dipindahkan ke objek di luar, sehingga seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari objek eksternal kepada diri orang itu sendiri.
Inilah yang disebut dengan mekanisme pertahanan proyeksi yang didefinisikan sebagai melihat dorongan atau perasaan orang lain yang tidak dapat diterima, padahal sebenarnya perasaan atau dorongan tersebut ada di pikiran bawah sadar diri sendiri.
Jenis proyeksi yang ekstrem adalah paranoid, yaitu kelainan mental yang ditandai dengan pikiran-pikiran keliru (delusi) yang begitu kuat berupa rasa cemburu terhadap orang lain dan merasa dikejar-kejar oleh orang lain. Paranoid tidak selalu muncul akibat proyeksi, tetapi merupakan jenis ekstrem dari proyeksi.

c)  Pembentukan reaksi
Alat yang digunakan untuk menyembunyikan naluri dari kesadaran dengan mempergunakan lawannya.
Penggantian impuls atau perasaan yang menimbulkan ketakutan atau kecemasan dengan lawannya di dalam kesadaran.

d) Fiksasi
Mekanisme yang memungkinkan orang mengalami kemandegan dalam perkembangannya karena merasa cemas untuk melangkah ke perkembangan berikutnya.
Keterikatan permanen dari libido pada tahap perkembangan sebelumnya yang lebih primitif.
Fiksasi ini bertujuan untuk menghindari dari situasi-situasi baru yang dipandang berbahaya atau mengakibatkan frustasi.

e)  Regresi
Regresi sangat erat hubungannya dengan fiksasi. Pada saat libido melewati tahap perkembangan tertentu, di masa-masa penuh stress dan kecemasan, libido dapat kembali ke tahap yang sebelumnya. Langkah mundur ini dikenal dengan regresi.
Contoh: anak-anak sering menangis untuk mendapatkan sesuatu. Ketika sudah besar, dicoba dengan cara yang sama ketika ingin mendapat sesuatu, hal itu disebut langkah mundur (regresi).

f)  Displacement
Freud (1926/1959) meyakini bahwa hanya pada satu objek tunggal.
Contoh: orang yang memiliki rasa cinta yang reaktif akan membanjiri orang yang diam-diam mereka benci dengan perhatian yang berlebih. Akan tetapi pada pengalihan, orang bisa mengarahkan dorongan-dorongan yang tak sesuai ini pada sejumlah orang atau objek sehingga dorongan aslinya terselubung atau tersembunyi.

g)  Introyeksi
Introyeksi adalah mekanisme pertahanan di mana seseorang meleburkan sifat-sifat positif orang lain ke dalam egonya sendiri.

h)  Fantasi
Memuaskan keinginan yang terhalang melalui khayalan/

i)   Rejeksi
Melindungi diri terhadap kenyataan yang tidak menyenangkan dengan menolak menghadapi hal tersebut dengan cara melarikan diri.

j)   Rasionalisasi
Berusaha membuktikan bahwa perilakunya masuk akal dan dapat dibenarkan sehingga disetujui oleh diri sendiri dan masyarakat.

k)  Kompensasi
Menutupi keinginan/menghilangkan sifat yang diinginkan atau pemuasan secara berlebihan dalam satu bidang karena mengalami frustasi dalam bidang lain.

l)   Sublimasi
Mencari pemuasan/menghilangkan keinginan seksual dengan kegiatan non-seksual.

m) Undoing
Meniadakan/membatalkan suatu pikiran/keinginan yang tidak disetujui/tidak bermoral.

n)  Emotional Insulation
Mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri menjadi pasif untuk melindungi dirinya dari kekecewaan.

o)  Isolasi (Intelektualisasi)
Memutuskan pelepasan afektif karena keadaan yang menyakitkan dengan mengubahnya menjadi hal yang berhubungan dengan logika.

p)  Simpatisme
Berusaha memperoleh simpati dari orang lain sehingga harga dirinya meningkat walaupun mengalami kegagalan.

q)  Acting-Out
Mengurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh keinginan yang terlarang dengan membiarkan ekspresinya.


Berkaitan:

1. Psikologi Anak Berbakat


Institusi           : STKIP Suluh Bangsa
Jurusan            : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah    : Psikologi Anak Berbakat
Dosen              : Dra. Iis Islahiyyah Kamilah, M.Pd
Semester/TM   : 3/1

Psikologi Anak Berbakat [PDF] [PPT]

Pengertian
a. Joseph Renzulli (1978)
“Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas, dan kreativitas yang tinggi.”
b.  Soemantri (2006) merujuk kepada adanya keunggulan kemampuan yang dimiliki seseorang. Satu ciri yang paling umum diterima sebagai ciri anak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari anak normal, sebagaimana di ukur oleh alat ukur kecerdasan (IQ) yang sudah baku. Pada mulanya memang tingkat kecerdasan (IQ) dipandang sebagai satu-satunya ukuran anak berbakat. Pandangan ini disebut pandangan berdimensi tunggal tentang anak berbakat.
c.  Ahli lain Binet dan Simon mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri atau melakukan autocriticsm. Menurut Binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. Inteligensi dipandang sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasar suatu kriteria tertentu.
d.  Thorndike (Azwar, 2004) mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta. Inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku inteligen. Thorndike mengklasifikasikan inteligensi dalam bentuk kemampuan abstraksi yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan gagasan dan simbol-simbol, kemampuan mekanik yaitu suatu kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan alat-alat mekanis dan pekerjaan dengan aktivitas indera gerak (sensory-motor), dan kemampuan sosial yaitu kemampuan untuk menghadapi orang lain di sekitar diri dengan cara-cara yang efektif.
e.  Menurut Munandar (1999) anak yang mendapat predikat gifted dan talented adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang yang benar-benar professional atas dasar kemampuan mereka yang luar biasa dan kecakapan mereka dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas tinggi. Dengan demikian mereka akan dapat mewujudkan atau memberi sumbangan baik terhadap dirinya maupun masyarakat.
f.  Menurut penelitan Terman (1925) pada saat anak berbakat dilahirkan memiliki berat badan di atas berat badan normal. Dari segi fisik pada umumnya mereka juga memiliki keunggulan seperti terlihat dari berat dan tinggi badan, koordinasi, daya tahan tubuh, dan kondisi kesehatan pada umumnya (French, 1959). Mereka juga sangat energik (Meyen, 1978) sehingga orang salah mendiagnosa sebagai anak yang hyperaktif (Swassing, 1985). Anak-anak berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat bila dibandingkan dengan ukuran perkembangan yang normal. Hal ini disebabkan anak berbakat memiliki superioritas intelektual (Gearheart intelektual 1980) mampu dengan cepat melakukan analisis (Sunan, 1983), dan dalam irama perkembangan kemajuan yang mantap (Swassing,1985) bahkan dalam berfikir mereka sering meloncat dari urutan berfikir yang normal (Gearheart,1980).
g.  Heller (2004) mengembangkan model multifaktor yang merupakan pengembangan dari Triadic Interdependence Model Monks serta Multiple Intelligences dari Howard Gardner. Menurut Heller konsep keberbakatan dapat ditinjau berdasarkan empat dimensi multifaktor yang saling terkait satu sama lain:
-    Faktor talenta (talent) yang relatif mandiri,
-    Faktor kinerja (performance),
-    Faktor kepribadian, dan
-    Faktor lingkungan.

Berkaitan:

1. Pengantar Ilmu Statistika


Institusi           : STKIP Suluh Bangsa
Jurusan            : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah    : Pengantar Ilmu Statistik
Dosen              : Dra. Iis Islahiyyah Kamilah, M.Pd
Semester/TM   : 3/1

Pengantar Statistika [PDF] [PPT]

Pengertian
a. Statistika
Statistik bisa digunakan untuk menyatakan kumpulan fakta, umumnya berbentuk angka yang disusun dalam tabel atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan (Statistik bersifat sebagai data).
b. Statistika
Statistika adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan data statistik dan fakta yang benar atau kajian ilmu pengetahuan dengan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, penarikan kesimpulan, dan pembuatan kebijakan atau keputusan yang cukup kuat alasannya berdasarkan data atau fakta yang akurat. Statistika sebagai alat untuk menghitung atau menganalisis data.

Landasar Kerja Statistik
a. Variasi: didasarkan pada kenyataan bahwa peneliti atau penyidik menghadapi persoalan dan gejala yang bermacam-macam (variasi) baik dalam bentuk tingkatan dan jenisnya.
b.  Reduksi: Hanya sebagain dari seluruh kejadian yang hendak diteliti (sampling).
c.  Generalisasi: meskipun yang diteliti hanya sebagian dari keseluruhan tetapi kesimpulan diperuntukkan untuk keseluruhan.

Karakteristik/Ciri Pokok Statistik
a.  Statistik bekerja dengan angka.
b.  Angka statistik sebagai jumlah atau frekuensi dan angka statistik sebagai nilai atau harga. Contoh: jumlah pegawai yang mangkir kerja; jumlah pecandu narkoba yang ditangkap.
c.  Angka statistik sebagai nilai mempunyai arti data kuantitatif yang diwujudkan dengan angka. Contoh: nilai kepribadian, nilai kecerdasan.
d.  Statistik bersifat objektif. Sebagai alat pencari fakta, mengungkap kenyataan untuk dijadikan bahan pengambilan keputusan.
e.  Statistik bersifat universal (umum).
f.  Dapat digunakan pada berbagai disiplin ilmu.

Manfaat dan Kegunaan Statistik
a.  Komunikasi, penghubung antara data statistik atau analisis yang dihasilkan peneliti dijadikan bahan pengambil keputusan.
b.  Deskripsi yaitu penyajian data dan mengilustrasikan data. Misalnya tingkat inflasi.
c.  Regresi yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lainnya dan untuk mengantisipasi gejala-gejala yang akan datang.
d.  Korelasi yaitu mencari kuatnya atau besarnya hubungan data dalam suatu penelitian.
e.  Komparasi yaitu membandingkan dua data atau dua kelompok atau lebih.

Variabel
Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari suatu atau objek yang mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa kategori.
Variabel yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu:
1.  Variabel bebas (dependent)
2.  Variabel terikat (independent)
3.  Variabel Moderator
4.  Variabel Intervening
5.  Variabel kontrol

Skala
Para ahli psikologi menyebut prosedur pendefinisian variabel secara operasional adalah scaling dan hasilnya disebut scale atau skala.
Skala yang umum digunakan dalam penelitian adalah:
a.  Likert
b.  Guttman
c.  Diferensial semantik
d.  Rating scale
e.  Thustone

Statistika yang sering dipergunakan dalam ilmu sosial berkisar pada:
a.  Meringkas hasil observasi variabel univariate (tunggal).
b.  Menggambarkan hubungan relasi atau asosiasi.
c.  Membuat keputusan (inference).

Inferensi Statistik
Dalam inferensi statistik ada dua permasalahan, yaitu penafsiran/perkiraan parameter populasi dan tes hipotesis. Inferensi statistik adalah bagaimana menarik kesimpulan tentang sejumlah peristiwa (events) berdasarkan pengamatan terhadap sebagian dari peristiwa tersebut. Statistik menyediakan alat-alat untuk memformalkan dan menstandarkan prosedur-prosedur untuk menarik kesimpulan.

Persyaratan penggunaan statistik parametrik
a.  Observasi harus saling independen.
b.  Observasi harus ditarik dari populasi yang berdistribusi normal.*
c.  Populasi harus memiliki varian yang sama.*
d.  Variabel-variabel harus diukur dalam skala interval (sebagaian kasus).
e.  Rata-rata populasi normal dan bervarian sama itu harus merupakan kombinasi linier.


Berkaitan:

Minggu, 04 Mei 2014

Semester 3 - Bimbingan dan Konseling

Matakuliah Bimbingan dan Konseling semester 3:
Ÿ   Pengantar Ilmu Statistik
Dosen        : Dra. Iis Islahiyyah Kamilah, M.Pd
Bobot SKS  : 2 SKS
                   Silabus
                   Modul

Ÿ   Psikologi dan Aplikasi
Dosen        : Dra. Iis Islahiyyah Kamilah, M.Pd
Bobot SKS  : 2 SKS
                   Silabus

Ÿ   Psikologi Anak Berbakat
Dosen        : Dra. Iis Islahiyyah Kamilah, M.Pd
Bobot SKS  : 2 SKS
                   Silabus

                   Modul

Psikologi Kepribadian
Dosen        : Drs. Endang Sutisna, M.Pd
Bobot SKS  : 2 SKS
                   Silabus
                   Modul 1
                   Modul 2

Psikologi Diagnostik Pendidikan
Dosen        : Drs. Endang Sutisna, M.Pd
Bobot SKS  : 2 SKS
                   Silabus
                   Modul