Wah setelah
menyaksikan anak-anak bermain riang dengan bermacam dolanan pekan kemarin, saya
jadi tergerak untuk sekedar menuliskan kesan dan aturan dalam dolanan tadi.
Secara sudah lama juga ya saya tidak melakukannya. Ayo bernostalgia bersama
saya.
Nekeran
Ini
permainan anak lelaki sekali. Jarang anak perempuan yang ikut bermain nekeran.
Neker atau kelereng adalah bola-bola kecil dari kaca dengan warna yang mencolok
dan bergradasi. Neker dimainkan seperti bermain bilyard, hanya
tanpa tongkat. Cukup dislentik dengan tangan. Masing-masing
pemain harus memasukan neker miliknya kedalam lingkaran dalam jumlah yang sama.
Yang menang
adalah yang mampu mengeluarkan sebanyak neker lain keluar lingkaran dengan
menylentikan neker yang dipegang. Puas rasanya jika bisa memborong semua neker
yang ada, dan memasukkan kedalam kaleng bekas sebagai bukti kepiawian nylentik neker.
Jamuran
Sebaliknya
dengan nekeran, jamuran umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Jarang ada anak
laki-laki di zaman saya yang mau ikut jamuran. Biasanya anak-anak perempuan
memainkan jamuran saat malam tiba, setelah selesai setoran ngaji di langgar
sambil menunggu sholat Isya tiba.
Permainannya
sederhana saja. Peserta membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan,
berjalan berputar dan menyanyikan lagu jamuran. Satu diantara peserta berada di
tengah dan menjadi penjaga. Setiap selesai menyanyi, penjaga berhak menentukan
jenis jamur apa yang akan diikuti dengan gerakan tertentu yang sudah familiar.
Penjaga berhak melakukan tindakan kepada peserta lain entah dengan menggelitik,
meniup mata dsb sampai ada yang tidak kuat lagi, dan menjadi peganti jaga.
Cublak-Cublak
Suweng
Dolanan ini
juga sama dengan jamuran. Pengisi kegiatan malam seusai setoran ngaji. Lebih
banyak pemain lebih ramai. Biasanya dimainkan anak perempuan walau anak
laki-laki juga boleh ikut.
Seorang
penjaga yang ditentukan dengan hompimpah mengambil sikap sujud. Kemudian pemain
lainnya memutari penjaga, meletakkan satu atau dia tangan di atas pemain penjaga
dan mulai bernyanyi cublak-cublak suweng.
Selama
bernyanyi mereka memutarkan satu biji kerikil ke setiap tangan ke
tangan yang lain. Kemudian begitu nyanyian selesai, semua pemain menggengamkan
tangannya masing-masing. Pemain penjaga bangkit dan menebak siapa yang memegang
kerikil. Pemain yang ketahuan ketebak memegang kerikil, gantian menjadi penjaga,
begitu terus sampai bosan.
Dakon
Dolanan ini
juga jenis dolanan anak perempuan. Cara mainnya adalah dengan memainkan
sejumlah biji dakon, yang umumnya terbuat kerang atau biji-bijian. Hanya saja
jika malas atau tidak punya, cukup dengan mengumpulkan kerikil kecil-kecil yang
ukurannya sama.
Selain biji
dakon, juga dibutuhkan alat penyimpanan yang memiliki lubang-lubang. Ada tujuh
lubang milik setiap pemain. Tujuh lubang permainan dan satu lubang penyimpanan.
Namun jika tidak punya alat khusus, ya tidak apa-apa. Cukup dibuat tumpukan
biji dakon ditumpuk jadi satu dengan jarak tertentu agar tidak saling bertumpuk
satu dengan tumpukan lainnya.
Pemain
secara bergiliran memasukan biji-biji dakon dari satu lubang ke lubang
berikutnya hingga seluruh biji habis, dan hanya tersisa di lubang simpanan.
Pemain yang menang adalah yang mampu mendapatkan biji terbanyak dengan jalan
menghitung bersama jumlah dakon yang ada di lubang simpanan masing-masing.
Dengan
bermain dakon ini, secara tidak langsung anak-anak belajar berhitung dan
memainkan strategi agar dapat menjadi pemenang.
Bekelan
Dolanan ini
jenis dolanan untuk melatih ketrampilan tangan. Biasa dimainkan oleh anak
perempuan. Alatnya adalah bola bekel seukuran telor ayam kecil terbuat dari karet
dengan bentuk warna-warni dan enam biji bekel yang biasanya terbuat dari besi
atau kuwuk alias kerang yang telah dipernis sehingga meling-meling.
Cara
memainkannya adalah dengan memantulkan bola sambil mengambil biji bekel satu
persatu. Mulai dari satu biji, dua biji, tiga biji sekaligus dan seterusnya.
Dari mulai biji bekel mlumah sampai
biji bekel tengkurap terus menerus sampai habis. Aturan mainnya hanya satu,
jangan sampai tidak mampu menangkap bola lagi selagi mengambil bola bekel.
Gagal, ganti pemain.
Jika satu
pemain sudah selesai atau mandeg karena gagal mengambil bola dengan waktu tepat,
ya tinggal ganti pemain saja. Tidak ada aspek kompetisi, ya cuma buat bermain
ketrampilan saja.
Engklek
Dolanan ini
juga jenis permainan ketrampilan. Caranya pemain harus melompati kotak-kotak
permainan berbentuk pesawat dengan delapan hingga sembilan kotak, dengan
menggunakan satu kaki (engklek).
Alat
permainan ini hanyalah sebuah gaco, yang umumnya terbuat dari pecahan genteng,
serta kotak permainan yang umumnya dibuat dengan membuat garis batas di tanah.
Cukup dengan ranting, tanda kotak engklek pun siap digunakan.
Anak-anak
biasanya memilih gaco-nya andalannya agar mudah ketika dilempar
kedalam kotak permainan. Biasanya gaco diambil dari genteng yang cukup tebal sehingga mulus
ketika dilempar.
Permainan
dimulai dengan hompimpah untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih
dahulu. Kemudian pemain yang menang hompimpah melemparkan gaconya
mulai melompat dari kotak pertama, engkek hingga kotak paling ujung, berbalik
dan mengambil gaconya.
Syaratnya,
pemain tidak boleh menginjak kotak mati atau kotak yang terdapat gaco, baik
gaconya maupun gaco orang lain. Kehandalan permainan ditunjukkan dari
kemampuannya engklek atau melompat meski harus melompati beberapa kotak mati
sekaligus dan melempar gaco dengan tepat tidak melewati garis permainan.
Pemenang
engklek adalah dia yang mampu melempar hingga kotak terakhir dan kembali dengan
selamat. Jika dia menginjak garis atau gagal melempar gaco ke kotak sasaran
tanpa menyentuh garis, maka harus berganti dengan pemain selanjutnya.
Seru, meski
kurang menantang juga. Sekedar lompat-lompat sihh…
Lompat Tali
Permainan
ini sederhana. Mirip skiping. Yak
betul melompat dengan tali. Sedikit bedanya, lompat tali bisa dimainkan secara
rombongan dan berkelompok. Zaman dulu tidak ada tali khusus untuk permainan
ini. Bisanya terbuat dari karet gelang yang diuntai hingga bisa membentuk tali
panjang atau cuma dengan debog eh batang pisang yang diikat.
Tali
dipegang oleh dua orang, sementara pemain lainnya dapat melompat secara
bersamaan. Serunya, jika salah seorang pelompat bisa melompat setelah tali
diputar. Semakin banyak pemain yang melompat semakin seru juga, karena membutuhkan
kekompakan.
Delikan
Ini adalah
dolanan paling popular dari dulu sampai sekarang, dan di belahan bumi manapun.
Nama lainnya adalah hide and seek. Alias sembunyi dan cari. Saking terkenalnya
bisa masuk iklan di sebuah produk pengharum lantai. Pernah lihat bukan?
Atau cobalah
melihat tayangan kartun anak-anak produksi berbagai Negara. Pasti dalam salah
satu episodenya akan ditemukan permainan hide and seek ini. Semisal Upin-Ipin
(Malaysia), Pororo (Korea), Pocoyo (UK), Mickey Mouse (Disney) dll.
Delikan adalah dolanan dimana ada satu
orang penjaga yang ditentukan dengan jalan hompimpah. Yang kalah bertugas jaga
dan harus menutup mata selama waktu yang disepakati untuk membiarkan pemain
lainnya mencari tempat persembunyian yang oke, semisal dengan menghitung
mundur.
Kalau zaman dulu,
cukup teriak “wis durung?”. Jika pemain lain sudah balas teriak “wis” ya
berarti waktunya untuk mencari. Jika semua pemain sudah ketemu, kemudian
penjaga berganti. Penggantinya adalah pemain yang berhasil ditemukannya.
Permainan
ini seru jika dilakukan malam hari dan area permainan yang disepakati luas.
Semakin luas semakin heboh karena dituntut untuk semakin teliti dan sigap. Di
kampung, anak-anak bermain delikan jika musim Romadhon tiba atau jika hari
libur. Sambil menunggu orang tuanya selesai ngaji di Masjid, anak-anaknya heboh
bermain delikan.
Egrang
Dolanan yang
mengandalkan ketrampilan berjalan dengan menggunakan bambu. Semakin tinggi
bambu, semakin menantang. Dolanan ini biasanya bersifat kompetisi dimana para
pemain dituntut untuk paling cepat berjalan menggunakan egrang dari titik start
hingga finish.
Egrang
adalah bambu yang di bagian tertentu dibuat lubang dan ditambahkan bambu lain
sebagai dasar pijakan kaki. Ketika bermain egrang ini seperti pemain sirkus
sedang beraksi. Pemain harus naik di atas egrang dan berjalan dengan ketinggian
setidaknya 30 cm dari atas tanah. Semakin tinggi egrang, semakin menantang.
Agar semakin
seru, terkadang dalam perlombaan ditambah rintangan. Harus melewati tali, atau
lubang. Melewati jalan yang berpasir atau menanjak. Dituntut skill untuk
menjaga keseimbangan dengan baik. Jika tidak siap-siap... buk, jatuh.
Selain
egrang dari batu, ada juga egrang batok atau tempurung sama. Cara mainnya sama.
Pemain harus menggunakan batok bertali sebagai pengganti sendal. Meski tidak
tinggi, tetap saja tidak mudah berjalan dengan batok di kaki.
Gobak Sodor
Dolanan ini
adalah jenis permainan berkelompok jumlah pemainnya bebas, namun semakin banyak
semakin asyik. Permainan ini mengandalkan kerjasama tim yang baik. Di Jogja disebut
dengan ber-beran, karena semua pemain seperti harus terbang (bleber) untuk
menghadang.
Cara
bermainnya adalah setiap kelompok harus memenangkan permainan dengan melewati
sejumlah pemain lawan dari ujung lapangan hingga ujung satunya dengan selamat,
tidak tersentuh tangan dari pemain lawan.
Sebelum
bermain, setiap anak akan membentuk dua kelompok. Siapa ikut kelompok mana
bebas. Setelah itu perwakilan team suit dengan perwakilan kelompok lainnya.
Yang kalah suit menjadi penjaga.
Kelompok
yang berjaga akan memenuhi kotak-kotak penjagaan. Ada yang berbentuk persegi
panjang dibuat 4 kotak. Kalau ditempat saya bentuknya garis berbanjar ke
belakang. Cukup dengan menaruh sandal dari satu sudut ke sudut lainnya, sudah
siap lah kotak permainnya.
Serunya
permainan ini adalah, kelompok yang bermain harus mampu meloloskan semua
anggotanya dengan selamat hingga melewati garis ke baris terakhir secara
bolak-balik. Jika ada yang tersentuh oleh pemain penjaga, permainan berakhir
dan berganti kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar