Al-Quran, kitab suci samawi terakhir yang diwahyukan Sang Pencipta kepada Nabi dan Rasul terakhir, adalah suatu sumber pengetahuan tentang Yesus yang secara umum tidak diketahui oleh semua mahasiswa Kristiani. Al-Quran bukan saja membawa kita ke arah pemahaman yang lebih baik tentang siapa dia yang sebenarnya, tetapi juga akan menambah penghormatan dan kecintaan kita kepadanya melalui pemahaman tersebut. Wahyu terakhir tersebut yang diturunkan sekitar 600 tahun setelah kelahiran Yesus, mengisahkan kepada kita apa yang penting untuk kita ketahui tentang kehidupan dan ajaran-ajarannya, dan menempatkan perannya sebagai Nabi dalam perspektif yang luas, sebagaimana yang dipahami kaum Unitarian belakangan ini. Al-Quran memberikan perspektif tersebut yang tidak bisa diberikan oleh sumber lain.
Al-Quran tidak
meliput kehidupan Yesus secara rinci dalam memandang peristiwa-peristiwa yang
khusus. Mukjizat dan kekuatan yang diberikan kepadanya diberitakan oleh
Al-Quran, tetapi diungkapkan secara umum. Begitu juga kitab suci yang
diturunkan Allah kepadanya, Injil, disebut beberapa kali, tetapi isi-isinya
tidak ditunjukkan secara keseluruhan. Tetapi Al-Quran sangat spesifik dalam
menyebutkan tujuan agamanya, bagai-mana ia muncul di bumi, siapa dia
sebenarnya, dan bagaimana misinya berakhir.
Sebelum
kehidupannya, sangat menguntungkan untuk mengkaji apa fungsi dia di dunia, dan
bagaimana ia menyesuaikan terhadap bentuk ajaran yang telah diturunkan
sebelumnya dan apa yang datang setelahnya. Berkali-kali dinyatakan bahwa Yesus
adalah salah satu dari deretan panjang Nabi-nabi yang telah diutus kepada
penduduk bumi. Dia adalah seorang Rasul yang petunjuk dan ajaran-ajarannya
merupakan suatu penegasan ulang dan perluasan petunjuk yang telah dibawa
Nabi-nabi sebelumnya, dan merupakan suatu persiapam bagi petunjuk yang akan
dibawa Nabi sesudahnya.
Penyebutan
pertama kali tentang Yesus di mulai sejak awal dalam Al-Quran:
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah
menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan Rasul-rasul, dan telah Kami
berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada ‘Isa putera Maryam dan Kami
memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang Rasul
membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu
menyombong; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa
orang (yang lain) kamu bunuh? (Qs. al-Baqarah
[2]: 87)
Ayat-ayat
berikut mengingatkan kita tentang garis para Nabi, di mana Yesus merupakan
salah satu bagian di dalamnya. Setelah menyebut Ibrahim, Al-Quran melanjutkan:
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya’qub
kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada
Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari
keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan
Zakaria, Yahya, ‘Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shalih. Dan
Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas
umat (di masanya). (Qs. al-An’am [6]: 84-86)
Dan
catatan tentang Nabi-nabi ini bukan perincian lengkap yang mencantumkan semua
para Nabi, karena terdapat ayat Al-Quran yang berbunyi:
Dan (Kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh
telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa
dengan langsung. (Qs. an-Nisa’ [4]: 164)
Sebenarnya,
seperti sabda Rasulullah saw, Yesus adalah satu dari 24.100 Nabi. Di antara
mereka tidak terdapat tujuan yang bertentangan atau argumen yang berbeda. Allah
menyata-kan kepada Rasul-Nya dalam salah satu ayat Al-Quran:
Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada
apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, ‘Isa dan
para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara
mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.”
(Qs. Ali ‘Imran [3]: 84)
Semua
Nabi menyadari sepenuhnya bahwa mereka diutus Allah untuk tujuan yang sama dan
dengan ajaran yang sama:
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari
Nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan ‘Isa putra Maryam,
dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh agar Dia menanyakan
kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi
orang-orang kafir siksa yang pedih. (Qs. al-Ahzab
[33]: 7-8)
Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang
baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu
semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.
(Qs. al-Mukminun [23]: 51-52)
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu
dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan ‘Isa yaitu: Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu
orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang
kembali (kepada-Nya). (Qs. asy-Syura [42]: 13)
Oleh
sebab itu, gambaran yang muncul bukanlah suatu gambaran tentang seorang manusia
luar biasa yang muncuk atas suatu peristiwa yang terpisah dalam dunia yang
kacau. Tetapi gambaran yang ada adalah seorang rasul, seperti rasul-rasul
lainnya yang diutus untuk masa dan zamannya. Suatu bagian dari perwujudan
keteraturan jagad raya:
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani
Israil) dengan ‘Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu:
Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk
orang-orang yang bertakwa. (Qs. al-Maidah
[5]: 46)
Lebih
jauh lagi sebagaimana Yesus menyadari sepenuhnya tentang masa yang memiliki
batas-batas, yakni suatu masa yang terikat dengan masa sebelumnya dan masa
sesudahnya:
Dan (ingatlah) ketika ‘Isa ibnu Maryam berkata: “Hai
Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala Rasul
itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Qs. ash-Shoff
[61]: 6)
Pandangan
dan kelahiran Yesus tercatat dalam Al-Quran secara rinci, sangat membantu kita
dalam mengkaji kelahiran ibundanya dan perilakunya. Karena hal ini membantu
kita untuk melihat bagaimana ia (Maryam) dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi
ibunda Yesus, dan karena itulah ia dipilih Tuhan.
(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya
Tuhanku, sesung-guhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku
menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu
terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.”
Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya,
diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan;
dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki
tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan
aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada
(pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”
Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan
penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah
menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam
di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari
mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam men-jawab: “Makanan itu dari sisi
Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa hisab.
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya
berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.”
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya,
sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Se-sungguhnya
Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang
membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri
(dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang shalih.”
Zakariya berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa
mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang
mandul?” Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang
dikehendaki-Nya.”
Berkata Zakariya: “Berilah aku suatu tanda (bahwa
isteriku telah mengandung).” Allah berfirman: “Tandanya bagimu, kamu tidak
dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang
dan pagi hari.” (Qs. Ali ‘Imran [3]: 35-41)
Yahya
adalah seorang Nabi yang secara langsung mendahului Yesus. Keajaiban dari
kelahiran Yahya disebut lagi dalam surat Maryam:
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang
rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada
Tuhannya dengan suara yang lembut.
Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah
lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam
berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap
mawaliku sepening-galku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi
sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.”
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira
kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami
belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada
anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri)
sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua.”
Tuhan berfirman: “Demikianlah.” Tuhan berfirman: “Hal
itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu,
padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.”
Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu
tanda.” Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat
bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.”
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia
memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan
petang.
Hai Yahya, ambillah Alkitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,
dan rasa belas kasihan yang menda-lam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa).
Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua
orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan
dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
(Qs. Maryam [19]: 2-15)
Kisah
tentang kelahiran Yesus disebut di dua tempat yang berbeda dalam Al-Quran:
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata:
“Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan
melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai
Maryam, taatlah kepada Tuhan-mu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang
ruku’.
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita
ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir
beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk
mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak
hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.
(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam,
seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang
diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Almasih ‘Isa
putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia
dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang shalih.”
Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai
anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.” Allah
berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah
hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.”
Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Alkitab,
Hikmah, Taurat dan Injil.
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata
kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepada-mu dengan membawa sesuatu
tanda (mukjizat) dari Tuhan-mu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah
berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan
seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan
orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin
Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan
di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran
kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.
Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang
datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan
untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari
Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu
sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.”
Maka tatkala ‘Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani
lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi pe-nolong-penolongku untuk
(menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab:
“Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan
saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang
telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti Rasul, karena itu masukanlah kami ke
dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah).”
(Qs. Ali ‘Imran [3]: 42-53)
Kisah
tersebut juga dinyatakan dalam surat Maryam:
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Alqur’an,
yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah
timur, maka ia mengadakan tabir (yang
melin-dunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepa-danya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari
pada-mu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”
Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”
Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang
anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku
bukan (pula) seorang pezina!”
Jibril berkata: “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman:
“Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikan-nya suatu tanda
bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara
yang sudah diputuskan.”
Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri
dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan
anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai,
alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak
berarti, lagi dilupakan.”
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:
“Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya
pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum
dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:
“Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka
aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.”
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan
menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesung-guhnya kamu telah
melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu
sekali-kali bukan-lah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang
pezina”, maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami
akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”
Berkata ‘Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang
sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari
aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
Itulah ‘Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan
yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebe-narannya.
Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci
Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”,
maka jadilah ia.
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka
sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
(Qs. Maryam [19]: 16-36)
Tempat
di mana Yesus dilahirkan disebut dalam salah satu ayat lain dalam Alqur’an:
Dan telah Kami jadikan (‘Isa) putera Maryam beserta
ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka
di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan
sumber-sumber air bersih yang mengalir. (Qs. al-Mukminun
[23]: 50)
Dan
secara lebih rinci:
Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut ‘Isa
yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.” Mereka menjawab: “Kami
telah beriman dan saksikan-lah (wahai Rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang patuh (kepada seruanmu).”
(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut ‘Isa berkata: “Hai
‘Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidang-an dari langit kepada
kami?” ‘Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang
beriman.”
Mereka berkata: “Kami ingin memakan hidangan itu dan
supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar
kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.”
‘Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami
turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya)
akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang
datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah
kami, dan Engkaulah Pemberi Rezeki yang Paling Utama.”
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan
hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun
hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak
pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia.”
(Qs. al-Maidah [5]: 111-115)
Pada
saat ajaran Yesus mulai menyebar, sebagian meneri-ma dan sebagian menolak
petunjuk tersebut:
Dan tatkala putra Maryam (‘Isa) dijadikan
perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya.
Dan mereka berkata: “Manakah yang lebih baik
tuhan-tuhan kami atau dia (‘Isa)?” Mereka tidak memberikan perumpama-an itu
kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum
yang suka bertengkar.
‘Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami
berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti
(kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. (Qs. az-Zukhruf
[43]: 57-59)
Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan Rasul-rasul
Kami dan Kami iringi (pula) dengan ‘Isa putra Maryam; dan Kami berikan
kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa
santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami
tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang
mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak
memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada
orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka
orang-orang fasik. (Qs. al-Hadid [57]: 27)
Ajaran
yang dibawanya sangatlah jelas:
Dan tatkala ‘Isa datang membawa keterangan dia
berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk
menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.”
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu
maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.
(Qs. az-Zukhruf [43]: 63-64)
Mukjizat-mukjizatnya
sekali lagi disebutkan:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai ‘Isa putra
Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan
kamu dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih
dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu
menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk
dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu
meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenar-nya) dengan
seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak
dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan
(ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup)
dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari
keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka
berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.”
(Qs. al-Maidah [5]: 110)
Kesalahpahaman
yang muncul dari lingkungan di mana Yesus dilahirkan sedemikian rupa sehingga
ia dianggap Anak Tuhan:
Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah
mempuyai anak.” Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang
ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini.
Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?
(Qs. Yunus [10]: 68)
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa,
sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu
kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari
kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu
tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.”
Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa
mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak
memperoleh penolong.
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan
yang shalih, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala
amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim.
Demikianlah (kisah ‘Isa), Kami membacakannya kepada
kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (mem-bacakan) Alqur’an yang
penuh hikmah.
Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah,
adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian
Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
(Qs. Ali ‘Imran [3]: 55-59)
Mereka (orang-orang kafir) berkata: “Allah mempunyai
anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah
kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia
berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: “Jadilah!”, lalu jadilah ia. (Qs. al-Baqarah
[2]: 116-117)
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenar-nya (malaikat-malaikat
itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka itu tidak mendahului-Nya
dengan per-kataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan
mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat
melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati
karena takut kepada-Nya.
Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: “Sesungguhnya
Aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan
Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zhalim.
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara kedua-nya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
(Qs.
al-Anbiya’ [21]: 26-30)
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak.”
Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara
yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi
belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menganggap Allah Yang Maha
Pemurah mempunyai anak.
Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah
mengambil (mempunyai) anak.
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali
akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (Qs. Maryam [19]:
88-93)
Al-Quran
menolak ketuhanan Yesus:
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Almasih putera Maryam.” Katakanlah: “Maka
siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia
hendak membinasakan Almasih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh
orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?” Kepunyaan Allahlah kerajaan langit
dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dike-hendaki-Nya.
Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs. al-Maidah
[5]: 17)
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa
putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku
dua orang tuhan selain Allah?” ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah
mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang ghaib-ghaib.”
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali
apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah,
Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku
berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang
mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka
adalah hamba-hamba Engkau. Dan jika Engkau mengam-puni mereka, maka
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Qs. al-Maidah [5]: 116-118)
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah”
dan orang-orang Nasrani berkata: “Almasih itu putera Allah.” Demikianlah itu
ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir
yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan)
Almasih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan.
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahaya-Nya, walau pun orang-orang yang kafir tidak menyukai.
(Qs. at-Taubah [9]: 30-32)
Al-Quran
membantah konsep Trinitas:
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas
dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Almasih, ‘Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan de-ngan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya dan
janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu).
(Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha Suci
Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
Almasih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi
Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).
Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah
akan mengumpul-kan mereka semua kepada-Nya.
Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal shalih,
maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian
dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka
Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan
memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah.
(Qs. an-Nisa’ [4]: 171-173)
Al-Quran
membantah penyaliban Yesus, tetapi membenar-kan “pengangkatannya”:
Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah
membunuh Almasih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal
mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka
bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya
orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka
tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa
kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Qs. an-Nisa’ [4]: 157-158)
Akhirnya,
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Almasih putera Maryam”, pada-hal Almasih
(sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.”
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun.
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya
Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain
dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan
itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih.
Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan
memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Almasih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul
yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul, dan ibunya seorang
yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami
menjelas-kan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian
perhatikanlah bagaimana mereka ber-paling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami
itu).
(Qs. al-Maidah [5]: 72-75)
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka
atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung
dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami
berikan kepada ‘Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia
dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghen-daki, niscaya tidaklah
berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah
datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih,
maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang
kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan
tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (Qs. al-Baqarah
[2]: 253)
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesung-guhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. (Qs. al-Maidah [5]: 82)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar