.:: Pengantar
Saudaraku, tidak
terasa bulan suci Romadhon kembali menyapa kita. Bulan samudra cinta Alloh pada
kekasih-Nya. Bulan agung penuh berkah tak pernah jemu menemui kita. Bulan
berjuta pahala. Pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar. Pintu-pintu neraka ditutup
rapat-rapat. Dan setan-setan dibelenggu oleh Dzat Yang Maha Kasih.
Saudaraku,
detik-detik bulan suci Romadhon adalah detik-detik cinta, Ketika kita mampu mengisinya
dengan mendekat mesra kepada Alloh swt, maka cinta dari Dzat Pemilik cinta
tersebut akan mengalir dalam jiwa kita. Dengan cinta seperti inilah, kita tidak
akan pernah letih menebar cinta terhadap sesama.
Jika cinta telah mendominasi seseorang, ia dapat menelikung
hawa nafsunya, ia pun tidak akan merasa nikmat, selain dengan kekasih-Nya.
(lmam Al-Ghozali)
“Romadhon adalah bulan pembuktian cinta, pada setiap
ruang dan waktu yang berpuluh-puluh lipat nilainya. Ketundukan adalah cinta.
Kebajikan adalah cinta. Derma adalah cinta. Dan menata jiwa lebih dewasa adalah
cinta. Romadhon, saatnya memberi makna istimewa pada cinta.” (H.M. Anis Matta)
Semoga sajian buku
sederhana ini menginspirasi para pembaca sekalian. Semoga Alloh swt melimpahkan
taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, Aamiin. Selamat membaca!
.:: Merajut Cinta di Bulan Suci
Alloh swt senantiasa
mencurahkan cinta-Nya kepada umat manusia. Alloh swt membuka banyak sarana dan
jalan bagi keselamatan hamba-hamba-Nya, salah satunya melalui bulan suci Romadhon,
bulan di mana Alloh swt membuka lebar-lebar pintu cinta-Nya pada umat manusia.
Cinta Alloh Tak Bertepi
Alloh swt Dzat
Pemilik cinta tak bersyarat. Dia mencintai semua hamba-Nya tanpa mengharap balasan
apapun. Alloh swt selalu mencintai hamba-Nya walaupun hamba itu berbuat zholim
dan tetap membangkang dari perintah-Nya. Maka, tak berlebihan bila bulan Romadhon
dikatakan sebagai bulan cinta, bulan di mana Alloh swt membuka pintu-pintu
kecintaan-Nya.
Bukti cinta Alloh
swt itu mewujud dalam panggilan cinta dan mesra terhadap orang-orang beriman ketika
Alloh swt mewajibkan ibadah shoum. Bukan
sisi kemanusiaan yang Alloh swt sentuh, bukan nama personal yang dipanggil,
juga bukan label lainnya, tapi Alloh swt memanggil hamba-hamba-Nya dengan
panggilan keimanan. Alloh swt berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqoroh: 183)
Samudera cinta Alloh
swt kepada umat manusia digambarkan Rosululloh saw dalam berbagai sabdanya:
“Telah datang kepadamu bulan Romadhon, bulan yang diberkahi.
Alloh mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga
dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan diikat; juga terdapat pada
bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak memperoleh
kebaikannya maka dia tidak akan memperoleh apa-apa.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
“Telah datang kepadamu bulan Romadhon, bulan keberkahan,
Alloh mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus
dosa-dosa dan mengabulkan doa. Alloh melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan
ini. Alloh membangga-banggakanmu di hadapan malaikat-Nya, maka tunjukkanlah
kepada Alloh hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang yang sengsara
ialah yang tidak mendapatkan rahmat Alloh di bulan ini.” (HR. Thobrani,
periwayatnya tsiqoh)
Beragam amaliyah
ibadah Romadhon Alloh swt persiapkan agar para kekasih-Nya terpenuhi kebutuhan ruhaninya,
sehat fisiknya, stabil emosinya, harmoni kehidupannya. Dalam buku ini kita
sebutkan paling tidak ada sepuluh amaliyah ibadah khusus Romadhon, yang apabila
itu dilaksanakan dengan baik, insya Alloh umat manusia akan meraih cinta Alloh
swt.
Meraih Cinta Alloh
Ketika cinta Alloh
swt terhadap umat manusia demikian besar, maka hendaknya kita membalas cinta-Nya,
meski sejatinya Alloh swt tidak membutuhkan cinta kita. Sebab, orang yang
mengaku cinta ia harus bisa membuktikan kebenaran cintanya. Jika kita mencintai
Alloh swt maka kita harus menyambut seruan-Nya. Potongan syair Arab menyatakan:
Anda bermaksiat kepada Alloh dan Anda mengklaim mencintai-Nya
Sungguh itu jauh panggang dari api
Jika Anda benar mencintai-Nya, pasti Anda mentaati-Nya
Karena orang yang mencinta terhadap Dzat Yang dicintai
itu mentaati-Nya.
Karena itu, Rosululluh
saw dan para sahabatnya selalu menyambut bulan Romadhon dengan suka cita.
Bahkan semenjak bulan Rojab dan Sya’ban mereka telah mempersiapkan segala
sesuatu untuk menyambutnya, termasuk dengan memperbanyak puasa dan amalan
sunnah lainnya. Aisyah ra. menceritakan bahwa Rosululloh saw tidak pernah berpuasa
dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Sya’ban, hampir
sebulan penuh beliau berpuasa di bulan ini. (HR. Bukhori-Muslim)
Rosululloh saw juga
menjadi teladan bagi kita bagaimana beliau mengisi jenak-jenak waktu di bulan Romadhon
dengan kesibukan amal sholih. Tidak ada waktu luang sedikitpun berlalu sia-sia.
Semua nafas adalah ibadah, semua langkah adalah kebaikan, semua tindakan adalah
manfaat, dan semua perilaku berpahala.
Nah, ketika cinta
kita sudah berbicara, maka tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia menyambut
dan mengisi bulan Romadhon. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan
semua keletihan tatkala menjalankan ibadah Romadhon. Dengan cinta semua yang
pahit akan menjadi manis. Dengan cinta yang berat akan menjadi ringan. Dengan
cinta yang susah akan menjadi mudah.
Cinta Terhadap Sesama
Selain merajut cinta
Alloh swt, bulan Romadhon juga menjadi momentum merajut cinta terhadap sesama
umat manusia, dengan melaksanakan beragam aktivitas kebajikan dan kepedulian
sosial; memberi buka puasa, mengeluarkan zakat, infaq, dan sedekah, menebarkan
kedamaian, memaafkan, menjalin shilaturrohim, berbuat baik terhadap tetangga
dan seterusnya.
Rosululloh saw
menjadi teladan dalam kedermawanan di bulan suci ini. Aisyah ra. Menceritakan “Bahwa Rosululloh adalah manusia yang paling
dermawan. Dan beliau semakin dermawan saat bulan Romadhon tiba.”
Rosululloh saw
memotivasi kita untuk melipatgandakan kepedulian sosial, salah satunya dengan memberi
buka puasa, Rosul bersabda: “Barangsiapa memberi
buka (makan atau minum) terhadap orang yang berpuasa, maka baginya pahala
seperti pahala orang yang berpuasa, tanpa mengurangi sedikitpun pahala arang
yang berpuasa itu.” (HR. Tirmidzi)
Termasuk upaya untuk
merajut cinta terhadap sesama di bulan suci adalah lapang dada, memaafkan, tidak
memfitnah dan meninggalkan bermusuhan. Rosululloh saw bersabda:
“Puasa itu sebagai perisai. Jika, seseorang berpuasa, maka
jangan berkata kotor dan melanggar aturan. Jika ada orong mencacinya atau
mengajak berkelahi maka hendaknya ia katakan kepadanya; ‘Aku sedang berpuasa’.”
(HR. Imam Bukhori dan Muslim)
Di penghujung bulan Romadhon,
Rosululloh saw memperintahkan umat muslim untuk menyempurnakan shoumnya dengan
mengeluarkan zakat, sebagai bentuk kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama.
Rosululloh saw bersabda: “Zakat fitrah menjadi
pencuci bagi orang yang shoum dari perkara yang tidak ada gunanya, dari perkara
yang jorok. Sekaligus untuk memberi makan bagi fakir miskin.”
Ada tradisi bagus di
kalangan umat muslim di Indonesia, yaitu dalam rangka menyambut bulan suci Romadhon,
umat muslim saling memberi maaf, bershilaturrohim terhadap orang tua, keluarga,
tetangga, teman sekantor, sesama jamaah masjid dan seterusnya. Itu dilakukan
dalam rangka merajut cinta kasih terhadap sesama umat manusia sehingga memasuki
bulan suci Romadhon dalam kondisi terhindar dari kesalahan terhadap sesama anak
Adam.
Bahkan, tradisi
saling memaafkan dan shilaturrohim ini dikuatkan kembali pada saat umat muslim
menutup bulan suci Romadhon dan mengawali bulan Syawal. Berlebaran dengan
saling shilaturrohim, mengucapkan selamat lebaran, memberi hadiah, mendoakan
dan membantu meringankan saudaranya yang tidak berkecukupan.
Seluruh aspek
kehidupan dalam bulan suci Romadhon dapat dijadikan media untuk merajut cinta Alloh
swt, juga cinta sesama umat manusia. Selamat menempuh perjalanan satu bulan
penuh merajut cinta; cinta Ilahi yang hakiki dan cinta sesama yang harmoni.
.:: Sepuluh Amaliyah
Romadhon
Cinta mendorong
kekasih Alloh swt untuk terus beramal. Cinta meringankan kekasih Alloh swt
untuk senantiasa melaksanakan ketaatan. Cinta mengantarkan kekasih Alloh swt
untuk selalu peduli terhadap sesama. Dan sumber cinta itu adalah iman yang
benar kepada Alloh swt.
Di bulan suci Romadhon,
cinta ini kembali menguatkan kekasih Alloh swt untuk melaksanakan berbagai macam
amaliyah (kerja) ibadah Romadhon secara optimal. Begitu sebaliknya, ketika
berbagai amaliyah ibadah Romadhon dilaksanakan dengan baik, maka cinta itu akan
menguat dan mengantarkan seseorang menjadi kekasih-Nya.
Nah, di antara
amaliyah ibadah khas bulan suci Romadhon adalah:
Amaliyah Pertama, Shoum
Shoum tidak sekedar
menahan hal yang membatalkan shoum
-makan, minum dan berhubungan biologis- dari terbit fajar sampai terbenamnya
matahari saja. Karena, kalau hanya sekedar menahan yang demikian, boleh jadi
anak kecil, usia SD bisa melakukannya.
Kalau demikian, apa
bedanya shoumnya kita dengan mereka?
Harus ada nilai lebih, yaitu menjaga dari yang membatalkan nilai dan pahala shoum. Apa yang membatalkan nilai shoum? Di antaranya berbohong, ghibah,
namimah, mengumpat, hasud, dan penyakit hati lainnya. Dengan demikian, mata, telinga,
lisan, tangan, kaki dan anggota badan kita ikut serta shoum.
“Betapa banyak orang yang shoum, tidak mendapatkan sesuatu
kecuali hanya rasa lapar dan dahaga semata.” (HR. Ad-Darimi, Al-Albani
mengatakan hadits ini sanadnya Jayyid)
Amaliyah Kedua, Sahur
Sahur tidak
pengganti sarapan pagi, bukan juga penambah makan malam. Namun sahur yang penuh berkah, yang dilakukan
di akhir lelang waktu fajar. Di sinilah waktu-waktu yang sangat mahal, doa
dikabulkan, permintaan dipenuhi. Sehingga ketika melaksanakan sahur tidak sambil nonton hiburan,
tayangan yang melenakan, oleh media elektronik. Sibukkan diri dan keluarga kita
dengan mensyukuri nikmat Alloh dengan bersama-sama melaksanakan sunnah sahur ini dengan penuh hikmat dan
kekeluargaan. Rosululloh saw bersabda:
“Sahurlah, karena dalam sahur itu ada keberkahan.” (Muttafaqun
‘alaih)
Amaliyah Ketiga, Ifthor atau Berbuka
Sunnah buka puasa
itu disegerakan. Ketika mendengar kumandang adzan Maghrib, segera lakukan buka
puasa. Dengan apa kita ifthor? Sunnahnya dengan ruthab atau kurma muda. Berapa biji?
Bilangan ganjil satu atau tiga biji. Kalau tidak ada, seteguk air putih. Itu
yang dilakukan Rosululloh saw, bukan dengan memakan aneka hidangan, ragam
makanan.
Ifthor bukan ajang
balas dendam, seharian manahan lapar, ketika bedug Maghrib, seakan ingin melampiaskan
rasa laparnya dengan memakan semua yang ada. Perilaku ini tentu tidak akan membawa
dampak perubahan dalam kehidupan pelakunya. Justeru dengan berlapar-lapar
sambil merenungkan hikmah shoum. Sehingga dengan sadar dan hikmat kita berdoa
saat berbuka:
“Ya Alloh, kepada-Mu aku shoum, dengan rizki-Mu aku
berbuka, telah hilang rasa haus-dahagaku, kerongkongan telah basah, karena itu
tetapkan pahala bagiku, insya Alloh,” (HR. Abu Daud, Al-Albani menganggap
hadits ini Hasan)
Amaliyah Keempat, Sholat Tarawih
Tarawih berasal dari
akar kata “rooha-yaruuhu-roohatan-watarwiihatan- yang artinya rehat, istirahat,
santai. Sehingga sholat tarawih adalah sholat yang dilaksanakan dengan thuma’ninah,
santai, khusyu’ dan penuh penghayatan, bukan hanya sekedar mengejar target
bilangan roka’atnya saja.
Umat muslim
hendaknya mengevaluasi diri dalam hal pelaksanaan sholat tarawih ini. Sebab, sudah
kesekian kali kita melaksanakan sholat tarawih dalam hidup kita, namun kita
belum bisa meresapi, merenungkan, dan mendapatkan manisnya sholat, bermunajat
kepada Alloh swt secara langsung, sehingga dampak sholat pun belum bisa kita
rasakan.
“Barangsiapa menghidupkan malam Romadhon -qiyamu Romadhon-
dengan sholat dilaksanakan dengan penuh rasa keimanan dan keikhlasan, akan diampuni
dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Bahkan sholat
tarawih menjadi ajang untuk merajut cinta terhadap sesama umat muslim, dengan saling
menyapa, memberi salam, mendoakan, merapatkan barisan shof sholat, mendengarkan
taushiyah dan seterusnya.
Amaliyah Kelima, Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an
atau tadarus Al-Qur’an tidak hanya dilakukan di bulan suci ini, tapi juga dilakukan
setiap hari di luar Romadhon. Namun pada bulan ini tadarus lebih dikuatkan,
ditambah kuantitas, dan kualitasnya. Setiap malam, Rosululloh saw bergantian
bertadarus dan mengkhotamkan Al-Qur’an dengan Malaikat Jibril as.
Imam Malik, ketika
memasuki bulan suci Romadhon meninggalkan semua aktivitas keilmuan atau memberi
fatwa dan hanya fokus tadarus. Imam Syafi’i, ketika masuk bulan Romadhon ia mengkhotamkan
Al-Qur’an sehari dua kali, sehingga beliau khotam Al-Qur’an 50 kali selama
sebulan penuh. Subhanalloh!
Kita tidak perlu
mendebat, apakah itu mungkin? Bagaimana caranya beliau bisa melakukan hal itu?
Esensi yang jauh lebih penting adalah semangat dan mujahadah yang kuat itulah yang mesti kita miliki dalam
berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Amaliyah Keenam, Ith’aamul Ifthor atau Memberi Buka
Puasa
Jangan diremehkan
memberi berbuka puasa kepada orang yang berpuasa, baik langsung maupun lewat
masjid atau perkantoran. Walau hanya sebutir kurma, seteguk air, makanan,
minuman, dan lainnya. Sebab, nilai dan pahalanya sama seperti orang yang
berpuasa yang kita kasih berbuka tersebut.
Di negara-negara
Timur Tengah, tradisi memberi buka puasa sangat kental. Hampir-hampir setiap rumah
membuka pintu selebar-lebarnya bagi para kerabat, tetangga, sahabat, dan
musafir untuk turut serta berbuka bersama dengan mereka. Tradisi memberi
berbuka ini akan menguatkan cinta kasih di antara umat Islam.
Amaliyah Ketujuh, I’tikaf
Melaksanakan i’tikaf
10 hari akhir Romadhon. Inilah amalan sunnah
muakkadah yang tidak pernah ditinggalkan Rosululloh saw semasa hidupnya. Bahkan
di tahun di mana beliau meninggal, beliau beri’tikaf 20 hari akhir Romadhon. Rosululloh
saw bersabda:
“Adalah Rosululloh saw jika masuk pada sepuluh hari akhir
Romadhon, beliau mengencangkan sarungnya -lebih giat beribadah-, menghidupkan
malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhori)
Amaliyah Kedelapan, Taharri Lailatil Qodar atau Memburu
Malam Lailatul Qodar
Usia rata-rata umat
Nabi Muhammad saw adalah 60 tahun. Jika lebih, itu kira-kira bonus dari Alloh swt.
Namun usia yang relatif pendek itu bisa menyamai nilai usia umat-umat terdahulu
yang bilangan umur mereka ratusan bahkan ribuan tahun.
Bagaimana caranya?
Ya, dengan cara memburu lailatul qodar. Sebab orang yang meraih lailatul qodar dalam
kondisi beribadah kepada Alloh swt, berarti ia telah berbuat kebaikan sepanjang
1000 bulan atau 83 tahun 3 bulan penuh. Jika kita meraih lailatul qodar sekali,
dua kali, tiga kali, dan seterusnya, maka nilai usia dan ibadah kita bisa
menyamai umat-umat terdahulu. Rosululloh saw bersabda:
“Pada bulan ini ada satu malam yang lebih baik dari
seribu bulan, siapa yang terhalang dari kebaikannya berarti ia telah
benar-benar terhalang dari kebaikan.” (HR. Ibnu Majah, Al-Albani menganggap hadits
ini Hasan)
Rosululloh saw
bersabda:
“Burulah oleh kalian malam lailatul qodar itu di
bilangan ganjil di sepuluh malam akhir Romadhon.” (HR. Bukhori)
Amaliyah Kesembilan, Umroh
Melaksanakan ibadah
umroh di bulan suci Romadhon, terutama 10 akhir Romadhon. Sebab melaksanakan
umroh di bulan suci ini seperti melaksanakan ibadah haji atau ibadah haji
bersama Rosululloh saw, Rosululloh saw bersabda:
“Umroh di bulan Romadhon sebanding dengan haji.” Dalam riwayat yang
lain: “Sebanding haji bersamaku.” (HR.
Muslim)
Amaliyah Kesepuluh, Menunaikan ZISWAF
Yaitu mengeluarkan
zakat, infaq, sedekah, dan wakaf. Rosululloh saw bersabda:
“Zakat fitrah menjadi pencuci bagi orang yang shoum dari
perkara yang tidak ada gunanya, dari perkara yang jorok sekaligus untuk memberi
makan bagi kaum miskin. Barangsiapa menunaikannya sebelum sholat idul fitri,
maka zakatnya diterima -sebagai zakat fitrah yang wajib-. Dan barangsiapa yang
menunaikannya setelah sholat idul fithri, maka itu bagian dari sedekah biasa.”
(HR. Al-Baihaqi, Al-Albani menshohihkan)
ZISWAF adalah
merupakan ibadah maaliyah ijtima’iyyah,
ibadah yang terkait dengan harta yang berdampak pada manfaat sosial,
menumbuhkan cinta kasih antara aghniya’
dan fuqoro’ bahkan mensejahterakan
masyarakat. Mengeluarkan ZISWAF tidak hanya di bulan suci Romadhon, kecuali zakat
fitrah yang memang harus dikeluarkan sebelum sholat idul fitri, sedangkan
zakat-zakat yang lain, sedekah, dan juga infaq dilakukan kapan saja dan di mana
saja. Akan lebih efektif dan berdampak luas, jika ZISWAF disalurkan lewat
Lembaga Amil Zakat yang mengelola dana-dana umat secara rutin.
Sepuluh amaliyah
ibadah yang khusus di bulan suci Romadhon ini akan bisa kita laksanakan dengan optimal
ketika dilandasi oleh cinta; cinta kepada Alloh swt, cinta kepada sunnah Nabi,
cinta pada bulan suci, cinta pada syiar Islam. Sebaliknya, jika amaliyah ibadah
ini dilaksanakan dengan baik dan benar, maka akan menguatkan rasa cinta kepada Alloh
swt dan cinta terhadap sesama.
.:: Meneladani Ibadah Romadhon Generasi Salaf
Pertanyaan yang
sering mengemuka di kalangan umat Islam sekarang ini adalah bagaimana generasi
terbaik Islam (Generasi Salaf) terdahulu mengisi hari-hari di bulan suci Romadhon.
Dari lembaran
sejarah bisa kita temukan bahwa, mereka generasi terbaik Islam itu berlomba meraih
fadhilah atau keutamaan bulan suci Romadhon,
mereka menyibukkan diri dengan berbagai amaliyah ibadah Romadhon, dan mereka mengerahkan
segenap kekuatan fisik dan kekuatan jiwa untuk mengisinya.
Waktu siang hari
mereka adalah kesungguhan, produktifitas dan prestasi kerja. Malam hari mereka adalah
malam-malam meraih bekalan ruhani, tahajjud dan tilawah Al-Qur’an.
Sebulan penuh mereka
belajar; beribadah dan berbuat baik.
Lisan mereka shoum, jauh dari berkata yang tidak ada
manfaatnya, apalagi kata-kata kasar, jorok, dan dusta.
Telinga mereka shoum, tidak mendengarkan pernyataan
sesat, negatif, dan hal yang sia-sia. Mata mereka shoum, tidak melihat yang diharamkan dan maksiat.
Hati mereka shoum, tidak terbersit untuk melakukan kesalahan
atau dosa.
Tangan mereka shoum, tidak digunakan untuk mengambil
sesuatu yang tidak halal dan tidak pula menyakiti orang lain.
Begitu juga dengan
anggota tubuh lainnya, turut serta shoum.
Kalau kita lihat
pelaksanaan ibadah Romadhon umat Islam sekarang ini, maka paling tidak ada dua model.
Model pertama, mereka yang menjadikan Romadhon sebagai
musim taat kepada Alloh swt dengan melipatgandakan kebaikan. Mereka shoum siang harinya dengan
sebaik-baiknya. Di malam hari mereka qiyam
Romadhon -sholat tarawih dan tahajjud- dengan sebaik-baiknya. Mereka bersyukur kepada
Alloh swt atas nikmat yang mereka peroleh. Mereka juga tidak lupa dengan
saudara-saudara mereka yang lemah ekonomi lagi tidak beruntung. Mereka berusaha
meneladani Nabi saw sebagai orang yang paling dermawan dan paling banyak
berbuat baik dalam bulan Romadhon, laksana angin yang tertiup.
Model lainnya, ada sebagian orang yang tidak pernah tahu
dan sadar dengan kebaikan Romadhon. Mereka tidak merasakan ada manfaat dari hadirnya
bulan Romadhon. Mereka tidak peduli dengan shiyam
dan qiyam. Mereka tidak tahu dan tidak
mau tahu keutamaan dan keistimewaan Romadhon.
Padahal Alloh swt
menghidangkan Romadhon bagi qolbu dan
ruh (hati dan jiwa) sekaligus.
Sedangkan mereka malah menjadikan Romadhon untuk memperturutkan syahwat perut
dan mata (tidur) semata.
Alloh swt menjadikan
Romadhon sebagai upaya menyemai sikap kasih sayang dan kesabaran. Justeru mereka
menjadikannya sebagai ajang amarah, mengumpat, dan memfitnah.
Alloh swt menjadikan
Romadhon sebagai wahana meraih sakinah
(ketenteraman) dan keteduhan. Mereka malah menjadikannya sebagai bulan pertengkaran
dan perselisihan.
Alloh swt menjadikan
Romadhon sebagai momentum perubahan diri (pola makan sehat), namun mereka hanya
merubah jadwal makan belaka.
Alloh swt
menghadirkan Romadhon untuk menggugah si kaya agar peduli dengan yang tak berpunya.
Namun mereka menjadikannya sebagai ajang memperbanyak makanan dan minuman
dengan aneka ragamnya secara berlebihan.
Generasi sekarang
ini berhajat untuk meneladani ibadah dan ketaatan generasi para pendahulunya. Sebab,
Imam Malik (Rohimahulloh) menyatakan; “Umat
sekarang ini hanya akan menjadi baik, jika mereka meneladani umat terdahulu
yang menjadikan mereka menjadi umat terbaik.”
Semoga kita semua,
umat Islam sekarang ini mampu melaksanakan shoum
Romadhon dengan baik dan benar sehingga menjadi hamba-hamba-Nya yang
benar-benar bertaqwa, suatu predikat tertinggi di mata Alloh swt, bi idznillah.
.:: Munajat ‘Cinta’ Romadhon
Doa adalah senjata
orang beriman. Secara khusus bulan Romadhon disebut dengan syahrud du’a yaitu bulan berdoa. Rangkaian ayat-ayat yang berbicara
tentang ibadah Romadhon di selingi dengan ayat perintah berdoa. Alloh swt
berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqoroh:186)
Rosululloh saw
bersabda:
“Tiga kelompok yang tidak akan ditolak doanya: Pemimpin yang
adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang teraniaya.” (HR.
Ahmad dan At-Tirmidzi)
Sepanjang hari di
bulan suci Romadhon doa-doa dikabulkan, lebih lagi menjelang berbuka dan di
waktu sahur. Hendaknya kita
persiapkan sebaik mungkin fisik, mental, dan keluangan waktu kita untuk berdoa
dan bermunajat kepada Alloh swt. Di antaranya rangkaian munajat itu adalah:
“Allohumma lakal hamdu
bil islaam wa lakal hamdu bil iimaani wa lakal hamdu bil qur’aani wa lakal
hamdu bisyari romadhoona wa lakal hamdu bil ahli wal maali wal mu’aafaati lakal
hamdu bi kulli ni’matin an’amta bihaa ‘alainaa; Ya Alloh, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman,
nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Romadhon, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala
puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.”
“Allohumma sholli wa
sallim wa baarik ‘alaa ‘abdika wa rosuulika muhammadin shollallohu ‘alaihi wa
sallam wa ‘ala aalihi wa ashhaabihi ajma’iina; Ya Alloh, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba,
nabi dan Rosul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.”
“Allohummaghfirlanaa
waliwaalidaynaa warhamhum kamaa robbanaa shighooroo; Ya Alloh, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan
sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.”
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara
kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di
hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami
sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Alloh, kami memohon kepada-Mu ridha dan surga-Mu
serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya, dan
kami berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu serta semua ucapan maupun
perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya.
Ya Alloh, berikan kepada kami dari rasa takut kami
kepada-Mu sesuatu yang akan membentengi kami dari maksiat kepada-Mu,
anugerahkan kami dari ketaatan kami kepada-Mu sesuatu yang akan mengantarkan
kami ke surga-Mu, dan berikan untuk kami dari keyakinan kami kepada-Mu sesuatu yang
akan meringankan kami dalam menghadapi musibah dunia. Berikan kenikmatan pada
pendengaran, penglihatan dan semua kekuatan dan potensi kami selama Engkau
hidupkan kami, jadikan semua itu sebagai peninggalan kami. Jadikan pembalasan
kami hanya kepada orang yang telah menzholimi kami, tolonglah kami atas orang-orang
yang memusuhi kami, jangan Engkau jadikan musibah menimpa kami dalam agama dan iman
kami, jangan Engkau jadikan dunia ini sebagai puncak cita-cita dan ilmu kami,
dan jangan Engkau kuasakan kami kepada orang-orang yang tidak takut kepada-Mu
dan tidak menyayangi kami.
Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka
memberi maaf, maka maafkanlah (kesalahan-kesalahan) kami.
Ya Alloh, bantulah kami dalam berdzikir dan bersyukur serta
beribadah kepada-Mu dengan baik.
Ya Alloh, jadikanlah kami dan seluruh kaum muslimin
sebagai orang yang berpuasa Romadhon dan sholat malam dengan penuh keimanan dan
harapan akan pahala-Mu lalu diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun
yang belakangan, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.
Ya Alloh, jadikan kami golongan orang-orang yang mampu
melaksanakan puasa Romadhon, menyempurnakan pahala, mendapatkan lailatul qodr
dan meraih kemenangan dan penghargaan dari-Mu.
Ya Alloh, bersihkan dan sucikan hati dan jiwa kami dengan
Al-Qur’an yang mulia.
Ya Alloh, ingatkan kami ayat Al-Qur’an terlupa, ajarkan
kami darinya apa yang tidak kami ketahui, berikan rizki kepada kami berupa
kenikmatan membacanya malam dan siang, jadikan ia hujjah bagi kami jangan
jadikan ia hujjah atas kami.
Ya Alloh, berikan kepada jiwa-jiwa kami ketakwaan kepadamu,
dan sucikan dia, Engkaulah sebaik-baik Zat Yang Menyucikan jiwa, Engkaulah
Pelindung dan Penolongnya.
Ya Alloh, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di
dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan kami
berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di dunia dan akhirat yang kami
ketahui maupun yang tidak kami ketahui.
Ya Alloh, perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga
urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami, dan
perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kembali kami. Jadikan kehidupan
ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jadikan kematian sebagai
kebebasan kami dari segala keburukan.
Ya Alloh, bebaskan diri kami dari api neraka, lapangkan untuk
kami rizki yang halal.
Ya Alloh, jadikanlah amal kami yang terbaik adalah akhirnya,
dan umur kami yang terbaik adalah penghujungnya, dan hari terbaik kami adalah
hari bertemu Engkau.
Ya Alloh Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala
keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam
kesulitan, kami memohon kepadamu agar Engkau memuliakan Islam dan kaum
muslimin, menghinakan kemusyrikan dan orang-orang musyrik, menghancurkan musuh-musuh
agama, dan menjadikan negeri ini dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya aman
dan tenteram.
Ya Alloh, tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami
kaum muslimin para mujahidin di jalan-Mu di mana pun mereka berada. Tolonglah saudara-saudara
kami kaum muslimin para mujahidin Palestina. Ya Alloh, bantulah pula
saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di Suriah, dan negeri-negeri
kaum muslimin yang lain, wahai Penguasa alam semesta.
Ya Tuhan kami, kami telah menzholimi diri sendiri, jika
Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orong
yang merugi.
Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia
dan akhirat, dan peliharalah kami dari api neraka.
Semoga sholawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami
Muhammad saw keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan
dari apa yang mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah
kepada para Rosul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.
.:: Penutup
Bulan suci Romadhon
menjadi bukti cinta Alloh swt pada hamba-hamba-Nya. Alloh swt menyiapkan satu
bulan penuh dalam satu tahun ini agar hamba-hamba-Nya merasakan kelezatan ruhani,
hangatnya aura ketaatan, munculnya suasana perlombaan, merasakan kenikmatan
peduli, dan menebar cinta-kasih terhadap sesama sehingga seakan-akan manusia
terlahir kembali lagi menjadi fitri.
Ketika kita bahagia
bertemu dengan bulan Romadhon itu sama artinya dengan bahagia bertemu dengan Alloh
swt Konsekuensinya adalah;
“Barangsiapa mencintai pertemuan dengan Alloh, maka Alloh
pun mencintai pertemuan dengannya, Dan barangsiapa tidak mencintai pertemuan
dengan Alloh, maka Alloh pun tidak menghendaki pertemuan dengannya.” (HR. Bukhori)
Semoga Alloh swt
menerima segala amal ibadah kita semua. Semoga kita menjadi hamba-hamba Alloh swt
yang bertaqwa, Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar