Jumat, 06 September 2013

Dolanan...

Wah setelah menyaksikan anak-anak bermain riang dengan bermacam dolanan pekan kemarin, saya jadi tergerak untuk sekedar menuliskan kesan dan aturan dalam dolanan tadi. Secara sudah lama juga ya saya tidak melakukannya. Ayo bernostalgia bersama saya.

Nekeran
Ini permainan anak lelaki sekali. Jarang anak perempuan yang ikut bermain nekeran. Neker atau kelereng adalah bola-bola kecil dari kaca dengan warna yang mencolok dan bergradasi. Neker dimainkan seperti bermain bilyard, hanya tanpa tongkat. Cukup dislentik dengan tangan. Masing-masing pemain harus memasukan neker miliknya kedalam lingkaran dalam jumlah yang sama.

Yang menang adalah yang mampu mengeluarkan sebanyak neker lain keluar lingkaran dengan menylentikan neker yang dipegang. Puas rasanya jika bisa memborong semua neker yang ada, dan memasukkan kedalam kaleng bekas sebagai bukti kepiawian nylentik neker.



Jamuran
Sebaliknya dengan nekeran, jamuran umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Jarang ada anak laki-laki di zaman saya yang mau ikut jamuran. Biasanya anak-anak perempuan memainkan jamuran saat malam tiba, setelah selesai setoran ngaji di langgar sambil menunggu sholat Isya tiba.

Permainannya sederhana saja. Peserta membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan, berjalan berputar dan menyanyikan lagu jamuran. Satu diantara peserta berada di tengah dan menjadi penjaga. Setiap selesai menyanyi, penjaga berhak menentukan jenis jamur apa yang akan diikuti dengan gerakan tertentu yang sudah familiar. Penjaga berhak melakukan tindakan kepada peserta lain entah dengan menggelitik, meniup mata dsb sampai ada yang tidak kuat lagi, dan menjadi peganti jaga.

Cublak-Cublak Suweng
Dolanan ini juga sama dengan jamuran. Pengisi kegiatan malam seusai setoran ngaji. Lebih banyak pemain lebih ramai. Biasanya dimainkan anak perempuan walau anak laki-laki juga boleh ikut.

Seorang penjaga yang ditentukan dengan hompimpah mengambil sikap sujud. Kemudian pemain lainnya memutari penjaga, meletakkan satu atau dia tangan di atas pemain penjaga dan mulai bernyanyi cublak-cublak suweng. 

Selama bernyanyi mereka  memutarkan satu biji kerikil ke setiap tangan ke tangan yang lain. Kemudian begitu nyanyian selesai, semua pemain menggengamkan tangannya masing-masing. Pemain penjaga bangkit dan menebak siapa yang memegang kerikil. Pemain yang ketahuan ketebak memegang kerikil, gantian menjadi penjaga, begitu terus sampai bosan.

Dakon
Dolanan ini juga jenis dolanan anak perempuan. Cara mainnya adalah dengan memainkan sejumlah biji dakon, yang umumnya terbuat kerang atau biji-bijian. Hanya saja jika malas atau tidak punya, cukup dengan mengumpulkan kerikil kecil-kecil yang ukurannya sama.

Selain biji dakon, juga dibutuhkan alat penyimpanan yang memiliki lubang-lubang. Ada tujuh lubang milik setiap pemain. Tujuh lubang permainan dan satu lubang penyimpanan. Namun jika tidak punya alat khusus, ya tidak apa-apa. Cukup dibuat tumpukan biji dakon ditumpuk jadi satu dengan jarak tertentu agar tidak saling bertumpuk satu dengan tumpukan lainnya.
Pemain secara bergiliran memasukan biji-biji dakon dari satu lubang ke lubang berikutnya hingga seluruh biji habis, dan hanya tersisa di lubang simpanan. Pemain yang menang adalah yang mampu mendapatkan biji terbanyak dengan jalan menghitung bersama jumlah dakon yang ada di lubang simpanan masing-masing.

Dengan bermain dakon ini, secara tidak langsung anak-anak belajar berhitung dan memainkan strategi agar dapat menjadi pemenang.

Bekelan
Dolanan ini jenis dolanan untuk melatih ketrampilan tangan. Biasa dimainkan oleh anak perempuan. Alatnya adalah bola bekel seukuran telor ayam kecil terbuat dari karet dengan bentuk warna-warni dan enam biji bekel yang biasanya terbuat dari besi atau kuwuk alias kerang yang telah dipernis sehingga meling-meling.

Cara memainkannya adalah dengan memantulkan bola sambil mengambil biji bekel satu persatu. Mulai dari satu biji, dua biji, tiga biji sekaligus dan seterusnya. Dari mulai biji bekel mlumah sampai biji bekel tengkurap terus menerus sampai habis. Aturan mainnya hanya satu, jangan sampai tidak mampu menangkap bola lagi selagi mengambil bola bekel. Gagal, ganti pemain.

Jika satu pemain sudah selesai atau mandeg karena gagal mengambil bola dengan waktu tepat, ya tinggal ganti pemain saja. Tidak ada aspek kompetisi, ya cuma buat bermain ketrampilan saja.


Engklek
Dolanan ini juga jenis permainan ketrampilan. Caranya pemain harus melompati kotak-kotak permainan berbentuk pesawat dengan delapan hingga sembilan kotak, dengan menggunakan satu kaki (engklek).

Alat permainan ini hanyalah sebuah gaco, yang umumnya terbuat dari pecahan genteng, serta kotak permainan yang umumnya dibuat dengan membuat garis batas di tanah. Cukup dengan ranting, tanda kotak engklek pun siap digunakan.

Anak-anak biasanya memilih gaco-nya andalannya agar mudah ketika dilempar kedalam kotak permainan. Biasanya gaco diambil dari genteng yang cukup tebal sehingga mulus ketika dilempar.

Permainan dimulai dengan hompimpah untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu. Kemudian pemain yang menang hompimpah melemparkan gaconya mulai melompat dari kotak pertama, engkek hingga kotak paling ujung, berbalik dan mengambil gaconya.

Syaratnya, pemain tidak boleh menginjak kotak mati atau kotak yang terdapat gaco, baik gaconya maupun gaco orang lain. Kehandalan permainan ditunjukkan dari kemampuannya engklek atau melompat meski harus melompati beberapa kotak mati sekaligus dan melempar gaco dengan tepat tidak melewati garis permainan.

Pemenang engklek adalah dia yang mampu melempar hingga kotak terakhir dan kembali dengan selamat. Jika dia menginjak garis atau gagal melempar gaco ke kotak sasaran tanpa menyentuh garis, maka harus berganti dengan pemain selanjutnya.

Seru, meski kurang menantang juga. Sekedar lompat-lompat sihh…


Lompat Tali
Permainan ini sederhana. Mirip skiping. Yak betul melompat dengan tali. Sedikit bedanya, lompat tali bisa dimainkan secara rombongan dan berkelompok. Zaman dulu tidak ada tali khusus untuk permainan ini. Bisanya terbuat dari karet gelang yang diuntai hingga bisa membentuk tali panjang atau cuma dengan debog eh batang pisang yang diikat.

Tali dipegang oleh dua orang, sementara pemain lainnya dapat melompat secara bersamaan. Serunya, jika salah seorang pelompat bisa melompat setelah tali diputar. Semakin banyak pemain yang melompat semakin seru juga, karena membutuhkan kekompakan.




Delikan
Ini adalah dolanan paling popular dari dulu sampai sekarang, dan di belahan bumi manapun. Nama lainnya adalah hide and seek. Alias sembunyi dan cari. Saking terkenalnya bisa masuk iklan di sebuah produk pengharum lantai. Pernah lihat bukan?

Atau cobalah melihat tayangan kartun anak-anak produksi berbagai Negara. Pasti dalam salah satu episodenya akan ditemukan permainan hide and seek ini. Semisal Upin-Ipin (Malaysia), Pororo (Korea), Pocoyo (UK), Mickey Mouse (Disney) dll.

Delikan adalah dolanan dimana ada satu orang penjaga yang ditentukan dengan jalan hompimpah. Yang kalah bertugas jaga dan harus menutup mata selama waktu yang disepakati untuk membiarkan pemain lainnya mencari tempat persembunyian yang oke, semisal dengan menghitung mundur.

Kalau zaman dulu, cukup teriak “wis durung?”. Jika pemain lain sudah balas teriak “wis” ya berarti waktunya untuk mencari. Jika semua pemain sudah ketemu, kemudian penjaga berganti. Penggantinya adalah pemain yang berhasil ditemukannya.

Permainan ini seru jika dilakukan malam hari dan area permainan yang disepakati luas. Semakin luas semakin heboh karena dituntut untuk semakin teliti dan sigap. Di kampung, anak-anak bermain delikan jika musim Romadhon tiba atau jika hari libur. Sambil menunggu orang tuanya selesai ngaji di Masjid, anak-anaknya heboh bermain delikan.


Egrang
Dolanan yang mengandalkan ketrampilan berjalan dengan menggunakan bambu. Semakin tinggi bambu, semakin menantang. Dolanan ini biasanya bersifat kompetisi dimana para pemain dituntut untuk paling cepat berjalan menggunakan egrang dari titik start hingga finish.

Egrang adalah bambu yang di bagian tertentu dibuat lubang dan ditambahkan bambu lain sebagai dasar pijakan kaki. Ketika bermain egrang ini seperti pemain sirkus sedang beraksi. Pemain harus naik di atas egrang dan berjalan dengan ketinggian setidaknya 30 cm dari atas tanah. Semakin tinggi egrang, semakin menantang.

Agar semakin seru, terkadang dalam perlombaan ditambah rintangan. Harus melewati tali, atau lubang. Melewati jalan yang berpasir atau menanjak. Dituntut skill untuk menjaga keseimbangan dengan baik. Jika tidak siap-siap... buk, jatuh.
Selain egrang dari batu, ada juga egrang batok atau tempurung sama. Cara mainnya sama. Pemain harus menggunakan batok bertali sebagai pengganti sendal. Meski tidak tinggi, tetap saja tidak mudah berjalan dengan batok di kaki.


Gobak Sodor
Dolanan ini adalah jenis permainan berkelompok jumlah pemainnya bebas, namun semakin banyak semakin asyik. Permainan ini mengandalkan kerjasama tim yang baik. Di Jogja disebut dengan ber-beran, karena semua pemain seperti harus terbang (bleber) untuk menghadang.

Cara bermainnya adalah setiap kelompok harus memenangkan permainan dengan melewati sejumlah pemain lawan dari ujung lapangan hingga ujung satunya dengan selamat, tidak tersentuh tangan dari pemain lawan.

Sebelum bermain, setiap anak akan membentuk dua kelompok. Siapa ikut kelompok mana bebas. Setelah itu perwakilan team suit dengan perwakilan kelompok lainnya. Yang kalah suit menjadi penjaga.

Kelompok yang berjaga akan memenuhi kotak-kotak penjagaan. Ada yang berbentuk persegi panjang dibuat 4 kotak. Kalau ditempat saya bentuknya garis berbanjar ke belakang. Cukup dengan menaruh sandal dari satu sudut ke sudut lainnya, sudah siap lah kotak permainnya.

Serunya permainan ini adalah, kelompok yang bermain harus mampu meloloskan semua anggotanya dengan selamat hingga melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik. Jika ada yang tersentuh oleh pemain penjaga, permainan berakhir dan berganti kelompok.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar