Halaman

Selasa, 22 Maret 2016

Seabad, Lembaran Al Qur'an Ini Terabaikan

Dari tumpukan manuskrip buku dan dokumen Timur Tengah di perpustakaan Universitas Birmingham ditemukan lembaran berisi teks ayat Al Qur'an yang diduga kuat berasal dari masa awal Islam.

Dilansir BBC hari Rabu (22/7/2015), berdasarkan pemeriksaan radiokarbon manuskrip berisi ayat-ayat Al Qur'an tersebut setidaknya berusia 1.370 tahun. Sehingga menjadikannya sebagai salah satu manuskrip Al Qur'an tertua yang pernah ditemukan.

Manuskrip itu terabaikan, tidak dikenali asal-usulnya, di perpustakaan universitas tersebut hampir seratus tahun (satu abad) lamanya.

Ketika Alba Fadeli, seorang mahasiswa PhD yang sedang melakukan riset, melihat lebih dekat lembaran-lembaran manuskrip itu dia memutuskan untuk melakukan uji radiokarbon, yang hasilnya “sangat mencengangkan”.

Direktur untuk koleksi-koleksi khusus di Universitas Birmingham, Susan Worrall, mengatakan para peneliti tidak menyangka sama sekali bahwa manuskrip itu akan berusia sangat tua.

Uji radiokarbon yang dilakukan oleh Oxford University Radiocarbon Accelerator Unit menunjukkan bahwa potongan manuskrip yang ditulis di atas kulit domba atau kambing itu merupakan salah satu teks Al Qur'an tertua yang pernah ditemukan selama ini.

Hasil tes memberikan kemungkinan lebih dari 95% manuskrip Al Qur'an itu berasal dari antara tahun 568 dan 645 Masehi.

Berdasarkan hitungan penanggalan Masehi, masa Nabi Muhammad menerima wahyu, sejak diangkat sebagai rosul dan mendakwahkan Islam hingga ajalnya, adalah antara tahun 610 dan 632.

David Thomas, profesor bidang kajian Kristen dan Islam di Universitas Birmingham, mengatakan bahwa ada kemungkinan orang yang menuliskan teks Al Qur'an itu hidup di zaman Nabi Muhammad masih ada.

“Orang yang menulisnya bisa jadi mengenal baik Nabi Muhammad. Dia mungkin telah bertemu dengannya, dia mungkin mendengarkannya berdakwah. Dia mungkin mengenalinya secara pribadi –dan ini sungguh sesuatu yang sangat tidak terduga,” kata Thomas.

“Bagian dari Qur'an yang dituliskan dalam lembaran ini bisa jadi, kemungkinan kuat, berasal dari masa kurang dari dua puluh tahun setelah Muhammad wafat,” imbuh Thomas.

Manuskrip Al Qur'an itu, meskipun usianya sudah seribuan tahun lebih, masih dapat dilihat dan dibaca dengan jelas. Teks al Qur'an tersebut ditulis dengan gaya Hijazi.

Pakar manuskrip semacam itu di British Library, Dr. Muhammad Isa Waley, mengatakan temuan itu akan membuat umat Islam “sangat bersuka-cita”.

“Dua lembaran ini, yang ditulis dengan indah dan hasil tulisan tangan gaya Hijazi yang sungguh mencengangkan karena masih terbaca, hampir dipastikan berasal dari masa tiga kholifah pertama,” kata Waley.

Tiga kholifah pertama sepeninggalan Nabi Muhammad memimpin umat Islam sekitar tahun 632 hingga 656 Masehi.

Dr. Waley mengatakan bahwa dimasa kepemimpinan kholifah ketiga, 'Utsman bin Affan, teks Al Qur'an yang dibukukan disebarkan.

“Masyarakat Muslim ketika itu tidak cukup kaya untuk menimbun kulit hewan selama puluhan tahun dan menghasilkan sebuah mushaf Al Qur'an yang lengkap, yang membutuhkan kulit dalam jumlah sangat banyak,” kata Waley.

Manuskrip yang hampir seabad terabaikan di Universitas Birmingham itu merupakan bagian dari Mingana Collection, yang terdiri dari lebih 3.000 dokumen asal Timur Tengah yang dikumpulkan pada tahun 1920-an oleh Alphonse Mingana, seorang pendeta Khaldean yang dilahirkan di dekat Mosul di Iraq sekarang.

Pendeta Mingana melakukan perjalanan ke berbagai wilayah Timur Tengah untuk mengumpulkan manuskrip-manuskrip lawas dengan dukungan dana dari Edward Cadbury, anggota keluarga dinasti pengusaha kaya bidang industri panganan coklat.

Pihak universitas mengatakan bahwa pada bulan Oktober mendatang manuskrip Al Qur'an itu akan dipamerkan di Barber Institute di Birmingham.

Prof. Thomas mengatakan pameran itu akan menunjukkan kepada warga Birmingham bahwa mereka “memiliki sebuah harta kekayaan yang tidak ada duanya.”

“Ketika saya melihat lembaran-lembaran ini hati saya sangat tersentuh. Ada air mata kegembiraan dan emosi di mata saya. Dan saya yakin orang-orang dari seluruh Inggris akan datang ke Birmingham untuk melihat lembaran-lembaran ini,” kata Muhammad Afzal, ketua dari Birmingham Central Mosque.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar