Jumat, 18 November 2016

Bisikan Hati

Seorang dosen tengah berjalan santai bersama salah seorang diantara mahasiswa-mahasiswanya di sebuah taman.

Sedang asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bekerja disana, yang sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.

Sang mahasiswa melihat dan kepada dosennya dia berkata: "Bagaimana kalau kita usilin tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pepohonan. Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangan dan mencari-cari. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas.

Dosen itu menjawab: "Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang berada, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya.

Sekarang coba kamu memasukkan beberapa  lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu?

Sang mahasiswa sangat takjub dengan usulan dosennya. Dia langsung berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam  sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi dibalik semak-semak bersama dosennya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun tersebut.

Tak berapa lama, datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ibaskan kotoran dari pakaiannya, dia menuju tempat sepatunya yang ia tinggalkan sebelum bekerja.

Ketika ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat karena ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya.

Saat ia keluarkan, ternyata uang! Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang!

Dia memandangi uang itu berulang-ulang seolah ia tidak percaya dengan penglihatannya. Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru, ia tidak melihat seorang pun.

Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil menengadah ke langit dan menangis. Dia berbicara dengan suara tinggi. Ia bicara kepada Alloh: "Aku bersyukur kepada-Mu, ya Alloh, Tuhanku yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai yang Maha Tahu bahwa istriku sedang sakit dan anak-anakku sedang kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku, dan istriku dari penderitaan..."

Dia terus menangis dalam waktu yang cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Alloh yang Maha Pemurah.

Sang mahasiswa sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat dibalik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.

Ketika itu dosen yang bijak tersebut menasehati mahasiswanya, "Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih daripada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?"

Sang mahasiswa menjawab, "Aku telah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku.

Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku, yakni 'Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yang lebih banyak daripada ketika kamu diberi'."

Sang dosen melanjutkan nasehatnya, "Dan ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam:
• Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam adalah suatu Pemberian.

• Mendo'akan temanmu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah suatu Pemberian.

• Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya, juga suatu Pemberian.

•Menahan diri dari membicarakan aib. Ini semua adalah Pemberian.

Marilah kita saling memberi dan berbuat baik, niscaya hidup kita akan menjadi lebih indah.

Palestine Solidarity Day
29 November

Note:
Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 29 November 1947 menjadi awal kelam bagi bangsa Palestina karena pada saat itu PBB mengeluarkan resolusi yang berisikan pembagian wilayah Palestina ke dalam tiga wilayah, yaitu wilayah yang ditempati warga Arab Palestina, Yahudi, dan wilayah yang berada bawah kendali internasional (Al-Quds dan Betlehem/Bayt Lahm). Sejak saat itulah rakyat Palestina menjadi terusir dan banyak mengalami penindasan di tanah sendiri.

Dari Mencuci Tangan Ibu

Seorang anak muda mendaftar untuk posisi manajer di sebuah perusahaan besar. Dia lulus interview awal, dan sekarang akan bertemu dengan direktur untuk interview terakhir.

Direktur mengetahui bahwa dari CV-nya, si pemuda memiliki akademik yang baik. Kemudian dia bertanya, "Apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah?" Kemudian si pemuda menjawab, "Tidak."

"Apakah ayahmu yang membayar uang sekolah?"

"Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya."

"Dimana ibumu bekerja?"
"Ibuku bekerja sebagai tukang cuci."

Si Direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Si pemuda menunjukkan tangannya yang lembut dan halus.

"Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju?"

"Tidak pernah. Ibuku selalu ingin aku untuk belajar dan membaca banyak buku. Selain itu, ibuku dapat mencuci baju lebih cepat dariku."

Si Direktur mengatakan, "Aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok hari."

Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini sangat tinggi. Ketika pulang, dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk, dia menunjukkan tangannya ke anaknya.

Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah. Ini pertama kalinya dia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan banyak luka. Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.

Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yang setiap hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah. Luka di tangan ibunya merupakan harga yang harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa depannya.

Setelah membersihkan tangan ibunya, si pemuda diam-diam mencuci semua pakaian tersisa untuk ibunya.

Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar.

Pagi berikutnya, si pemuda pergi ke kantor Direktur.

Si Direktur menyadari ada air mata di mata sang pemuda. Kemudian dia bertanya, "Dapatkah kamu ceritakan apa yang kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu?"

Si pemuda menjawab, "Saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya. Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dengan membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu dengan sendirinya. Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga."

Si Direktur menjawab, "Inilah yang saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorang yang dapat mengapresiasi bantuan dari orang lain. Seseorang yang mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yang tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya."

"Kamu diterima."

Seorang anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan diberikan apapun yang mereka inginkan akan mengembangkan "mental ke'aku'an" dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas. Dia akan tidak peduli dengan jerih payah orangtuanya. Apabila kita tipe orang tua seperti ini, apakah kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak-anak kita?

Kamu dapat membiarkan anak-anakmu tinggal di rumah besar, makan makanan enak, les piano, menonton dari TV layar besar. Tetapi ketika kamu memotong rumput, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dengan saudara-saudara mereka. Ini bukan masalah apakah kamu dapat mempekerjakan pembantu. Tetapi ini karena kamu ingin mencintai mereka dengan benar. Kamu ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka. Suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda. Yang terpenting, anak-anakmu mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan dan belajar kemampuan untuk bekerja dengan orang lain agar segala sesuatu terselesaikan.

Coba untuk melanjutkan cerita ini ke orang-orang yang Anda kenal. Ini mungkin dapat mengubah kehidupan seseorang.

Kamis, 03 November 2016

Hujan dalam Decak Perang


إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّن السَّمَاء مَاء لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأَقْدَامَ

"(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)." (Qs. Al Anfal: 11)

Ayat di atas turun berkenaan dengan posisi kaum muslimin dalam perang Badar. Pada malam tersebut, malam yang mencekam, dimana besok paginya, mereka harus bertempur habis-habisan, padahal mereka hanya berbekal persenjataan apa adanya untuk menghadapi pasukan kaum musyrikin yang lebih banyak jumlahnya dan jauh lebih lengkap persenjataannya. Besok pagi seakan-akan mereka akan digiring ke tempat liang kuburannya masing-masing. Keadaan semacam ini digambarkan oleh Allah swt dalam firman-Nya:

يُجَادِلُونَكَ فِي الْحَقِّ بَعْدَمَا تَبَيَّنَ كَأَنَّمَا يُسَاقُونَ إِلَى الْمَوْتِ وَهُمْ يَنظُرُونَ

"Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka digiring kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu)." (Qs. Al Anfal: 6 )

Dalam keadaan yang begitu mencekam, menakutkan dan penuh kegelisahan tersebut, Allah swt menurunkan ketenangan kepada mereka berupa rasa ngantuk yang amat sangat, sehingga mereka bisa tidur walaupun sebentar. Selain itu Allah swt menurunkan hujan pada malam hari. Dan hujan tersebut memberikan banyak manfaat bagi pasukan kaum muslimin, diantara manfaatnya adalah apa yang telah disebutkan oleh ayat di atas, sebagai berikut:

Pertama: Pasukan kaum muslimin bisa bersih-bersih diri dengan air tersebut.
Orang yang berada dalam perjalanan, biasanya badannya kurang terawat dan lusuh, serta diselimuti rasa gatal dan lengket. Bau tidak sedap sangat terasa sekali, begitu juga kulit tubuh pun mulai terlihat mengkerut. Hal ini membuat badan terasa lesu dan tidak bergairah, serta membuat hati tidak nyaman, dan pikiran tidak jernih.

Maka, yang paling tepat untuk dilakukan adalah dengan cara istirahat yang cukup, dan Allah telah menganugrahkan kepada kaum muslimin rasa kantuk, sehingga mereka bisa tidur. Pada pagi harinya, setelah istirahat cukup dan tenaga mulai terkumpul kembali, mereka telah mendapatkan tempat-tempat air yang tadinya kosong telah menjadi penuh dengan air, sehingga mereka bisa mandi.

Selain itu, bahwa orang yang beraktivitas seharian penuh, tanpa istirahat biasanya sangat kecapaian pada malam harinya. Pada saat-saat seperti ini, biasanya rentan untuk bermimpi basah, atau sekedar keluar air wadzi atau madzi. Dan ini mengakibatkan kecapaian yang luar biasa, makanya Islam mewajibkannya untuk mandi besar, dengan tujuan agar badan kembali segar, sehingga mempunyai kekuatan baru.

Secara umum mandi setelah tidur, mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah:
1. Menambahkan kekuatan badan, menjadikan pikiran lebih jernih, menyegarkan kulit, meningkatkan sistem kerja otot sehingga lebih fleksibel dan siap bergerak semangat.
2.Menghilangkan Stress. Sebagaimana kita ketahui bahwa pasukan kaum muslimin pada malamnya sangat tegang pikiran mereka, dan sangat gelisah perasaan mereka, karena pagi harinya mereka akan menghadapi pasukan yang begitu lengkap persenjataannya, hal ini membuat mereka tertekan . Maka Allah menurunkan air hujan yang dingin, air hujan ini berfungsi untuk menghilangkan stress dan tekanan dalam jiwa mereka. Menurut para ahli, temperatur yang dianjurkan ketika mandi sekitar 12-18 derajat Celsius, dan ini sudah terpenuhi dalam air hujan. Mandi air dingin sangat baik untuk meredakan ketegangan, karena dapat mempersempit darah dan meningkatkan gula darah.
3. Seseorang yang mandi pada pagi hari dengan air, maka peredaran darahnya akan membaik sehingga tubuh terasa lebih bugar, produksi sel darah putih dalam tubuh akan meningkat, begitu juga produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita ikut meningkat juga, serta memberikan kekebalan terhadap virus.

Kedua: Menghilangkan dari gangguan syetan 
Fungsi kedua dari turunnya hujan, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat adalah menghilangkan gangguan syetan. Gangguan syetan kepada manusia sangat beragam. Dalam perang Badar gangguan syetan berbentuk rasa was-was, rasa cemas, rasa khawatir, munculnya pikiran yang tidak-tidak di dalam benak mereka dan lain-lainnya. Untuk menghilangkan itu semua, Allah swt menurunkan air hujan, agar udara berganti, mereka bisa bersih-bersih, berwudhu dan mandi. Dengan demikian rasa was-was dan cemas tersebut bisa sirna dan hilang. (Sayid Thantawi, al Wasith, 1/ 1785 )

Sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan gangguan syetan adalah mimpi basah. Dikatakan bahwa mimpi basah itu berasal dari syetan, sehingga mereka dalam keadaan junub. Maka dengan turunnya hujan tersebut, kaum muslimin yang terkena janabah ( bermimpi basah ) pada malam harinya, mereka bisa mandi pada pagi harinya. Dan inilah yang dimaksud bahwa air hujan tersebut bisa menghilangkan kotoran janabah yang berasal dari bisikan syetan. ( Ibnu Asyur, Tahrir wa Tanwir, 9/ 37 )
Selain itu, bahwa air juga bisa menghilangkan gangguan syetan lain yang berupa marah dan emosi. Saat kita sedang marah, maka darah akan bergejolak cepat, seakan-akan mendidih seperti api, sehingga harus dipadamkan dengan api. Dalam sebuah hadist disebutkan :
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api, sementara api akan mati dengan air, maka jika salah seorang dari kalian marah hendaklah berwudhu.” ( HR Abu Daud dan AhmadHadits di atas, walaupun derajatnya dhoif, menurut sebagian ulama, tetapi maknanya shohih dan dari sisi medis bisa dibenarkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Qayim di dalam bukunya “ Al Wabil As Shoyid “ . Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dr. Muhammad Najati : “ Hadist di atas menunjukkan tentang fakta-fakta medis yang masyhur, yaitu bahwa air yang dingin bisa menenangkan luapan darah yang disebabkan emosi, begitu juga air dingin ini bisa meringankan tingkat stress. Oleh karena itu mandi sering digunakan orang-orang dulu untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan.“ (al Hadist An Nabawi wa Ilmu an-nafsi, hlm : 122)

Ayat dan hadist di atas, seolah-olah ingin menyatakan bahwa godaan syetan itu bisa dihadapi dengan air, karena syetan diciptakan dari api, sedangkan api akan padam jika disiram dengan air.

Di dalam peperangan memerlukan jiwa dan pikiran yang jernih dan jauh dari emosi dan marah yang tidak terkendali. Dari beberapa literatur yang sempat saya baca dan pengalaman selama ini, bahwa penyebab kekalahan sebuah pasukan perang adalah emosi dan luapan amarah yang tidak terkontrol dari diri pasukan tersebut, terutama para komandannya. Karena peperangan penuh dengan tipu muslihat dan makar, kalau seorang komandan tidak arif dalam melihat situasi perang, maka akan masuk dalam jebakan musuh.

Saya berikan satu contoh saja, bahwa penyebab utama kekalahan pasukan Tatar di bawah pimpinan Holako Khan ketika menghadapi pasukan Mesir yang dipimpin oleh Dhohir Bebers dan Saifudin Qutz adalah emosi mereka yang meluap-luap, ketika Dhohir Bebers yang cerdas itu, hanya dengan pasukan berkuda yang jumlahnya sedikit telah mampu memancing pasukan Tatar dengan serangan mendadak, kemudian melarikan diri, ke lembah yang dikeliling bukit. Dengan emosi yang meluap-luap karena merasa dilecehkan oleh kaum muslimin, salah satu komandan perang mereka, memerintahkan seluruh pasukan Tatar yang jumlahnya banyak tersebut untuk mengejar pasukan kaum muslimin yang “ pura-pura “melarikan diri tersebut. Sehingga ketika mereka sampai lembah tersebut, kaum muslimin yang sudah lama menunggu disitu, menghujani mereka dari atas bukit dengan panah, dan dari belakang, pasukan muslimin membantai mereka dengan pedang. Sejak peperangan yang disebut dengan Ain Jalut tersebut, pasukan Tatar yang terkenal ampuh dan ganas itu menjadi kocar-kacir, dan melarikan diri ke Mongolia, tempat asal mereka, dan tidak balik lagi ke wilayah-wilayah Islam hingga hari ini. Kunci kekalahan mereka yang sangat memalukan itu adalah emosi dan marah yang tidak terkendali. Yang kesemuanya itu berasal dari bisikan dan gangguan syetan.

Ketiga: Fungsi ketiga diturunkannya air hujan adalah untuk menguatkan jiwa kaum muslimin
Keterangannya sebagai berikut, bahwa setelah kaum muslimin tertidur dan pagi harinya mereka telah mandi dan bersih, tentu badan mereka menjadi segar, pikiran menjadi jernih, semuanya itu membuat hati menjadi tenang, kemauan untuk melakukan aktivitas sehari-hari menjadi lebih bulat, sehingga mereka menjadi percaya diri dan siap menghadapi pasukan kaum musyrikin. Syekh Abu Bakar al Jazairi di dalam tafsirnya Aisaru at-Tafasir (2/23) menyebutkan maksud dari dikuatkan hati kaum muslimin adalah dengan diberikan rasa yakin dan sabar. Sedangkan penulis tafsir yang lain mengatakan bahwa mereka pasukan kaummuslimin bertambah yakin dengan pertolongan Allah, sehingga mereka bisa sabar dan tenang. Karena dengan dengan adanya air yang melimpah di tangan mereka, tidak diragukan lagi, hal itu akan menambah kekuatan dan keteguhan mereka. Dan sebaliknya jika air itu tidak ada, hal itu bisa menyebabkan tidak tenang dan hilangnya rasa percaya diri, bahkan akan mengantarkan mereka kepada kekalahan yang telak. (Sayid Thantawi, al Wasith, 1/ 1785)

Keempat: Air hujan tersebut bisa menguatkan kaki
Dalam sejarah disbutkan bahwa medan peperangan yang akan dilalui kaum muslimin pada esok harinya adalah medan yang sulit, karena tanah yang mereka pijak tidak stabil, artinya kalau kaki menginjak maka bisa terpendam di dalamnya, hal ini akan menghambat dan menyulitkan gerak langkah pasukan kaum muslimin. Maka, dengan turunnya hujan tanah menjadi padat, sehingga mudah untuk dilalui oleh pasukan kaum muslimin. Inilah yang dimaksudkan bahwa air hujan bisa menguatkan kaki.

Disebutkan bahwa salah satu cara agar peredaran darah kaki menjadi lancar dan bisa menguatkan dinding pembuluh darah, maka dianjurkan untuk merendam kaki dengan air panas (suhu 41-43 derajat Celcius) dan air dingin (suhu 15 derajat Celcius), masing-masing selama 15-30 detik dan di ulang selama 30 menit. Oleh karena itu air ditengarai bisa menyembuhkan penyakit varises yang menyebabkan sirkulasi darah menjadi tak lancar, karena terhambat di sekitar betis dan tungkai kaki saat menahan berat tubuh. Ini karena pembuluh darah balik (vena) yang berfungsi mengangkut darah sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung menjadi terhambat.

Catatan Tambahan

Pertama: Ayat di atas hanya menyebutkan bahwa air hujan baik untuk pembersih. Tapi apakah baik untuk dikonsumsi? Selama ini banyak kalangan yang masih menganggap air hujan sangat berbahaya untuk dikonsumsi, saya sendiri selama ini tidak pernah minum air hujan. Tapi ada sebuah penelitian sebagaimana di dalam jawaban.com bahwa para peneliti dari Monash University, Melbourne melibatkan 300 rumah tangga dan meminta mereka untuk menggunakan air hujan yang ditampung di dalam tangki sebagai sumber minum utama mereka, sebuah studi yang muncul di tengah meningkatnya kritik terhadap air kemasan.

Setiap rumah tangga diberi sebuah filter dan diberitahu bahwa filter tersebut dapat menghilangkan setiap potensi Gastroenteritis yang disebabkan oleh organisme di dalam air, namun setengah dari perangkat penyaring yang diberikan tidak mengandung filter. Kesehatan dari setiap anggota keluarga dipantau selama setahun lebih dan para peneliti menemukan bahwa tingkat kasus gastro yang ditemukan dari kedua grup ini sangat mirip dan juga cocok dengan masyarakat luas yang minum langsung dari air keran yang telah diolah.

“Orang-orang yang minum air hujan yang tidak diolah tidak menunjukkan peningkatan penyakit bila dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi air hujan yang difilter terlebih dahulu,” ujar Karin Leder, kepala unit penyakit menular dari Monash University, departemen epidemiologi dalam sebuah pernyataan. “Penelitian ini menegaskan adanya resiko yang rendah akan suatu penyakit dengan mengkonsumsi air hujan. Penggunaan air hujan untuk berbagai keperluan rumah tangga dapat dipertimbangkan di masa-masa kekeringan seperti saat ini. Kami ingin mendorong masyarakat untuk menggunakan air hujan sebagai sumber air mereka.”

Namun Leder mengingatkan bahwa keluarga-keluarga yang terlibat dalam penelitian ini dengan meminum air hujan secara rutin mungkin telah membangun sistem pertahanan tubuh terhadap kemungkinan infeksi.

Kedua: Sebenarnya di dalam perang Badar ini, air sangat berperan di dalam menentukan kemenangan kaum muslimin, selain yang sudah diterangkan di atas, kita mengetahui bahwa salah satu sumur di daerah Badar tersebut telah mampu dikuasai kaum muslimin, sedangkan kaum musyrikin Qurays sangat kekurangan air, sehingga mereka mengalamai kekalahan telak.