Selasa, 22 April 2025

Kesaksian Injil Shepherd of Hermas

The Shepherd (= penggembala) adalah sebuah kitab yang ditulis oleh Hermas antara tahun 88 dan 97 M di Patmos, dekat Ephesus. Seperti Injil Barnabas, kitab ini membenarkan tentang keesaan Tuhan. Dengan alasan inilah upaya-upaya yang gigih dilakukan untuk menghancurkannya, begitu doktrin Trinitas telah berakar kuat di gereja Pauline Resmi. Kitab ini adalah salah satu dari kitab-kitab yang dilarang sebagai akibat dari keputusan-keputusan yang dibuat pada Konsili Nicea pada tahun 325 M.

 

Tampaknya Hermas menulis kitab The Shepherd hampir bersamaan dengan Yohanes (John) menulis Injilnya, sekalipun sebagian orang mengira bahwa The Shepherd ditulis lebih dulu. Akan tetapi tidak terdapat perbedaan pandangan dalam melihat bukti bahwa Hermas tidak pernah melihat atau membaca keempat Injil yang termasuk dalam Perjanjian Baru. Sebagian orang yakin bahwa The Shepherd diilhami oleh (sebuah) Injil yang sesuai dengan (pandangan) orang-orang Yahudi, sebuah Injil yang sudah musnah. Tetapi (pandangan) ini tidak didukung oleh catatan yang diberikan Hermas tentang bagaimana kitab tersebut bisa ditulis.

 

Sampai terselenggaranya Konsili Nicea, kitab tersebut secara luas diterima dan digunakan oleh para pengikut awal Yesus, yang menganggap Hermas sebagai nabi. Hampir men-jelang akhir abad kedua Masehi, Injil Hermas diakui sebagai bagian dari Perjanjian Baru oleh Clement dari Alexandria. Origen (185-245 M) juga menerimanya sebagai sebuah kitab wahyu dan ditempatkan pada bagian akhir dari Codex Sinaiti-cus yang dipergunakan pada pertengahan abad ke-4 M. Tertullian (160-220) adalah adalah orang pertama yang meneri-manya, tetapi kemudian ia menolaknya pada saat dia menjadi seorang Montanis. Iranius (130-200 M) menerimanya sebagai kitab suci. Eusebius dari Caesaria menolaknya, tetapi Athana-sius menerimanya pada tahun 367 M karena sesuai bagi bacaan pribadi dari para pemeluk (Kristen) baru. Manicheaus, seorang pemeluk Kristen dari Persia, membawa kitab tersebut ke daerah Timur. Dante juga telah terpengaruh oleh kitab tersebut.

 

Oleh sebab itu, The Shepherd adalah kitab yang jelas-jelas tidak bisa diabaikan dan telah diterima oleh sebagian besar para pemikir Kristen Awal dan para pecinta Tuhan. Kitab ini ditulis pada saat gerakan Helenisasi terhadap ajaran-ajaran Yesus masih sangat lemah, dan pada masa ketika kebanyakan dari orang-orang yang mengikuti Yesus tetap sadar bahwa Yesus diutus untuk memperbaiki dan memperluas ajaran yang telah dibawa Musa kepada orang-orang Yahudi. Sebagaimana Yesus, mereka adalah orang-orang Yahudi yang memahami bahwa apa yang mereka kerjakan disinari oleh pengetahuan yang telah mereka ketahui sebelumnya. Mereka menerima kitab tersebut ke dalam bangunan kitab-kitab suci mereka.

 

Dengan munculnya ajaran dari sebagian orang terutama Paulus yang menyatakan bahwa hukum-hukum Yahudi tidak perlu diikuti oleh orang Kristen, maka pertentangan-pertentang-an mulai muncul antara bangunan kitab-kitab suci (Injil) yang baru ditulis, yang kemudian menjadi dikenal sebagai “Perjanjian Baru” dengan Perjanjian Lama. Akan tetapi Perjanjian Lama tetap dipertahankan oleh Gereja Resmi meskipun terdapat pertentangan-pertentangan ini. Sebab penolakan menyeluruh terhadap Perjanjian Lama akan dipandang oleh orang banyak sebagai penolakan terhadap Yesus itu sendiri. Akibat yang tidak bisa dielakkan adalah munculnya kerancuan. Di tengah usaha untuk menerima atau menolak Perjanjian Lama yang terjadi terus-menerus tersebut, pertentangan-pertentangan juga mun-cul di dalam tubuh Perjanjian Baru. Sebab ia harus menjadi “Baru” tanpa terang-terangan menolak yang “Lama”. Tetapi, pada masa awal sejarah gereja, tidak terdapat usaha untuk mengatur secara resmi kitab-kitab tersebut dan memastikan bahwa semua catatan-catatan dan doktrin-doktrin tersebut saling bersesuaian satu sama lain. Para pemimpin dari komuni-tas-komunitas sosial Kristen Awal bebas untuk menggunakan kebijaksanaan mereka sendiri-sendiri dan untuk mengacu kepada kitab-kitab suci yang mereka anggap paling lengkap memuat ajaran-ajaran Yesus.

 

Dengan pengembangan, perumusan, dan penerimaan resmi terhadap doktrin Trinitas pada tahun 325 M, maka keleluasaan gerak seperti tersebut di atas tidak lagi bisa diterima oleh gereja Pauline Resmi. Keempat Injil yang diakui tersebut dipilih dan semua kitab suci lainnya yang ditulis setelah kelahiran Yesus dimusnahkan. Tetapi para pemimpin Gereja Paulus tidak selu-ruhnya merasa puas dengan doktrin mereka tentang “misteri” (yang menyangkut cara dipilihnya keempat Injil) yang saat ini mulai berkembang. Sedangkan orang-orang yang mengakui kebenaran sebagian buku-buku yang dimusnahkan tersebut, berkeinginan untuk mempertahankan kitab ini sekalipun mereka secara langsung bertentangan dengan doktrin baru dari gereja. Kitab-kitab tersebut dikumpulkan bersama-sama dan izin untuk membacanya hanya terbatas bagi orang-orang yang berkuasa di gereja. Kitab-kitab ini menjadi terkenal dengan sebutan Apocrypha (yang disembunyikan). Kemudian kitab ini dipisahkan dari Bibel, dan hanya beberapa orang saja yang memiliki salinan kitab-kitab ini. Inilah nasib kitab The Shepherd of Hermas, sebagaimana yang menimpa Injil Barnabas. Kitab ini dipisahkan dari Perjanjian Baru, dan karena kitab ini menye-babkan keraguan pada orang-orang yang percaya kepada doktrin Trinitas, maka upaya-upaya dilakukan untuk menghan-curkan kitab tersebut secara menyeluruh.

 

Usaha-usaha ini terbukti gagal. Terdapat catatan sejarah tentang kitab The Shepherd, tetapi tak seorang pun di Barat yang memiliki kesempatan membacanya selama itu. Kemudian secara tiba-tiba pada tahun 1922, ditemukan sebuah manu-skrip “Papyrus” abad ketiga yang berisi naskah Injil Hermas.

 

Hermas memulai Injilnya dengan menceritakan tentang empat visi yang disebut “wahyu”, karena seorang malaikat menemuinya dengan berpakaian sebagai seorang penggembala. Malaikat tersebut menggambarkan kepada Hermas bahwa ia telah diutus oleh “Malaikat yang paling Mulia” (Jibril) untuk hidup bersama Hermas.

 

Kemudian malaikat tersebut memerintahkan Hermas untuk menulis semua “Perintah dan Tamsil”. Karena semua ini diceritakan kepadanya oleh malaikat yang hanya menyampai-kan apa yang diperintahkan kepadanya oleh malaikat yang paling mulia, maka kitab tersebut diterima sebagai sebuah kitab wahyu oleh para ummat Kristen Awal. Perintah-perintah yang dikatakan kepadanya untuk ditulis adalah:

 

I

Yang pertama, beriman bahwa Tuhan adalah Esa dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan mengaturnya. Dari ketiadaan, Dia telah menciptakan segala sesuatu. Dan Dia meliputi segala sesuatu, tetapi Dia sendiri tidak diliputi. Oleh sebab itu, berimanlah kepada-Nya dan takutlah kepada-Nya. Dan dengan bertakwa kepada-Nya, kamu akan mampu menguasai diri sendiri. Jagalah perintah ini maka kamu akan menjauhkan dirimu dari segala kejahatan. Ikutilah segala bentuk kebenaran, maka kamu akan selalu hidup bersama (ajaran) Tuhan, jika kamu menjaga perintah ini.

 

II

Jadilah orang yang tulus hati dan sederhana.

Janganlah membicarakan kejahatan orang lain, dan janganlah kamu merasa senang mendengar orang lain membicarakannya.

Berbuatlah kebajikan dan berdermalah.

 

III

Cintailah kebenaran.

 

IV

Capailah kesucian. Jadilah orang yang (penuh) kesucian dalam perbuatan dan pemikiran.

 

V

Bersabarlah dan penuh pengertian. Tuhan bersemayam dalam keteguhan, tetapi kejahatan berada pada perangai yang buruk.

 

VI

Percayalah kepada kebenaran, dan jauhilah kesalahan. Kebenaran memiliki jalan yang lurus dan rata. Tetapi kesa-lahan memiliki jalan yang berliku. Terdapat dua malaikat pada manusia, yang satu (mencatat) perbuatan yang benar dan yang lain (mencatat) perbuatan yang jahat.

 

VII

Bertakwalah kepada Tuhan dan jagalah perintah-Nya.

 

VIII

Kuasailah dirimu sendiri terhadap perbuatan yang salah dan janganlah melakukan kejahatan.

Tetapi janganlah kuasai dirimu terhadap kebenaran, tetapi berbuatlah yang benar. Jauhkan dirimu dari segala kejahat-an dan ikutilah jalan kebenaran.

 

IX

Buanglah keraguan dalam dirimu. Mintalah kepada Tuhan tanpa keraguan, maka kamu akan menerima segala yang engkau minta. Tuhan tidak seperti manusia yang menaruh dendam, tetapi Dia adalah Maha Pengampun dan Penya-yang terhadap makhluk-Nya. Maka bersihkanlah hatimu dari segala kesia-siaan dunia.

 

X

Buanglah kesedihan darimu, karena kesedihan adalah saudara keraguan dan perangai yang buruk.

 

XI

Seseorang yang mengikuti seorang nabi palsu adalah seorang penyembah berhala dan jauh dari kebenaran. Hermas bertanya kepada malaikat, bagaimana cara mem-bedakan seorang nabi yang benar dari yang salah. Malaikat tersebut menjawab: pertama, orang yang memiliki ruh dari langit pasti bersifat lemah-lembut, tenang, dan sederhana. Dia menjauhkan diri dari segala kejahatan dan keinginan yang sia-sia dari dunia. Dia (nabi yang benar) tidak berbicara atas nama dirinya sendiri. Tetapi berbicara jika Tuhan menghendakinya untuk berbicara. Tetapi semua kekuatan adalah milik Tuhan.

 

Seorang nabi palsu mengagung-agungkan dirinya sendiri dan menginginkan untuk memiliki tempat duduk yang terdepan (ingin berkuasa). Dia bersifat angkuh, tak tahu malu dan banyak bicara (pembohong), hidup sangat mewah dan menerima bayaran dari peran “kenabiannya”. Bisakah suatu ruh suci menerima upah dari “kenabiannya”? Nabi palsu menjauhi orang-orang yang jujur dan bergaul dengan orang-orang yang bersikap ragu-ragu dan sombong. Dia berbicara segala hal kepada mereka secara dusta sesuai dengan hawa nafsu mereka. Sebuah guci yang kosong diletakkan di antara guci-guci yang kosong tidak akan pecah, tetapi masing-masing justru sesuai. Ambillah batu dan lemparkan ke langit. Lihatlah apakah kamu mampu mencapainya? Hal-hal duniawi tidak berguna dan lemah. Di sisi lain, ambillah kekuatan yang datang dari atas (Tuhan). Hujan es adalah butir-butir yang sangat kecil. Tetapi jika mengenai kepala seseorang, maka akan mendatangkan rasa sakit yang luar biasa. Atau ambillah setitik air yang jatuh ke tanah dari atap dan (air tersebut) akan melubangi batu. Maka (ketahuilah) kekuasaan Tuhan adalah sangat besar.

 

XII

Buanglah dari dirimu segala keinginan jahat dan pakailah untuk dirimu pakaian kebajikan dan keinginan-keinginan suci. Tuhan menciptakan dunia bagi kesejahteraan manu-sia dan menjadikan semua makhluknya tunduk kepada-Nya, dan memberikan kepadanya wewenang penuh untuk menguasai segala sesuatu di bawah langit. Seseorang yang mengakui Tuhan dalam batinnya, akan mampu menguasai segala sesuatu (di dunia). Berlakulah sebagai hamba Tuhan. Kejahatan (setan) tidak bisa menguasai hamba-hamba Tuhan. Kejahatan (setan) bisa bergelut dengan mereka, tetapi tidak bisa mengalahkannya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar