Senin, 10 Februari 2014

Psikologi Pendidikan 3: Sistem Koordinasi dan Indera pada Manusia

Sistem Koordinasi
Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita terdapat suatu sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem koordinasi yang berpusat pada satu organ yaitu otak.

Penggolongan Sistem Syaraf
1.   Syaraf pusat (syaraf sadar)
a.   Otak
1)   Otak besar
2)   Otak tengah
3)   Otak depan
4)   Otak kecil
5)   Sumsum lanjutan

b.   Sumsum tulang belakang

2.   Syaraf tepi
a.   Syaraf somatik
1)   12 pasang syaraf otak (syaraf kranial)
2)   31 pasang syaraf sumsum tulang belakang (syaraf spinal)

b.   Syaraf otonom (syaraf tak sadar)
1)   Syaraf simpatetik
2)   Syaraf parasimpatetik

Sistem Syaraf Pusat
Sistem syaraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Syaraf pusat dilindungi oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid, dan piamater. Diantara arachnoid dengan piamater terdapat ruang subarachnoid yang berisikan cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai pelindung/peredam dari benturan.

Otak
Otak merupakan pusat koordinasi utama, terletak di rongga kepala dan dilindungi oleh tempurung kepala.

Otak Besar (Cerebrum)
Merupakan pusat pengendali kegiatan yang disadari.
Terdiri dari dua bagian, yaitu:
-   Belahan kiri yang mengendalikan tubuh bagian kanan
-   Belahan kanan yang mengendalikan tubuh bagian kiri

Terdiri atas dua lapis, yaitu:
-   Korteks (lapisan luar)
-   Medula (lapisan dalam)
Korteks tipis dan berwarna kelabu. Pada lapisan ini banyak mengandung sel syaraf dan neuron adjustor.
Korteks merupakan pusat berbagai kegiatan (penglihatan, kesadaran, kecerdasan, pendengaran, dan penciuman).
Medula tebal dan berwarna putih. Lapisan ini banyak mengandung serabut syaraf.

Bagian belakang (lobus oksipitalis) berperan dalam penglihatan.
Bagian samping (lobus temporalis) berperan sebagai pusat pendengaran.
Bagian depan (lobus frontalis) berperan sebagai pengendalian otot.

Terbagi menjadi 3 area, yaitu:
-   Area sensorik berkaitan dengan penerimaan rangsangan.
-   Area motorik berkaitan dengan menanggapi rangsangan.
-   Area asosiasi penghubung antara sensorik dan motorik yang berperan dalam proses belajar, berfikir, mengambil keputusan, mengingat, dan penguasaan bahasa.

Otak Tengah (mesensefalon)
Otak tengah berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus) otot, dan posisi tubuh.

Otak Depan (diensefalon)
Otak depan terdiri dari:
-   Talamus
-   Hipotalamus
Talamus berfungsi menerima semua rangsangan kecuali bau dan meneruskannya ke area sensorik otak besar.
Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan suhu dan nutrien, penjagaan kesadaran, dan penumbuhan sikap agresif.

Otak Kecil (cerebelum)
Otak kecil terbagi menjadi dua, yaitu belahan kiri dan kanan. Kedua belahan dihubungkan dengan jembatan varol.
Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot ketika bergerak.

Sumsum Lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan berperan mengatur denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa, dan muntah.
Bagian Sumsum lanjutan yang menghubungkan otak adalah pons, berfungsi  sebagai pengatur pernafasan.

Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)
Merupakan sambungan dari sumum lanjutan sampai vertebra lumbalis.
Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar).
Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu:
-   Ventral (mengarah ke perut)
-   Dorsal (mengarah ke punggung)
Ventral mengandung badan neoron motorik dan neuritnya ke arah efektor.
Dorsal mengandung badan neoron sensorik.

Sistem Syaraf Tepi (perifer)
Sistem syaraf tepi berfungsi menghubungkan sistem syaraf pusat dengan organ-organ tubuh.
Berdasarkan arah impuls, syaraf tepi terbagi menjadi:
-   Sistem syaraf aferen
-   Sistem syaraf eferen
Aferen membawa impuls dari reseptor ke syaraf pusat.
Eferen membawa impuls dari syaraf pusat ke efektor.

Gerak Refleks
Adalah: gerak cepat yang terjadi sebagai mekanisme respon untuk mengelak dari rangsangan yang membahayakan.
Refleks berasal dari kata reflexus yang artinya melengkung balik.
Gerak refleks dapat dibedakan menjadi:
-   Refleks bawaan/tunggal
-   Refleks kompleks
-   Refleks dipelajari

Dosen: Dra. Iis Islahiyyah Kamilah, M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar