Kurun waktu dari Aleksander Agung sampai Bar Kokhba menyimpan
masa di mana Nabi Isa as (termasuk Kristus) dilahirkan.
Buku ini berusaha memotret situasi politik, sosial, budaya,
dan agama yang berlaku pada zaman itu. Dan faktor ekonomi tak jarang
memengaruhi perjalanan sejarahnya.
Dan memang magnet bagi para kekuatan adidaya untuk menguasai
Baitul Maqdis adalah keberadaan Masjidil Aqsho itu sendiri. Pusat dari
keberkahan.
Untuk merekonstruksi sejarah Israel, ia menggunakan beberapa
sumber:
1. Kitab Perjanjian Lama;
2. Kitab-kitab Aprokif (kitab tersembunyi/rahasia versi
Kristen) dan Kitab-kitab Pseudepigraf (kitab tersembunyi/rahasia versi
Protestan);
3. Filo (filsuf) dari Aleksandria;
4. Flavius Yosefus (sejarawan Yahudi dari Galilea);
5. Pengarang-pengarang Yunani dan Latin (Polibius, Diodorus
Siculus, Strabo, Livius, Plutarchus, Tacitus, Suetonius, Appianus, dan Cassius Dio);
6. Manuskrip apokrif dari Qumron (sekitar Dead Sea);
7. Perjanjian Baru;
8. Kepustakaan para Rabi (kitab Misyna, kitab Tosefta,
kitab-kitab Talmud, kitab-kitab Midrasy, dan kitab Targum);
9. Data arkeologi (papirus dari Wadi ed-Daliyeh Samaria,
Zinon Papiri, penemuan di Masada, dan surat-surat dari Bar Kokhba).
Prof. Abd al-Fattah al-Awaisi menyebutkan bahwa setiap bangsa
yang ingin menguasai dunia, pasti akan memasukkan Baitul Maqdis dalam daftar
wilayah taklukkannya.
Note: buku ini mengupas “Israel”, bukan “Palestina”.
Judul: Dari Aleksander Agung Sampai Bar Kokhba; Sejarah
Israel dari +- 330 SM - 135 M
Penulis: Prof. Dr. H. Jagersma
Penerjemah:
Tebal:
Ukuran:
ISBN:
Cetakan:
Penerbit:
Resentator: Harmasto Hendro Kusworo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar