Jumat, 29 Januari 2016

Lelaki Bervisi Surga

Masih ingat kisah lelaki bervisi surga yang saya ceritakan di buku "Menjadi Pasangan Paling Berbahagia" ?

Saya ceritakan ulang ya... Ini kisah tentang Anwar dan istrinya, Tati. Keduanya nama samaran..

Anwar mendapatkan cobaan berat dalam hidupnya. Tati menderita depresi semenjak hamil anak pertama, karena ada permasalahan dengan orang tua, hingga berlanjut kepada penyakit jiwa yang lebih kompleks. Orang menyebutnya sebagai ‘gila’.

Jika ada pemicu tertentu pada Tati, langsung tampak gejala kegilaannya. Ia bicara sendiri, tertawa sendiri, berperilaku aneh dan tidak terkendali.

Sudah berapa dokter jiwa dikunjungi Anwar untuk menyembuhkan sang isteri, sudah berapa rumah sakit jiwa didatangi untuk menuntaskan kelainan sang isteri, namun belum ada hasil yang memuaskan.

Menurut dokter, Tati menderita penyakit skizofrenia. Dalam kamus medis dinyatakan skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik dengan gejala delusi, halusinasi, hilangnya perasaan afektif atau respons emosional, menarik diri dari hubungan antarpribadi normal, bicara tidak teratur, perilaku tidak teratur, katatonik atau tidak ada gerakan sama sekali, kesulitan bicara, atau kurangnya perilaku bertujuan atau kesulitan mendapatkan hal-hal untuk dilakukan.

Seseorang dikatakan menderita skizofrenia jika gejala-gejala tersebut sudah dialami sekurangnya satu bulan dan gejala menetap sekurangnya enam bulan.

Sehari-harinya Anwar adalah pejabat di instansi pemerintah. Orangnya supel, ramah, cukup tampan, dan memiliki posisi sosial yang dihormati masyarakat sekitar, karena memang ia seorang pejabat.

Setiap hari ia bekerja di kantor pemerintah, dan jika di rumah ia berlaku sebagai pengasuh bagi isteri dan tiga anak-anaknya.

Kondisi Tati tidak memungkinkan untuk bisa mengelola anak-anak. Semua urusan anak dan kerumahtanggaan dilakukan oleh Anwar dengan penuh tanggung jawab sebagai suami dan bapak.

Hal yang kadang membuat Anwar sedih adalah apabila ada kegiatan di instansi tempatnya bekerja untuk menghadiri acara family gathering yang melibatkan keluarga.

Ia hadir bersama tiga anaknya, karena tidak bisa membawa sang isteri, sementara teman-teman dan anak buah di kantor hadir beserta isteri dan anak-anak.

Kondisi ini akhirnya dimaklumi semua teman kerjanya. Mereka bahkan berempati terhadap kondisi keluarga Anwar.

Suatu saat ada seorang teman yang bergurau, “Sudahlah pak Anwar, nikah lagi saja, daripada punya isteri tapi tidak berfungsi”.

Ada pula teman iseng menyarankan, “Ayo cari cewek pak Anwar. Untuk hiburan saja.... Menghilangkan kepenatan mengurus kantor dan keluarga. Bersenang-senanglah, jangan serius terus..... Banyak kok cewek yang mau diajak senang-senang....”

Ada lagi yang bahkan menyarankan dengan serius, “Ceraikan saja Tati, pak Anwar, dan kirim ia ke rumah sakit jiwa.....”

Tahukah anda, apa jawaban Anwar atas semua saran seperti ini? Coba dengarkan baik-baik.....

“Saya tidak pernah berpikir menceraikan Tati. Saya juga tidak berpikir akan menikah lagi. Saya berharap, dengan cara inilah Allah akan memberikan surga bagi saya....”

Masyaallah! Anwar melihat dengan jelas, pintu surga itu ada di depan matanya.

Ia tidak perlu mencari surga di tempat yang jauh. Ia tidak perlu mencari surga dengan berbagai amal yang hebat dan spektakuler. Ia meyakini, Tati itulah pintu surga baginya.

“Kalau saya menikah lagi, atau saya ceraikan Tati, siapa yang akan mengurus dia nanti. Bagaimanapun kondisinya sekarang ini, saya pernah menikmati kebahagiaan bersamanya, terutama saat dulu ia masih normal. Saya tidak mau menyakiti hatinya...” lanjut Anwar.

Saya menangis pertama kali mendengar kisah keluarga Anwar. Saya tidak membayangkan ada lelaki di zaman gadget ini yang berhati semulia Anwar.

Dengan posisi di instansi tempatnya mengabdi, sangat mudah bagi dia untuk selingkuh, jajan, bersenang-senang dengan banyak perempuan, atau menikah lagi. Ada banyak “alasan” yang bisa dipahami masyarakat, terutama terkait kondisi Tati.

Masih adakah lelaki di dunia ini yang berjiwa besar seperti Anwar? Saya yakin masih sangat banyak.

Cobalah sekali lagi memahami jawaban Anwar atas berbagai saran yang ditujukan kepada dirinya:

“Saya tidak pernah berpikir menceraikan Tati. Saya juga tidak berpikir akan menikah lagi. Saya berharap, dengan cara inilah Allah akan memberikan surga bagi saya....”

Ia hanya berharap surga. Dan menurut saya, ia pantas mendapatkannya....

Semoga.

Kontributor: Cahyadi Takariawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar