Dalam beberapa bulan ini, sebagian dari penduduk Indonesia menderita karena bencana kabut asap walaupun pemerintah Indonesia yang zholim tidak mau menyebutnya bencana, barangkali memang kabut asap ini bukan rencana melainkan azab dari Alloh Swt untuk seluruh penduduk Indonesia, azab akibat mendukung pemerintahan yang zhalim, pemerintahan yang membohongi rakyat bahkan menjadi simbol-simbol agama sebagai pencitraan untuk kemudian terpilih menjadi pemimpin.
Asap ini memang bukan bencana, melainkan azab dari Alloh Swt sebagaimana Alloh Swt sudah tuangkan dalam QS. Ad-Dukhon yang berarti Kabut Asap. Mari Kita lihat bagaimana Qur'an bercerita tentang azab yang berupa Kabut Asap ini.
Di dalam QS Ad-Dukhon ayat 8 Alloh Swt berfirman:
“Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia; Dialah Yang menghidupkan dan Yang mematikan; (Dia lah jua) Tuhan kamu dan Tuhan Nenek moyang kamu yang telah lalu”.
Sebagai orang-orang yang beriman kita tahu bahwa Alloh adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Kita juga tahu bahwa Alloh yang menghidupkan dan mematikan kita, dan kita juga tahu bahwa Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW menyerukan untuk mengesakan Alloh.
Tetapi faktanya, kita masih menjadikan hal-hal lain yang dalam hal ini dapat menduakan Alloh. Kita tahu bahwa kita akan mati tetapi kita berbuat sesuka hati, bahkan kita juga tahu penerus para Nabi adalah para ulama tetapi kita melecehkan ulama, meninggalkan ulama, meninggalkan pesan mereka.
Jika Anda mau merenungi, ayat pertama sampai ayat 8 Alloh Swt menegaskan tentang diri-Nya, kekuasaan-Nya, kemampuan-Nya supaya kita memahami siapakah Alloh, dan untuk mengenal Alloh kita diajarkan Alloh dalam QS. Ad-Dukhon ini harus membaca Alquran, memahami makna dan isi Alquran.
Dalam QS. Ad-Dukhon ayat 9 Alloh berfirman:
“(Mereka tidak meyakini kebenaran yang dijelaskan kepada mereka), bahkan mereka masih tenggelam dalam keraguan sambil bermain-main (dalam urusan agama)”.
Dalam kitab tafsir disebutkan bahwa mereka yang tidak meyakini kebenaran dan masih dalam keraguan ini adalah terhadap ketauhidan Alloh dan Hari Akhir. Kemudian mereka yang mengolok-olok ini adalah yang mengolok Nabi SAW. Maka kemudian Rosululloh SAW berdoa agar mereka yang meragukan kekuasaan Alloh dan mengolok-olok urusan agama agar ditimpakan azab kemarau yang panjang sebagaimana terjadi di masa Nabi Yusuf AS, di mana bangsa Mesir mengalaminya.
Mereka ragu tentang Kekuasaan Alloh Swt adalah mereka yang meninggalkan Alloh Swt secara nyata, mereka meninggalkan perintah Alloh Swt, meninggalkan sunnah, mengolok-olok sunnah, bahkan cenderung bermaksiat kepada Alloh Swt. Mereka juga ragu dengan hari akhir, hari kiamat, dan hari pembalasan sehingga mereka berbuat dosa yang banyak, tidak ingat mati dan hidup semau mereka saja.
Coba Anda carikan contoh. Penulis meyakini begitu banyak contoh yang menceritakan hal di atas tentang bangsa Indonesia, bangsa ini telah meragukan Alloh Swt. Bangsa ini telah banyak berbuat maksiat. Bangsa ini telah mengolok-olok sunnah dan itupun dilakukan para ulama mereka, membolehkan ajaran sesat, membuat Islam baru dengan sebutan Islam Nusantara, Liberalis Sekuler yang semuanya merusak Islam. Begitu banyak orang-orang yang mengikuti mereka tanpa pemahaman yang utuh tentang Islam dan ajaran Islam.
Kemudian kita disebut bermain-main dalam urusan agama ini, mengolok-olok orang sholih, mengejek mereka yang menjalankan Islam dengan benar, jika diajak pada kebenaran dan kemudian dinasihati mereka mengatakan “Urusi saja moral Anda sendiri” sebagaimana dipopulerkan Iwan Fals.
Dua hal ini banyak terjadi pada bangsa ini, ragu pada kekuasaan Alloh dan Hari Kiamat. Keduanya adalah bermain-main dalam urusan agama yang diridhoi Alloh.
Lalu Alloh turunkan azab kabut asap.
Ad-Dukhon ayat 10 Alloh Swt berfirman:
“Dan tunggulah, pada hari ketika langit membawa kabut asap yang tampak jelas...”
Imam Bukhori meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada masruq, ia berkata: 'Abdulloh (Ibnu Mas’ud) berkata, “Sesungguhnya hal ini adalah karena orang-orang Quroisy ketika mereka mendurhakai Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau mendoakan mereka agar ditimpakan kemarau panjang seperti kemarau (pada zaman) Nabi Yusuf, sehingga mereka merasakan kelaparan dan kesusahan sampai mereka memakan tulang, lalu ada seorang yang melihat ke langit dan ia lihat antara dirinya dengan langit ada seperti kabut asap, hal itu karena penderitaan yang menimpanya, maka Allah Taala menurunkan ayat, “Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,– yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.” (Ad Dukhan: 10-11) Maka orang itu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dikatakan kepada Beliau, “Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan kepada Allah untu suku Mudhar, karena mereka telah binasa.” Beliau menjawab, “(Apa) untuk Mudhar? Sesungguhnya engkau benar-benar lantang.” Maka Beliau meminta hujan, lalu mereka diberi hujan, maka turunlah ayat, “Tentu kamu akan kembali (ingkar).” (Ad Dukhan: 15) Ketika mereka memperoleh kesenangan, maka mereka kembali kepada keadaan mereka ketika senang sebelumnya, lalu Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat, “(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.” (Terj. Ad Dukhaan: 16) Ia (Ibnu Mas’ud) berkata, “Yaitu pada perang Badar.”
Kabut Asap Itu adalah Azab
Para mufasirin (ahli tafsir) berpendapat bahwa “Dukhan” tersebut adalah kabut asap yang meliputi manusia ketika neraka mendekat kepada orang-orang yang berdosa pada hari Kiamat, dan bahwa Dia mengancam mereka dengan azab pada hari Kiamat serta menyuruh Nabi-Nya menunggu hari itu. Hal ini diperkuat oleh jalan yang dilalui Alquran dalam memberikan ancaman kepada orang-orang kafir dan menakut-nakuti mereka dengan hari itu dan azabnya, sekaligus menghibur rasul dan kaum mukmin agar menunggu azab yang menimpa orang yang mengganggu mereka. Hal ini juga diperkuat dengan firman-Nya, “Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka.” (Terj. Ad Dukhaan: 13) Hal ini diucapkan pada hari Kiamat kepada orang-orang kafir ketika mereka meminta kembali ke dunia lalu dikatakan bahwa waktunya telah hilang.
Kemudian Ad-dukhan juga bermakna kabut/asap yang menyebabkan kelaparan yang menimpa kaum Quraisy karena mereka menentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak mau beriman dan sombong kepada kebenaran sehingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah agar menimpakan kepada mereka kemarau yang menimpa bangsa Mesir pada zaman Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Kemudian Allah menimpakan kepada mereka kelaparan yang dahsyat sehingga mereka memakan bangkai dan tulang serta melihat seperti ada kabut di antara langit dan bumi karena lapar yang dahsyat. Mereka tetap seperti ini sampai meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar dikasihani serta meminta kepada Beliau agar Beliau berdoa kepada Allah Taala agar Dia menghilangkan azab itu dari mereka, lalu Beliau berdoa dan Allah menghilangkan azab itu. Sehingga firman-Nya, “Sungguh, (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu akan kembali (ingkar).” Merupakan pemberitahuan bahwa Allah Taala akan menghilangkannya dan memberitahukan bahwa mereka akan kembali ingkar, dan bahwa Allah Taala akan menghukum mereka dengan azab yang lebih besar lagi sebagaimana pada lanjutan ayatnya (ayat 16), yaitu dengan terjadinya perang Badar.
Ada pula yang berpendapat, bahwa maksud dukhan adalah salah satu tanda kiamat dan bahwa pada akhir zaman akan ada dukhan (asap/kabut) yang mengena kepada nafas manusia dan menimpa orang-orang mukmin di antara mereka seperti asap.
QS Ad-Dukhan Ayat 11 Allah berfirman:
“Yang meliputi seluruh manusia dan inilah azab yang pedih”
Maka, jika kita mencoba merenungi kondisi bangsa yang kacau dengan kepemimpinan yang kacau ini, pemerintah yang zhalim terhadap umat Islam, Pemimpin yang telah melakukan kebanyakan kebohongan tetapi tetap dibela oleh sebagian orang yang terhasut oleh pencitraan dari sebelum terpilih hingga setahun kepemimpinannya, Nasihat ulama pada waktu itu tidak didengar, kemudian penistaan Islam begitu merajalela dimana-mana, Dari Aceh hingga Papua, Di Jakarta gerakan syiar Islam dibatasi, dan terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu maka kabut asap ini adalah peringatan awal dari Allah Swt bahwa ini adalah Azab dari ketidaktaatan kita kepada Perintah Allah dan Rasul-Nya, tidak mendengar seruan ulama dan memperturutkan hawa nafsu Kita. Maka tunggulah Kabut Asap sebagai Azab. Wallahu ‘alam. (adi/dakwatuna)
Redaktur: Samin B
Beri Nilai:
(13 votes, average: 9,08 out of 10)
Tentang Adi Supriadi, MM
HR Manager PT Hitachi Power Systems Indonesia, Tinggal Di DKI Jakarta kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. A Speaker, Motivation Trainer, Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar