Selasa, 09 Juli 2013

Antara Muslim dan Pohon Kurma

Dari Ibnu ‘Umar ra yang berkata, bahwa Rosululloh Saw telah bersabda, “Sesungguhnya di antara pepohonan itu ada sebuah pohon yang tidak rontok daunnya, dan pohon itu seperti halnya seorang muslim.” Maka beritahukanlah kepadaku pohon apakah itu? Orang-orang banyak yang menduga-duga bahwa itu adalah pepohonan yang ada di tengah-tengah padang pasir. Ibnu ‘Umar ra berkata, “Maka terbersit dalam benakku bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu mengatakannya.” Kemudian mereka berkata, “Beritahukanlah kami pohon apakah itu, wahai Rosululloh? “ Rosululloh Saw bersabda, “Itu adalah pohon kurma.” (HR. Muslim)

Mengenal Pohon Kurma

Pohon yang memiliki nama latin Phoenix dactylifera ini termasuk tanaman palm (Arecaceae) dalam genus Phoenix dan buahnya dapat dimakan. Tinggi pohon kurma sekitar 15 sampai 25 meter, tumbuh secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal. Daunnya memiliki panjang 3 sampai 5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6 sampai 10 m.

Buah kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Pohon Kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke prasejarah Mesir, kemungkinan pada awal 4000 SM. Pada zaman selanjutnya, orang Arab menyebarluaskan kurma di sekitar Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia. Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari sebatang pohon kurma, hingga Rosululloh saw sendiri mengibaratkan seorang muslim dengan pohon kurma. Mengapa Rosululloh memberikan perumpamaan pohon kurma? Pasti ada hal-hal spesial terkait pohon kurma.

Apabila kita amati secara seksama dan teliti, demikian juga dengan informasi ilmiahnya, kita akan mendapati bahwa jenis pohon ini memang istimewa. Pohon kurma adalah jenis pohon padang pasir yang hampir setiap bagiannya dapat dimanfaatkan.

Bagian daunnya sangat spesifik dan khas dalam perkara bentuk, kekerasan yang secara alami menjadikannya mudah untuk digunakan berbagai hajat hidup manusia. Bila dianyam daunnya dapat menjadi tikar, wadah untuk berbagai keperluan.

Bagian pelepahnya dapat juga dianyam menjadi keranjang buah, keranjang sayuran, atau keranjang barang-barang lainnya. Kadang, dari pelepah ini dapat dibuat meja dan kursi. Kemudian sabut pelepahnya kerap digunakan untuk menggosok kulit kala mandi, selain itu juga bisa untuk mencuci berbagai perabot rumah tangga.

Bagian tandannya, tempat buah kurma dipetik dapat dimanfaatkan jadi sapu. Tak hanya itu, bagian batangnya pun biasa digunakan sebagai tiang-tiang penyangga rumah. Kemudian tidak ketinggalan buahnya, kita sering menjumpai buah kurma saat momen Bulan Romadhon, selain lezat buah kurma juga kaya akan gizi.

Pembelajaran Pohon Kurma

Pohon multi guna nan penuh barokah ini diibaratkan seorang muslim. Hal ini menyiratkan bahwa pada diri seorang muslim sarat akan manfaat, senantiasa menampakkan kebaikan, kemuliaan, dan kewibawaan.

a. Mendatangkan manfaat

Memang sudah suatu kewajiban seorang muslim menebar kemanfaatan terhadap sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Seorang muslim tidak memecah belah, menghancurkan, tidak berbicara kecuali yang berfaedah. Geraknya adalah kebajikan, diamnya adalah menghindari keburukan.

b. Tetap hidup meski sudah mati

Seorang muslim dapat memberikan manfaat meski sudah terputus jatah hidupnya. Ia lebih mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Ia lebih dulu menunaikan kewajiban daripada menuntut haknya. Ia dengan kesungguhan memberikan manfaat bagi orang di sekelilingnya karena ia menyadari ia merupakan bagian dari masyarakat.

Setelah wafatnya, ia tinggalkan untuk generasinya sejarah hidup yang mulia, mewariskan ilmu yang bermanfaat, dan amal-amal kebajikan yang diteruskan oleh masyarakatnya.

Rosululloh saw bersabda, “Jika mati Bani Adam maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal, shodaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak yang sholih yang tak putus-putusnya mendoakan orang tuannya.” (HR. Muslim)

c. Sedikit mengambil, banyak memberi

Pohon kurma hanya sedikit membutuhkan perawatan ketika masa awal mula pertumbuhannya. Setelahnya ia akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Lalu ia akan menghasilkan buah kurma yang berlimpah nan kaya gizi.

Dari Aisyah ra beliau berkata, “Kami keluarga Muhammad saw suatu ketika pernah berdomisili di sebuah tempat selama satu hingga dua bulan tanpa menyalakan api, melainkan hanya berbekal air dan kurma saja.” (Hadits shohih)

Seorang muslim yang sejati tidak ragu untuk menunjukkan eksistensi keIslamannya. Setiap perkataan dan perbuatan bernilai solutif. Ia menjauhkan dirinya dari menjadi beban dan masalah bagi orang lain. Kebaikan dan keberadaannya selalu dinanti orang lain, ia menjadi harapan baik saat lapang maupun sempit.

d. Lambang kekokohan dan kelurusan

Hakikat seorang muslim yaitu kuat memegang prinsip beragama, tetap teguh akan aqidahnya dan selalu menjadi insan bersyukur kala dianugerahi nikmat dan sabar di saat tertimpa musibah. Mengikuti jalan lurus dalam keadaan apapun, jujur dan tegas dalam setiap ucapan.

Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka, dan mereka pun mencintai-Nya dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Alloh, dan yang tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Alloh yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki. Dan Alloh Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Maidah: 54)

Itulah di antara wujud nyata kemiripan pohon kurma dengan jiwa seorang muslim, meskipun secara zhohir berbeda. Permisalan tersebut menyiratkan kesesuaian maknawi di antara keduanya.

Hadits ini menjadi bukti kecermatan Nabi Muhammad Saw dalam bertafakur dan tadabbur alam, membuat permisalan deskriptif dan komparatif yang mudah dipahami. Jadi kini saatnya berkarya sebagaimana pohon kurma!

Wallohu a’lam bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar