Jumat, 23 November 2018

Resensi: Napaktilas Jejak Islam Lampung


Memiliki buku ini, bukan hanya ingin mengoleksi saja. Tetapi karena memang ibu telah menumpahkan darah (melahirkan) saya di tanah transmigrasi di pelosok Kotabumi. Tempat yang padanya disematkan jargon “Sang Bumi Ruwai Jurai” yang mengandung makna rumah tangga dari dua garis keturunan; pribumi dan pendatang.

Membaca pada Pengantar dari buku ini, dapat diketahui bahwa buku ini disusun dengan banyak referensi tertulis, bukan didasarkan bukti-bukti penelitian di lapangan.

Menurut penyusun, Islam masuk ke bumi Lampung melalui 3 (tiga) pintu, yakni:
1. Jalur Barat (Minangkabau)
2. Jalur Utara (Palembang)
3. Jalur Selatan (Banten)

Penyusun tidak menyebutkan angka tahun pada tiap jalur masuknya Islam ke Lampung. Tetapi secara garis besar, terjadi pada abad ke-15 M. (hal. 9)

Sedangkan proses Islamisasi di Lampung, tak beda dengan umumnya di tempat lain, yakni melalui budaya, perkawinan, dan perdagangan. Dengan tokoh yang tak asing, salah satunya adalah Sunan Gunung Jati yang memang mempunyai pengaruh sangat signifikan.

Sebagai bahan masukan, bahwa akan lebih berbobot jika dilengkapi dengan dokumentasi pada jejak-jejak peninggalan yang masih dapat ditemui. Sehingga, karya literasi ini bukan hanya diawali-digarap-diselesaikan ‘hanya’ di ruang kamar.

Judul: Napaktilas Jejak Islam Lampung
Penyusun: Muhammad Candra Syahputra
Tebal: xxvi+176 hal.
Dimensi:
Cetakan: II, Oktober 2017
ISBN: 978-602-61890-2-8
Penerbit: CV. Global Press; Bantul
Resentator: Harmasto Hendro Kusworo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar