Malam ini banyak digelar agenda syukuran milad PKS ke-18 di beberapa daerah. Selain ekspresi kegembiraan, juga dimaksudkan sebagai refleksi atas perjuangan yang penuh liku. Ada beberapa esensi yang ingin kita bangun dari tasyakuran milad, diantaranya:
Pertama, Jembatan Historis
Jembatan historis ke masa lalu dan ke masa depan. Sebagaimana saat hari kemerdekaan, kita mengenang jasa perjuangan para pahlawan. Demikian pula malam ini, kita mengenang dan mendoakan mereka yang telah berjasa kepada PKS, mulai dari para pendiri hingga para pendekar yang telah berjuang. Baik yang masih bersama maupun yang sudah berpisah.
Mereka akan tercatat sebagai bagian dari mata rantai dakwah di PKS, untuk selamanya. Karena tinta sejarah tidak mungkin bisa terhapus. Kita warisi semangatnya, kita teruskan perjuangannya dan kita sesuaikan konteksnya dengan alam yang kita hadapi saat ini. Dan inilah bentang jembatan kita ke masa depan.
Kedua, Penegasan Peran
Bergabungnya kita dengan PKS adalah agar bisa mewujudkan amal-amal besar, yakni menghadirkan kemaslahatan dalam skala negara bangsa. Sebuah cita-cita yang yang hanya bisa tercapai dengan amal jama’i, bukan amal infirodhi.
Agar sebuah jama’ah mampu berkontribusi optimal, harus ditopang oleh para kader yang berfikiran sama, yakni sama-sama ingin berkontribusi menghadirkan kebaikan di tengah umat. Karena itu, malam ini kita layak merenung kembali tentang kesejatian diri kita dengan beberapa hadits seperti “Khoirun naas, anfa’uhum lin naas” dan “Khoirun naas, man thoola ‘umruhu wa hasuna ‘amaluhu”. Dan hadits-hadits semacamnya.
Ketiga, Memperbaiki Hubungan
Momentum milad sering mempertemukan shobat lama yang tidak bersua, berbagi narasi perjuangan dalam suasana bahagia. Ini adalah salah satu momentum indah untuk memperbaiki hubungan sesama aktivis dakwah. Karena kuatnya ikatan sungguh mampu mendekatkan apa yang jauh, mulai dari mendekatkan hati hingga mendekatkan tercapainya kemenangan.
Tidak lupa kita memohon ampun atas segala salah dan khilaf serta segala hal yang berlebihan dalam urusan ini. Sekaligus memohon agar diberi kemudahan, dukungan, dan pertolongan dari Alloh. Mari kita songsong kabar gembira dari Alloh untuk para pejuang, yakni “Nasrum minalloh wa fat-hun qoriib”.
Barokalloh
Semoga istiqomah di jalan dakwah.
Eko Junianto, SE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar