Saya coba jelaskan dengan ringkas. Kalimat "Urip Iku Urup" adalah salah satu pitutur luhur (kalimat nasihat yang utama) pada masyarakat Jawa.
Makna secara harfiah, urip (hidup) iku (itu) urup (menyala).
Orang-orang tua zaman dulu memberikan pelajaran tentang kehidupan, bahwa hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain.
Hidup itu seperti nyala api yang menerangi kegelapan. Sepanjang hidup dikandung badan, hendaknya kita selalu "menyala" yang memberikan cahaya bagi lingkungan sekitar.
Kita hidup di dunia ini bukan sekedar untuk diri sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang harus saling tolong menolong dan saling berbagi kepada sesama. Hidup harus memberi manfaat kebaikan bagi orang lain.
Manfaat yang kita berikan kepada sesama ibarat api yang menyala. Cahaya yang dimunculkan memberikan manfaat bagi sekitar. Menerangi dan memberi petunjuk.
Hidup kita harus memiliki kontribusi bagi kebaikan orang lain. Tidak boleh egois dan memikirkan diri sendiri. Apalagi sampai membuat keonaran di tengah masyarakat, atau melakukan tindakan yang merusak kehidupan bangsa dan negara.
Urup (menyala) juga simbol semangat dan motivasi yang terus menerus. Hidup tidak boleh lemah, loyo, dan mudah menyerah serta putus asa. Jangan sampai hidup tanpa gairah dan tanpa motivasi.
Maka hiduplah dengan semangat, penuh gairah, penuh motivasi, penuh vitalitas untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan peradaban dunia.
Karena, "urip iku urup".
Kontributor: Cahyadi Takariawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar