Senin, 12 Mei 2014

1. Psikologi Anak Berbakat


Institusi           : STKIP Suluh Bangsa
Jurusan            : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah    : Psikologi Anak Berbakat
Dosen              : Dra. Iis Islahiyyah Kamilah, M.Pd
Semester/TM   : 3/1

Psikologi Anak Berbakat [PDF] [PPT]

Pengertian
a. Joseph Renzulli (1978)
“Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata-rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas, dan kreativitas yang tinggi.”
b.  Soemantri (2006) merujuk kepada adanya keunggulan kemampuan yang dimiliki seseorang. Satu ciri yang paling umum diterima sebagai ciri anak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari anak normal, sebagaimana di ukur oleh alat ukur kecerdasan (IQ) yang sudah baku. Pada mulanya memang tingkat kecerdasan (IQ) dipandang sebagai satu-satunya ukuran anak berbakat. Pandangan ini disebut pandangan berdimensi tunggal tentang anak berbakat.
c.  Ahli lain Binet dan Simon mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri atau melakukan autocriticsm. Menurut Binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. Inteligensi dipandang sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasar suatu kriteria tertentu.
d.  Thorndike (Azwar, 2004) mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta. Inteligensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku inteligen. Thorndike mengklasifikasikan inteligensi dalam bentuk kemampuan abstraksi yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan gagasan dan simbol-simbol, kemampuan mekanik yaitu suatu kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan alat-alat mekanis dan pekerjaan dengan aktivitas indera gerak (sensory-motor), dan kemampuan sosial yaitu kemampuan untuk menghadapi orang lain di sekitar diri dengan cara-cara yang efektif.
e.  Menurut Munandar (1999) anak yang mendapat predikat gifted dan talented adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang yang benar-benar professional atas dasar kemampuan mereka yang luar biasa dan kecakapan mereka dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas tinggi. Dengan demikian mereka akan dapat mewujudkan atau memberi sumbangan baik terhadap dirinya maupun masyarakat.
f.  Menurut penelitan Terman (1925) pada saat anak berbakat dilahirkan memiliki berat badan di atas berat badan normal. Dari segi fisik pada umumnya mereka juga memiliki keunggulan seperti terlihat dari berat dan tinggi badan, koordinasi, daya tahan tubuh, dan kondisi kesehatan pada umumnya (French, 1959). Mereka juga sangat energik (Meyen, 1978) sehingga orang salah mendiagnosa sebagai anak yang hyperaktif (Swassing, 1985). Anak-anak berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat bila dibandingkan dengan ukuran perkembangan yang normal. Hal ini disebabkan anak berbakat memiliki superioritas intelektual (Gearheart intelektual 1980) mampu dengan cepat melakukan analisis (Sunan, 1983), dan dalam irama perkembangan kemajuan yang mantap (Swassing,1985) bahkan dalam berfikir mereka sering meloncat dari urutan berfikir yang normal (Gearheart,1980).
g.  Heller (2004) mengembangkan model multifaktor yang merupakan pengembangan dari Triadic Interdependence Model Monks serta Multiple Intelligences dari Howard Gardner. Menurut Heller konsep keberbakatan dapat ditinjau berdasarkan empat dimensi multifaktor yang saling terkait satu sama lain:
-    Faktor talenta (talent) yang relatif mandiri,
-    Faktor kinerja (performance),
-    Faktor kepribadian, dan
-    Faktor lingkungan.

Berkaitan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar