Sabtu, 31 Oktober 2015

Ibu Sang Penebus

Alkisah di sebuah desa, hiduplah seorang ibu yang sudah tua. Ia berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi, mabuk, dan melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya. Ia selalu berdoa memohon, "Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku meninggal." Akan tetapi si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya.

Suatu hari, anaknya dibawa ke hadapan raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa. Perbuatan jahatvyang telah dilakukan berkali-kali, membawanya dijatuhi hukuman mati. Diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan di depan rakyat desa keesokan harinya, tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu membuat sang ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus dikumandangkannya sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk memohon anaknya jangan dihukum mati. Tapi keputusan raja tidak bisa diubah! Dengan hati hancur, ibu tua itu kembali ke rumah.

Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul di lapangan. Seorang algojo tampak bersiap melakukan hukuman. Si anak pun pasrah menyesali nasib dan menangis saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua. Wajah penuh kerut yang sabar menyertai kenakalannya.

Detik-detik hukuman akhirnya tiba. Namun setelah lewat lima menit dari pukul 06.00, lonceng belum berdentang juga! Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng terlihat kebingungan karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak terdengar.

Saat mereka semua sedang sibuk bertanya-tanya mengenai keadaan ini, tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua. Ia meninggal dengan kepala berlumuran darah (karena terbentur dinding lonceng).

Si ibu mengorbankan diri untuk anaknya. Pada dini hari, ia bersusah payah memanjat dan mengikatkan dirinya di bandul di dalam lonceng agar lonceng tidak pernah berdentang demi menghindari hukuman mati bagi anaknya.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung-raung menyaksikan tubuh ibunya terbujur bersimbah darah. Penyesalan selalu datang terlambat!

Saudaraku,
Kasih ibu kepada anaknya sungguh tiada taranya. Betapa pun jahat si anak, seorang ibu rela berkorban dan akan tetap mengasihi sepenuh hidupnya. Maka selama ibu masih hidup, kita layak melayani, menghormati, mengasihi, dan mencintainya. Perlu kita sadari pula suatu hari nanti, kita pun akan menjadi orangtua dari anak-anak kita. Tentu pada saat itu terjadi, kita pun ingin dihormati, dicintai, dan dilayani sebagaimana layaknya orangtua.

Jika kita bisa hidup saling menghargai, menyayangi, mencintai, dan melayani di dalam keluarga/masyarakat, niscaya hidup ini akan terasa lebih indah dan membahagiakan.


Seluruh amal baikku (sekecil-kecilnya), kupersembahkan seluruhnya, semoga tersampaikan dan menjadi pemberat timbangan almarhumah mama (Endang Sumardinah), menjadi amal jariyahnya. Aamiin.

Selasa, 27 Oktober 2015

Regulation of ALEdotCOM 2015

»   Lomba Olimpiade MIPA-PAI, Tahfizh, Karate, Futsal, Menggambar, Mewarnai.
Hari, tanggal: Sabtu, 14 November 2015
Waktu: 07.30 s.d. 16.00 WIB
Tempat: Komplek SMPIT Al Husna Parungkuda, Sukabumi dan Dojo LBC Inkanas Parungkuda.

»   Technical Meeting:
   Hari, tanggal: Senin, 08 November 2015
   Waktu: 13.00 WIB s.d. selesai
   Tempat: Auditorium Al Husna

»   Biaya Pendaftaran:
1. Tahfizh Rp.30.000,- /peserta
2. Olimpiade MIPA-PAI Rp.50.000,- /team
3. Futsal Rp.100.000,- /team
4. Menggambar Rp.30.000,- /peserta
5. Mewarnai Rp.30.000,- /peserta
6. Karate
Kata putra/putri Rp.100.000,- /peserta
Kumite putra/putri Rp.100.000,- /peserta
Kata beregu Rp.150.000,- /team

Juklak Juknis Musabaqoh Hifzhil Qur'an
»   Peserta adalah siswa/siswi Sekolah Dasar.
»   Teknis lomba:
Setiap peserta mengambil amplop yang berisi 4 soal:
° Melafalkan 1 (satu) surat penuh sesuai dengan perintah dalam soal;Ÿ
° Melafalkan/menyambung ayat yang dibaca oleh Dewan Juri;
° Menyambung akhir ayat ke surat berikutnya;
° Menyebutkan nama surat dari ayat yang dibacakan Dewan Juri.
»   Materi: Al Qur'an juz 30 (surat an-Naas s.d. an-Naba'):
Ÿ  Level 1 (kelas 1-2): an-Naas s.d. al-Qori'ah;
Ÿ  Level 2 (kelas 3-4): an-Naas s.d. al-A'la;
Ÿ  Level 3 (kelas 5-6): an-Naas s.d. an-Naba'.
»   Penilaian:
Ÿ  Bidang tajwid terdiri dari makhorijul huruf dan ahkamut tajwid;
Ÿ  Bidang tahfizh wal adab terdiri dari adabut tilawah dan tartil.
»   Skor:
Ÿ  Bidang tajwid: 50-100
Ÿ  Bidang tahfizh: 50-100

Note:
Ÿ  Dewan Juri terdiri dari 2 (dua) orang yang keduanya menilai semua bidang penilaian.
Ÿ  Peserta dengan jumlah nilai tertinggi (dari jumlah total kedua Juri) ditetapkan sebagai juara melalui surat keputusan Dewan Juri.
Ÿ  Jika ditemukan nilai yang sama, maka juaranya ditetapkan berdasarkan nilai terbesar pada bidang penilaian tahfizh (hafalan).

Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Olimpiade MIPA & PAI
Ÿ  Peserta memasuki ruangan lomba 5 (lima) menit sebelum lomba dimulai.
Ÿ  Perlombaan dibagi menjadi 2 babak, penyisihan dan final.
Ÿ  Peserta tidak diperkenankan membawa buku catatan, Alquran, kalkulator, atau benda lain yang dapat dijadikan bahan contekan.
Ÿ  Peserta dilarang bertanya atau memberi jawaban pada peserta lain.
Ÿ  Guru pendamping dilarang memberikan jawaban kepada peserta.
Ÿ  Peserta diwajibkan mengikuti peraturan yang berlaku.
Ÿ  Apabila ada peserta yang melanggar peraturan maka akan dianggap gugur.
Ÿ  Peserta memasuki ruangan babak penyisihan yang telah ditentukan.
Ÿ  Soal: 25% materi kelas 4, 25% maleri kelas 5, 25% materi kelas 6, dan 25% soal olimpiade SD.
Ÿ  Peserta hanya membawa pensil, penghapus, dan meja perut.
Ÿ  Peserta bersama kelompoknya mengerjakan 100 soal tertulis (Pilihan Ganda) yang telah disediakan (35 soal lPA, 35 soal MTK, dan 30 soal PAI).
Ÿ  Waktu pengerjaan soal selama 100 menit.
Ÿ  Peserta 3 besar teratas masuk ke babak final.

Tahap I
Ÿ  Masing-masing kelompok memilih soal di dalam amplop yang terdiri dari 6 soal.
Ÿ  Kelompok di beri waktu 15 detik untuk berpikir.
Ÿ  Jawaban yang diambil oleh juri adalah jawaban yang pertama.
Ÿ  Jika jawaban benar, kelompok mendapat nilai 100.
Ÿ  Jika kelompok menjawab salah maka soal dilempar ke kelompok lain.
Ÿ  Jika jawaban kelompok lain benar, maka mendapat nilai 75 dan jika salah tidak mendapat nilai.

Tahap II
Ÿ  Tahap ini panitia memberikan 10 soal rebutan.
Ÿ  Kelompok diberi waktu 20 detik untuk berpikir.
Ÿ  Kelompok yang berhak menjawab adalah kelompok yang pertama menekan bel dan telah dipersilakan oleh Juri.
Ÿ  Jika jawaban benar maka kelompok mendapat nilai 100.
Ÿ  Jika jawaban salah maka nilai kelompok dikurangi 50.
Ÿ  Jika soal belum selesai dibacakan terdapat kelompok yang menekan bel maka pertanyaan harus dijawab. Jika jawaban benar kelompok mendapat nilai 100 dan jika salah nilai dikurangi 50, dan soal dapat dilanjutkan untuk kelompok lain.
Ÿ  Pertanyaan tidak dapat dilempar.

Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Futsal
A.         Persyaratan Peserta
Peserta adalah tim SD yang ikut berpartisipasi yang di undang dalam pertandingan Futsal Ale.Com
Ÿ  Satu tim berjumlah 7 (tujuh) orang pemain dan 1 (satu) orang official (pelatih).
Ÿ  Menggunakan kaos tim bernomor punggung.

B. Sistem Kompetisi/Peraturan Pertandingan
Babak Penyisihan, Babak Semifinal dan Final menggunakan sistem gugur, dan tidak ada perpanjangan waktu apabila terjadi seri langsung tendangan penalti.
Ÿ  Jumlah pemain (5 vs 5) yang terdiri dari 5 pemain inti dan 2 pemain cadangan (pergantian pemain rolling play).
Ÿ  Lama permainan 2 x 10 menit dengan istirahat 5 menit kecuali babak Semifinal dan Final 2 x 15 menit.
Ÿ  Time out tiap babak 1 x masing-masing tim.
Ÿ  Tendangan kick off/mulai pertandingan apabila terjadi gol harus menyentuh pemain (tidak boleh langsung ke gawang).
Ÿ  Tendangan kick in/tendangan ke dalam harus di atas garis dan kedua kaki tidak berada didalam lapangan (5 detik).
Ÿ  Jarak penjagaan pemain apabila terjadi tendangan ke dalam atau terjadi pelanggaran minimal 3 meter.
Ÿ  Untuk menghindari benturan pemain penjaga gawang tidak boleh melempar bola melewati lingkaran 5 meter daerah penjaga gawang lawan.
Ÿ  Adu Pinalti terjadi apabila skor antar tim seri/skornya sama. Dengan mengajukan tiga penendang sampai terjadi selisih satu skor.
Ÿ  Keputusan wasit mutlak tidak bisa diganggu gugat dan protes ditiadakan.
Ÿ  Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini dapat ditentukan kemudian sesuai dengan kesepakatan yang berlaku.
·      Peserta yang terlambat lebih dari lima menit di diskualifikasi/dianggap gugur.

Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Menggambar
1. Regulasi:
Ÿ  Peserta merupakan siswa terdaftar dari sekolah yang bersangkutan kelas 4, 5, dan 6.
Ÿ  Mengilustrasikan gambar sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
Ÿ  Perlombaan dimulai jam 09.00 WIB.
Ÿ  Peserta memasuki ruangan lomba 5 menit sebelum lomba dimulai.
Ÿ  Peserta mendapatkan kartu peserta.
Ÿ  Bagi peserta yang tidak mendapatkan kartu peserta, tidak diperkenankan untuk mengikuti perlombaan.
Ÿ  Perlombaan diberi waktu 2 jam 30 menit/150 menit.
Ÿ  Peralatan yang digunakan boleh krayon/pensil warna, pensil, penggaris, penghapus, dan meja lipat.
Ÿ  Pada saat kegiatan, dilarang makan atau minum di dalam ruangan perlombaan.

2. Tema Cerita Bergambar:
Hari Pahlawan

3. Kriteria Penilaian:
Ÿ  Orisinalitas.
Ÿ  Keindahan (keselarasan warna yang digunakan pada cerita bergambar).
Ÿ  Kesesuaian cerita bergambar dengan tema yang sudah ditentukan.
Ÿ  Kerapian.
Ÿ  Waktu.

Catatan: Semua karya peserta menjadi hak panitia dan tidak dikembalikan.

Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Karate
A. Kriteria Peserta
Ÿ  Berdomisili di Kota dan Kabupaten Sukabumi, Bogor, dan Cianjur.
Ÿ  Anggota Perguruan Karate di bawah Forki.
Ÿ  Pelajar Sekolah Dasar Kelas I s.d. Kelas Vl.

B.  Persyaratan Administrasi :
Ÿ  Peserta harus mendapatkan rekomendasi atau mandat dari Kepala Sekolah dan
Ÿ  /perguruan karate.
Ÿ  Peserta harus sesuai dengan usia dan kelas Sekolah Dasar.
Ÿ  Setiap sekolah hanya boleh mendaftarkan maksimal 2 (dua) peserta untuk tiap kelas pertandingan yang diikuti KATA dan KUMITE.
Ÿ  Menyerahkan pas photo berwarna ukuran 3x4 sebanyak 2 lembar.
Ÿ  Menyerahkan fotokopi akte kelahiran dan raport terakhir (aslinya juga diperlihatkan).
Ÿ  Menyerahkan surat keterangan kesehatan dari Dokter.
Ÿ  Menyerahkan surat izin dari orang tua.

C. Persyaratan Teknis
Setiap peserta wajib memenuhi peraturan dan tata tertib yang ditetapkan:
Ÿ  Peraturan pertandingan menggunakan ketentuan yang telah ditetapkan PB. FORKI/WKF.
Ÿ  Pertandingan di setiap kelas menggunakan sistem gugur atau refercan sesuai hasil technical meeting.
Ÿ  Manajer team atau yang mewakili wajib mengikuti technical meeting.
Ÿ  Peserta wajb membawa perlengkapan tanding yang diperlukan seperti, baju karate putih bersih tanpa corak, gumshield, hand protector, body protector, sabuk pertandingan, fismaks (pelindung kepala) leg protector.
NB: (panitia akan berusaha menyiapkan tetapi terbatas).

D. Diskualifikasi
Panitia akan mendiskualifikasi peserta apabila:
Ÿ  Tidak terdapat dalam formulir pendaftaran/tidak terdaftar.
Ÿ  Melanggar peraturan yang telah ditetapkan, baik sengaja ataupun tidak.
Ÿ  Merubah susunan regu (dalam kata beregu) setelah menyerahkan daftar secara tertulis kepada panitia.
Ÿ  Menciptakan keributan selama pertandingan berlangsung baik yang dilakukan oleh peserta, pelatih, manajer, atau supporter team.
Ÿ  Tidak hadir didalam arena setelah 3 (tiga) kali pemanggilan.
Ÿ  Team manajer yang tidak hadir saat technical meeting atau yang mewakili team dianggap telah menyetujui seluruh keputusan yang dihasilkan.

Catatan: hal-hal yang belum tercantum pada ketentuan diatas akan dibahas saat technical meeting.

E.  Kategori Usia dan Nomor Pertandingan
Ÿ  Kelompok Usia/Kelas l-ll Sekolah Dasar.
Ÿ  Kelompok Usia/Kelas lll-lV Sekolah Dasar.
Ÿ  Kelompok Usia/Kelas V-Vl Sekolah Dasar.

F.  Kategori yang Dipertandingkan
Ÿ  Putra: KATA Perorangan dan KUMITE Perorangan.
Ÿ  Putri: KATA Perorangan dan KUMITE Perorangan.
Ÿ  Beregu: Putra, Putri.

Validasi peserta akan disesuaikan dengan usia yang tercantum dalam akte kelahiran, raport terakhir untuk kelas serta rekomendasi dari sekolah peserta.

Bagan Pertandingan akan diinformasikan setelah upacara pembukaan.

Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan Mewarnai
1. Regulasi:
Ÿ  Peserta merupakan siswa terdaftar dari sekolah yang bersangkutan kelas 1, 2, dan 3.
Ÿ  Mewarnai lembar gambar yang sudah disediakan oleh panitia.
Ÿ  Perlombaan dimulai jam 09.00 WIB.
Ÿ  Peserta memasuki ruangan lomba 5 menit sebelum lomba dimulai.
Ÿ  Peserta mendapatkan kartu peserta.
Ÿ  Bagi peserta yang tidak mendapatkan kartu peserta, tidak diperkenankan untuk mengikuti perlombaan.
Ÿ  Perlombaan diberi waktu 2 jam/120 menit.
Ÿ  Media gambar yang digunakan boleh berupa media kering atau media basah peralatan mewarnai seperti pensil warna, spidol, krayon, cat air, dan meja lipat disiapkan oleh masing-masing peserta lomba.
Ÿ  Pada saat kegiatan, dilarang makan atau minum di dalam ruang perlombaan.
Ÿ  Pendamping peserta lomba tidak diperkenankan memasuki ruang lomba.

2. Kriteria Penilaian:
Ÿ  Keindahan (Keselarasan warna yang digunakan pada gambar).
Ÿ  Kerapian.
Ÿ  Durasi waktu.

Senin, 26 Oktober 2015

Istisqo

Ada saat ketika pakaian yang indah sepatutnya tidak kita kenakan dan wewangian kita jauhi. Di saat itu, yang lebih utama adalah mengenakan pakaian sehari-hari yang sederhana dan bahkan cenderung lusuh. Ini bukan karena kita tidak syukur nikmat, bukan pula karena tidak mengagungkan ibadah sholat, tetapi untuk lebih menundukkan hati merendahkan diri sehingga semakin terasa betapa kita menghajatkan pertolongan Alloh Ta'ala.

Adakah engkau datang mengiba kepada Alloh Ta'ala sedangkan masih bertabur kemegahan dan kebanggaan dengan apa yang ada pada diri kita? Kita ini amat fakir, tak berdaya jika bukan karena izin Alloh 'Azza wa Jalla. Maka di saat kekeringan hampir-hampir membuat kita tak mampu bernafas, anak-anak semakin berat karena panas yang menyengat, dan udara semakin sulit kita hirup, inilah saatnya kita datang dengan wajah merunduk dan mulut mengucap istighfar; memohon ampun kepada Alloh Ta'ala.

Di hari itu, sepatutnya kita tidak saling membanggakan diri, tidak pula berpanjang-panjang kalam mengenalkan imam dan khotib dengan penuh kebanggaan untuk menunjukkan kehebatannya karena diundang dari jauh. Ini adalah saat yang seharusnya kita penuhi dengan kesadaran untuk menundukkan hati merendahkan diri di hadapan Alloh yang Maha Mulia. Tak ada yang hebat selain Alloh 'Azza wa Jalla.

Syaikh Muhammad bin Qosim Al-Ghozi menerangkan di dalam Fathul Qorib bahwa saat melakukan sholat istisqo untuk meminta hujan kepada Alloh Ta'ala, khotib berjalan bersama masyarakat yang akan bersama-sama menunaikan sholat dalam keadaan tidak memakai wewangian, tidak berhias dan memakai pakaian sehari-hari (ثِيَابِ بِذْلَةِ). Berjalan tenang, merunduk, merendahkan diri, mengingati salahnya diri... Kita tidak pernah tahu do'a siapa yang paling mendatangkan kasih-sayang Alloh 'Azza wa Jalla.

Inilah saat yang sangat khusus. Di hari itu, kita sepatutnya berdo'a dengan menadahkan tangan tinggi-tinggi, lebih tinggi dibandingkan saat biasanya kita berdo'a. Kita angkat tangan kita hingga melebihi kepala kita. Sementara kerasnya hati ini kita lunakkan dengan istighfar. Khotib dan imam ketika itu sepatutnya yang paling banyak gemetar dan ia sedang menghadap yang Maha Besar. Kita tunduk sembari menelisik diri.

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

يا معشر المهاجرين: خمس إذا ابتليتم بهن وأعوذ بالله أن تدركوهن: لم تظهر الفاحشة في قوم قطُّ حتى يعلنوا بها إلاَّ فشا فيهم الطاعونُ والأوجاعُ التي لم تكن مضت في أسلافهم الذين مَضَوا.ولم ينقصوا المكيال والميزان إلا أُخذوا بالسنين وشدة المؤونة وجَوْر السلطان عليهم. ولم يَمْنعوا زكاة أموالهم إلا مُنعوا القطرَ من السماء، ولولا البهائمُ لم يُمطروا. ولم ينقضوا عهد الله وعهد رسوله إلا سلّط الله عليهم عدوًّا من غيرهم فأخذوا بعض ما في أيديهم. وما لم تحكم أئمتهم بكتاب الله ويتخيروا مما أنزل الله إلا جعل الله بأسهم بينهم

“Wahai sekalian kaum muhajirin, kalian akan diuji dengan lima perkara dan aku memohon perlindungan Alloh agar kalian tidak ditimpa hal-hal tersebut. [1] Ketika perbuatan keji merajalela di tengah-tengah kaum hingga mereka berani terang-terangan melakukannya, akan menyebar penyakit menular dan kelaparan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. [2] Ketika orang-orang gemar mencurangi timbangan, akan ada tahun-tahun yang menjadi masa sulit bagi kaum muslimin dan penguasa berbuat jahat kepada mereka. [3] Ketika orang-orang enggan membayar zakat, air hujan akan ditahan dari langit. Andaikata bukan karena hewan-hewan ternak, niscaya hujan tidak akan pernah turun. [4] Ketika orang-orang mengingkari janji terhadap Alloh dan Rosul-Nya, Alloh akan menjadikan musuh dari selain mereka berkuasa atas mereka, kemudian mengambil sebagian apa yang ada di tangan mereka. [5] Ketika para penguasa tidak berhukum dengan Kitab Alloh dan mereka memilih selain dari apa yang diturunkan oleh Alloh, Alloh akan menjadikan kehancuran mereka dari diri mereka sendiri.” (HR. Ibnu Majah).

Adakah ini pada diri kita?

Istisqo. Inilah sholat yang khutbahnya pun dipenuhi do'a-do'a dan permohonan ampun atas khilaf dan salahnya diri. Bukan sibuk menyalahkan. Inilah saatnya kita merendahkan diri.

Ibnu 'Abbas rodhiyallohu 'anhu berkata:

إن رسول الله صلى الله عليه وسلم خرج متبذلا متواضعا متضرعا حتى أتى المصلى فلم يخطب خطبتكم هذه ، ولكن لم يزل في الدعاء ، والتضرع ، والتكبير ، وصلى ركعتين كما كان يصلي في العيد

“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berjalan menuju tempat sholat dengan penuh ketundukan, tawadhu’, dan kerendahan hati hingga tiba di tempat sholat. Lalu beliau berkhutbah tidak sebagaimana biasanya, melainkan beliau tidak henti-hentinya berdo'a, merendah, bertakbir dan melaksanakan sholat dua raka’at sebagaimana beliau melakukan sholat ‘Id.” (HR. Tirmidzi).

Ibnu 'Abbas rodhiyallohu 'anhu mengabarkan kepada kita tentang istisqo ini. Perhatikan baik-baik. Beliau berkata:

خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا، مُتَبَذِّلًا، مُتَخَشِّعًا، مُتَرَسِّلًا، مُتَضَرِّعًا، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ، لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ –رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ، وَابْنُ حِبَّانَ

"Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdo'a kepada Alloh, lalu beliau sholat dua roka'at seperti pada sholat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada sholat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini." (HR. Imam Lima dan dinilai shohih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban).

Saat berangkat melaksanakan istisqo, semua yang memungkinkan berangkat diajak untuk turut serta; anak-anak, lansia, bahkan binatang ternak, termasuk ibu-ibu yang sedang hamil tua. Kita tidak pernah tahu, di saat itu siapa yang lebih tulus do'anya dan lebih mendalam permohonannya kepada Alloh Ta'ala.

Wallohu a'lam bish-showab. Yang jelas, dosa kita semakin bertumpuk. Maka kepada Alloh Ta'ala kita memohon ampun. Dan kita berusaha menahan diri agar tidak berbangga-bangga apabila Alloh Ta'ala turunkan hujan seketika. Boleh jadi diturunkannya hujan oleh Alloh Ta'ala saat itu, bukanlah karena kita yang memimpin do'a dan berkhutbah, melainkan justru karena do'a tulus orang-orang yang tersisih.

Maka sekali lagi, kita memohon ampun kepada Alloh Ta'ala:

اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ أَنَّهُ كَانَ غَفَّارًا وَيُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا الآيَةَ

“Aku meminta ampun kepada Alloh yang Maha Agung, tidak ada tuhan selain Ia, yang Maha Hidup dan Mengatur, dan aku bertaubat pada-Nya.”

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ، وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ

"Ya Alloh, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar dapat melakukan perbuatan baik, meninggalkan perbuatan buruk (munkar) dan mencintai kaum fakir miskin. Apabila Engkau hendak menimpakan ujian (fitnah) pada para hambaMu maka cabutlah nyawaku dalam keadaan selamat dari fitnah." (HR. Tirmidzi)

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Minggu, 25 Oktober 2015

Kabut Asap dalam Alquran

Dalam beberapa bulan ini, sebagian dari penduduk Indonesia menderita karena bencana kabut asap walaupun pemerintah Indonesia yang zholim tidak mau menyebutnya bencana, barangkali memang kabut asap ini bukan rencana melainkan azab dari Alloh Swt untuk seluruh penduduk Indonesia, azab akibat mendukung pemerintahan yang zhalim, pemerintahan yang membohongi rakyat bahkan menjadi simbol-simbol agama sebagai pencitraan untuk kemudian terpilih menjadi pemimpin.

Asap ini memang bukan bencana, melainkan azab dari Alloh Swt sebagaimana Alloh Swt sudah tuangkan dalam QS. Ad-Dukhon yang berarti Kabut Asap. Mari Kita lihat bagaimana Qur'an bercerita tentang azab yang berupa Kabut Asap ini.

Di dalam QS Ad-Dukhon ayat 8 Alloh Swt berfirman:

“Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia; Dialah Yang menghidupkan dan Yang mematikan; (Dia lah jua) Tuhan kamu dan Tuhan Nenek moyang kamu yang telah lalu”.

Sebagai orang-orang yang beriman kita tahu bahwa Alloh adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Kita juga tahu bahwa Alloh yang menghidupkan dan mematikan kita, dan kita juga tahu bahwa Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW menyerukan untuk mengesakan Alloh.

Tetapi faktanya, kita masih menjadikan hal-hal lain yang dalam hal ini dapat menduakan Alloh. Kita tahu bahwa kita akan mati tetapi kita berbuat sesuka hati, bahkan kita juga tahu penerus para Nabi adalah para ulama tetapi kita melecehkan ulama, meninggalkan ulama, meninggalkan pesan mereka.

Jika Anda mau merenungi, ayat pertama sampai ayat 8 Alloh Swt menegaskan tentang diri-Nya, kekuasaan-Nya, kemampuan-Nya supaya kita memahami siapakah Alloh, dan untuk mengenal Alloh kita diajarkan Alloh dalam QS. Ad-Dukhon ini harus membaca Alquran, memahami makna dan isi Alquran.

Dalam QS. Ad-Dukhon ayat 9 Alloh berfirman:

“(Mereka tidak meyakini kebenaran yang dijelaskan kepada mereka), bahkan mereka masih tenggelam dalam keraguan sambil bermain-main (dalam urusan agama)”.

Dalam kitab tafsir disebutkan bahwa mereka yang tidak meyakini kebenaran dan masih dalam keraguan ini adalah terhadap ketauhidan Alloh dan Hari Akhir. Kemudian mereka yang mengolok-olok ini adalah yang mengolok Nabi SAW. Maka kemudian Rosululloh SAW berdoa agar mereka yang meragukan kekuasaan Alloh dan mengolok-olok urusan agama agar ditimpakan azab kemarau yang panjang sebagaimana terjadi di masa Nabi Yusuf AS, di mana bangsa Mesir mengalaminya.

Mereka ragu tentang Kekuasaan Alloh Swt adalah mereka yang meninggalkan Alloh Swt secara nyata, mereka meninggalkan perintah Alloh Swt, meninggalkan sunnah, mengolok-olok sunnah, bahkan cenderung bermaksiat kepada Alloh Swt. Mereka juga ragu dengan hari akhir, hari kiamat, dan hari pembalasan sehingga mereka berbuat dosa yang banyak, tidak ingat mati dan hidup semau mereka saja.

Coba Anda carikan contoh. Penulis meyakini begitu banyak contoh yang menceritakan hal di atas tentang bangsa Indonesia, bangsa ini telah meragukan Alloh Swt. Bangsa ini telah banyak berbuat maksiat. Bangsa ini telah mengolok-olok sunnah dan itupun dilakukan para ulama mereka, membolehkan ajaran sesat, membuat Islam baru dengan sebutan Islam Nusantara, Liberalis Sekuler yang semuanya merusak Islam. Begitu banyak orang-orang yang mengikuti mereka tanpa pemahaman yang utuh tentang Islam dan ajaran Islam.

Kemudian kita disebut bermain-main dalam urusan agama ini, mengolok-olok orang sholih, mengejek mereka yang menjalankan Islam dengan benar, jika diajak pada kebenaran dan kemudian dinasihati mereka mengatakan “Urusi saja moral Anda sendiri” sebagaimana dipopulerkan Iwan Fals.

Dua hal ini banyak terjadi pada bangsa ini, ragu pada kekuasaan Alloh dan Hari Kiamat. Keduanya adalah bermain-main dalam urusan agama yang diridhoi Alloh.

Lalu Alloh turunkan azab kabut asap.

Ad-Dukhon ayat 10 Alloh Swt berfirman:
“Dan tunggulah, pada hari ketika langit membawa kabut asap yang tampak jelas...”

Imam Bukhori meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada masruq, ia berkata: 'Abdulloh (Ibnu Mas’ud) berkata, “Sesungguhnya hal ini adalah karena orang-orang Quroisy ketika mereka mendurhakai Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau mendoakan mereka agar ditimpakan kemarau panjang seperti kemarau (pada zaman) Nabi Yusuf, sehingga mereka merasakan kelaparan dan kesusahan sampai mereka memakan tulang, lalu ada seorang yang melihat ke langit dan ia lihat antara dirinya dengan langit ada seperti kabut asap, hal itu karena penderitaan yang menimpanya, maka Allah Taala menurunkan ayat, “Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,– yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.” (Ad Dukhan: 10-11) Maka orang itu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dikatakan kepada Beliau, “Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan kepada Allah untu suku Mudhar, karena mereka telah binasa.” Beliau menjawab, “(Apa) untuk Mudhar? Sesungguhnya engkau benar-benar lantang.” Maka Beliau meminta hujan, lalu mereka diberi hujan, maka turunlah ayat, “Tentu kamu akan kembali (ingkar).” (Ad Dukhan: 15) Ketika mereka memperoleh kesenangan, maka mereka kembali kepada keadaan mereka ketika senang sebelumnya, lalu Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat, “(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.” (Terj. Ad Dukhaan: 16) Ia (Ibnu Mas’ud) berkata, “Yaitu pada perang Badar.”

Kabut Asap Itu adalah Azab

Para mufasirin (ahli tafsir) berpendapat bahwa “Dukhan” tersebut adalah kabut asap yang meliputi manusia ketika neraka mendekat kepada orang-orang yang berdosa pada hari Kiamat, dan bahwa Dia mengancam mereka dengan azab pada hari Kiamat serta menyuruh Nabi-Nya menunggu hari itu. Hal ini diperkuat oleh jalan yang dilalui Alquran dalam memberikan ancaman kepada orang-orang kafir dan menakut-nakuti mereka dengan hari itu dan azabnya, sekaligus menghibur rasul dan kaum mukmin agar menunggu azab yang menimpa orang yang mengganggu mereka. Hal ini juga diperkuat dengan firman-Nya, “Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka.” (Terj. Ad Dukhaan: 13) Hal ini diucapkan pada hari Kiamat kepada orang-orang kafir ketika mereka meminta kembali ke dunia lalu dikatakan bahwa waktunya telah hilang.

Kemudian Ad-dukhan juga bermakna kabut/asap yang menyebabkan kelaparan yang menimpa kaum Quraisy karena mereka menentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak mau beriman dan sombong kepada kebenaran sehingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah agar menimpakan kepada mereka kemarau yang menimpa bangsa Mesir pada zaman Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Kemudian Allah menimpakan kepada mereka kelaparan yang dahsyat sehingga mereka memakan bangkai dan tulang serta melihat seperti ada kabut di antara langit dan bumi karena lapar yang dahsyat. Mereka tetap seperti ini sampai meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar dikasihani serta meminta kepada Beliau agar Beliau berdoa kepada Allah Taala agar Dia menghilangkan azab itu dari mereka, lalu Beliau berdoa dan Allah menghilangkan azab itu. Sehingga firman-Nya, “Sungguh, (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu akan kembali (ingkar).” Merupakan pemberitahuan bahwa Allah Taala akan menghilangkannya dan memberitahukan bahwa mereka akan kembali ingkar, dan bahwa Allah Taala akan menghukum mereka dengan azab yang lebih besar lagi sebagaimana pada lanjutan ayatnya (ayat 16), yaitu dengan terjadinya perang Badar.

Ada pula yang berpendapat, bahwa maksud dukhan adalah salah satu tanda kiamat dan bahwa pada akhir zaman akan ada dukhan (asap/kabut) yang mengena kepada nafas manusia dan menimpa orang-orang mukmin di antara mereka seperti asap.

QS Ad-Dukhan Ayat 11 Allah berfirman:

“Yang meliputi seluruh manusia dan inilah azab yang pedih”

Maka, jika kita mencoba merenungi kondisi bangsa yang kacau dengan kepemimpinan yang kacau ini, pemerintah yang zhalim terhadap umat Islam, Pemimpin yang telah melakukan kebanyakan kebohongan tetapi tetap dibela oleh sebagian orang yang terhasut oleh pencitraan dari sebelum terpilih hingga setahun kepemimpinannya, Nasihat ulama pada waktu itu tidak didengar, kemudian penistaan Islam begitu merajalela dimana-mana, Dari Aceh hingga Papua, Di Jakarta gerakan syiar Islam dibatasi, dan terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu maka kabut asap ini adalah peringatan awal dari Allah Swt bahwa ini adalah Azab dari ketidaktaatan kita kepada Perintah Allah dan Rasul-Nya, tidak mendengar seruan ulama dan memperturutkan hawa nafsu Kita. Maka tunggulah Kabut Asap sebagai Azab. Wallahu ‘alam. (adi/dakwatuna)

Redaktur: Samin B

Beri Nilai:
 (13 votes, average: 9,08 out of 10)

Tentang Adi Supriadi, MM

HR Manager PT Hitachi Power Systems Indonesia, Tinggal Di DKI Jakarta kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. A Speaker, Motivation Trainer, Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat