Lingkungan submisif merupakan salah satu perusak iklim kelas. Baik buruknya iklim kelas sangat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Bukankah keberhasilan kelas dipengaruhi oleh iklim kelas, manajemen kelas, kurikulum kelas (jabaran kurikulum di kelas) serta kecakapan guru menyampaikan materi kepada anak didiknya (classroom instruction)? Jadi, meskipun guru sangat terampil mengajar, jika iklim kelas buruk maka pembejaran tidak efektif. Mungkin saja ada satu dua anak yang menonjol, tetapi secara umum prestasi kelas kurang menggembirakan. Lebih buruk lagi jika iklim kelasnya buruk dan guru pun tidak terampil mengajar. Mungkin saja saat ujian semester hasilnya bagus, tetapi bukan karena anak menguasai betul pelajaran yang diujikan dan memahami konsepnya, tetapi karena anak sudah banyak berlatih mengerjakan soal. Yang pertama berhubungan dengan kompetensi, sedangkan yang kedua hanya berkait dengan kemampuan (ability) menyelesaikan soal yang sama sekali tidak menunjukkan kecakapan yang matang.
Itu sebabnya membangun iklim kelas agar positif-konstruktif sangat penting. Begitu pula menjaga dari hal-hal yang merusak, tak kalah pentingnya. Di luar itu, lingkungan yang submisif maupun dendam merupakan dua dari empat penyebab kenakalan anak di kelas. Lawrence E. Tyson, Ph.D. dari The University of Alabama at Birmingham menerangkan ini dalam How to Earn Respect From Your Students and Receive Outstanding Evaluations From Your Principal By Managing Conflict Appropriately (panjang sekali judulnya). Membiarkan kenakalan berlanjut akan menyebabkan masalah meluas ke siswa lain dalam berbagai bentuknya. Salah satu akibat yang mungkin terjadi adalah sikap pasif pada diri siswa saat mengikuti pelajaran di kelas atau bahkan kegiatan di kelas secara keseluruhan. Anak apatis.
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar