Halaman

Sabtu, 21 Mei 2016

Salam Untuk Dia

Ada hal menarik yang diungkap dalam acara Legislators Summit PKS 2016. Yakni, preferensi berita aleg PKS menempatkan Detik dan Portal Piyungan sebagai peraih tertinggi. Sengaja kami sebut dua situs sebagai Top of Mind, sekaligus mengikuti kaidah strategi pemasaran Jack Welch dari General Electric. Dia punya filosofi bisnis bahwa produknya harus jadi nomor 1 atau nomor 2 di pasar. Jika lebih dari itu maka akan dilikuidasi.

Fenomena ini sedikit unik, mengingat belakangan ini konten berita Portal Piyungan tidak sejalan dengan garis kebijakan PKS. Khususnya dalam kasus FH, dimana Portal Piyungan memberi ruang yang besar untuk “second opinion”. Toh nyatanya, Portal Piyungan tetap menjadi primadona referensi berita bagi aleg PKS. Ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari fenomena ini.

Pertama, Kejujuran Hasil Survei
Aleg PKS disurvei tentang sumber preferensi berita dan mereka secara sadar menuliskan Portal Piyungan sebagai sumber beritanya. PKS mengolah dan menampilkan data tersebut apa adanya. Baik aleg maupun PKS sama-sama menghadirkan data riil tanpa beban, tanpa tekanan. Ini tradisi yang baik. Mengingat zaman sekarang banyak lembaga survei yang suka mengutak-atik data survei untuk kepentingan tertentu. Bisa dengan menggiring pertanyaan dan jawaban, merekayasa sampel hingga penyajian data secara tidak utuh.

Jika survei ini diperluas ke kader dan simpatisan, sangat mungkin hasilnya tidak jauh berbeda. Portal Piyungan ada dalam gadget dan termasuk yang paling sering diakses. Bagi para penulis sendiri, ada sedikit kebanggaan saat narasinya di copas oleh Portal Piyungan. Meski prosesnya kadang tanpa permisi dan konfirmasi. Beberapa nama juga melejit karena sering di copas oleh Portal Piyungan seperti halnya Jonru. Tulisan kami juga pernah 4 kali dimuat didalamnya, meski kadang tanpa disertakan nama. 

Sulit dipungkiri bahwa Portal Piyungan sudah menjadi rezim berita yang hegemonik dan superior bagi kader, simpatisan, dan massa akar rumput PKS. Seperti halnya kewajiban pengamat dan pemerhati bola untuk mendengarkan celoteh Jose Maurinho di ajang Premier League. Memang begitulah faktanya.

Kedua, Pilihan Interaksi
Pilihan untuk berinteraksi dengan Portal Piyungan berada di tangan kita sendiri. Para pemerhati dan pengamat mengaksesnya untuk melihat dan memonitor isu. Para aktivis medsos mengaksesnya untuk mencari tambahan sudut pandang berita. Facebooker mengaksesnya untuk berbagi isu dan men-share di media. Beda orang beda motif, karena lain ladang biasanya juga lain belalang. Kita tidak bisa menghukumi mereka yang mengakses Portal Piyungan dengan satu tafsiran tunggal.

Dengan posisinya sebagai pemain bebas, maka Portal Piyungan cenderung independen dalam menghidangkan menu bacaan kepada publik. Lain dengan beberapa portal yang berada dijalur struktur resmi. Meski ada pembatasan, pendiskreditan, dan pemutusan akses, namun Portal Piyungan tetap eksis dan menjadi pemimpin dalam pembentukan opini publik. Lagi-lagi pilihannya ada ditangan kita, apakah mau berjalan beriringan, bermitra, berkompetisi atau saling menegasikan. 

Sebelum kita memutuskan pilihan interaksi, harus dipahami bahwa Portal Piyungan itu lekat dengan citra PKS. Secara sederhana, isi pemberitaannya adalah cermin isi kepala orang PKS atau materi topik diskusi dan orientasi politik orang PKS, baik yang pro maupun kontra. Dititik ini, kita memang harus berhitung cermat dalam berinteraksi dengan Portal Piyungan, apakah menjadi aset bersama atau berstatus sebagai anak nakal yang harus dibuang.

Ketiga, Menu Hidangan
Situs berita biasanya memiliki wartawan di lapangan, redaktur dan editor serta standar kerja jurnalistik. Dalam hal ini, Portal Piyungan memang kurang memadai untuk disebut sebagai situs berita. Karena pola kerjanya yang copas dari situs berita pihak lain atau status opini yang beredar luas di media sosial. Artinya, kabar yang disajikan oleh Portal Piyungan berstatus munqoti atau mursal.

Namun meramu menu berita dengan pola ini juga tidak bisa dianggap remeh. Menyeleksi berita dari banyak laman dan situs dan berbagai macam status di media sosial jelas membutuhkan kerja ekstra. Terlebih dalam beberapa kasus, Portal Piyungan sering menjadi media yang terdepan, tercepat, dan terakurat mengabarkan. Meski sering pula akhirnya harus mengklarifikasi berita. Kurang rapi, meski itu masih tetap lebih baik ketimbang situs online yang secara sadar membuat berita yang tidak sesuai dengan fakta dan tidak mau melakukan klarifikasi. Ini menjadi titik lemah Portal Piyungan yang harus dibenahi jika ingin tampil menjadi media yang berkelas.

Banyaknya situs berita juga membuat masyarakat pusing dan pening. Masih ingat konsep The Battle of Your Mind dari Hermawan Kertajaya kan? Jadi, adanya situs yang merangkum dan menyajikan beragam berita dari beberapa situs akhirnya menjadi alternatif utama. Lebih praktis untuk membaca rangkuman, ketimbang harus membuka satu persatu situs berita. Menghabiskan banyak waktu serta membuat kita jadi kurang produktif. Jika ingin berkompetisi dengan Portal Piyungan, sebaiknya bermain pada konsepsi yang serupa juga.

Khotimah
Keberadaan Portal Piyungan tidak bisa diingkari, posisinya sebagai rezim hegemonik di komunitas PKS juga sulit dipungkiri. Tercampur dalam Portal Piyungan berita yang shohih dan yang dhoif. Termuat didalamnya tulisan dari para asatidz maupun pihak eksternal dan bahkan akun anonim. Hal terbaik (menurut hemat kami) adalah dengan meningkatkan kedewasaan kader dalam mencerna berita. Dan ini berlaku umum, baik untuk Portal Piyungan maupun situs berita lainnya. Wallohu a’lam

Eko Junianto, ST

Tidak ada komentar:

Posting Komentar