Minggu, 10 April 2016

Secerap Ilmu

"Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya. 

Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul-simpul pemahaman yang benar.

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi di kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalahpahamannya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima illmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan kegagalpahamannya."

"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paing tinggi? Apa gak terbalik?"

Temanku tersenyum. Sepertinya ini momen yang menarik baginya.

"Orang semakin paham akan semakin membumi. Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yang disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.

Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa kemana-mana sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya."

Ah aku mengerti sekarang...

"Jadi, yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu rendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu jugalah yang membutakan si pemilik akal."

"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar