Jumat, 18 November 2016

Bisikan Hati

Seorang dosen tengah berjalan santai bersama salah seorang diantara mahasiswa-mahasiswanya di sebuah taman.

Sedang asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bekerja disana, yang sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.

Sang mahasiswa melihat dan kepada dosennya dia berkata: "Bagaimana kalau kita usilin tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pepohonan. Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangan dan mencari-cari. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas.

Dosen itu menjawab: "Mahasiswaku, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang berada, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya.

Sekarang coba kamu memasukkan beberapa  lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu?

Sang mahasiswa sangat takjub dengan usulan dosennya. Dia langsung berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam  sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi dibalik semak-semak bersama dosennya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun tersebut.

Tak berapa lama, datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ibaskan kotoran dari pakaiannya, dia menuju tempat sepatunya yang ia tinggalkan sebelum bekerja.

Ketika ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat karena ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya.

Saat ia keluarkan, ternyata uang! Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang!

Dia memandangi uang itu berulang-ulang seolah ia tidak percaya dengan penglihatannya. Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru, ia tidak melihat seorang pun.

Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil menengadah ke langit dan menangis. Dia berbicara dengan suara tinggi. Ia bicara kepada Alloh: "Aku bersyukur kepada-Mu, ya Alloh, Tuhanku yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai yang Maha Tahu bahwa istriku sedang sakit dan anak-anakku sedang kelaparan. Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anakku, dan istriku dari penderitaan..."

Dia terus menangis dalam waktu yang cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Alloh yang Maha Pemurah.

Sang mahasiswa sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat dibalik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung.

Ketika itu dosen yang bijak tersebut menasehati mahasiswanya, "Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih daripada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?"

Sang mahasiswa menjawab, "Aku telah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku.

Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku, yakni 'Ketika kamu memberi, kamu akan memperoleh kebahagiaan yang lebih banyak daripada ketika kamu diberi'."

Sang dosen melanjutkan nasehatnya, "Dan ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam:
• Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam adalah suatu Pemberian.

• Mendo'akan temanmu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah suatu Pemberian.

• Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya, juga suatu Pemberian.

•Menahan diri dari membicarakan aib. Ini semua adalah Pemberian.

Marilah kita saling memberi dan berbuat baik, niscaya hidup kita akan menjadi lebih indah.

Palestine Solidarity Day
29 November

Note:
Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 29 November 1947 menjadi awal kelam bagi bangsa Palestina karena pada saat itu PBB mengeluarkan resolusi yang berisikan pembagian wilayah Palestina ke dalam tiga wilayah, yaitu wilayah yang ditempati warga Arab Palestina, Yahudi, dan wilayah yang berada bawah kendali internasional (Al-Quds dan Betlehem/Bayt Lahm). Sejak saat itulah rakyat Palestina menjadi terusir dan banyak mengalami penindasan di tanah sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar