Diperkirakan ditemukan dan digunakan oleh para biarawan untuk memberi tanda waktunya berdo'a dengan media lonceng.
Baru pada tahun 1500an seorang tukang kunci dari Jerman menemukan jam rumahan dengan diameter 10 cm sampai 12,5 cm dan ketebalan 7,5cm.
Pada akhir abad XVI, lonceng mulai dibuat tegak. Pada abad XVII, mesin jam mulai diberi lapisan kuningan dan diperkaya dengan penutup kaca dan jarum penunjuk menit.
Pada 1656, lahirlah Grandfather's Clock (jam dengan lonceng berpendulum) sebagai pengukur waktu yang Anda.
Kemudian perannya sebagai penunjuk waktu handal terganti oleh Kristal Quartz yg mulai diterapkan pada jam dengan tingkat kesalahan yang sangat minim.
Terus, Kenapa dalam 1 Hari itu ada 24 Jam?
Jawabannya: Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "second minute" (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam.
Bagian yang pertama dikenal sebagai "prime minute" (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal sekarang.
Besarnya pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu ada 60 menit di dalam satu jam dan ada 60 detik di dalam satu menit.
Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang-orang Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60).
Istilah jam sendiri sudah ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.
Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM) di bawah mandat yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi di sekeliling matahari di saat epoch.
Karena pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk digunakan sebagai standar waktu.
Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb's Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke delapanbelas dan sembilanbelas.
Dengan demikian, detik didefinisikan sebagai1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 01 Januari 1900 jam 12 waktu ephemeris.
Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun 1960.
Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan 86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris. Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori gerakan dinamis Newton.
Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.
Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris.
Dengan menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan di sekeliling bumi. Yang dari mana gerakan jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom.
Sebagai hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam International System of Units (SI) sebagai Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.
Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan tersebut adalah sama dengan detik ephemeris. Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat.
Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga detik seperti yang disebutkan di atas.
Asal Usul Jam Pasir
Jam Pasir atau Hourglass terdiri dari dua kaca gembung yang diisi pasir halus (satu di atas satu di bawah) dan dihubungkan oleh pipa sempit.
Rata-rata menunjukkan waktu selama satu jam.
Faktor yang berpegaruh dalam penunjukan waktu adalah volume tabung, jenis kualitas pasir, dan lebar leher.
Menurut beberapa ahli, jam pasir diciptakan di Alexandria sekitar pertengahan abad ketiga.
Dimana pada masa itu, orang-orang membawa jam pasir kemana-mana seperti yang kita lakukan dengan jam skarang ini.
Ada juga yang berpendapat di abad ke-11, ditambahkan juga kompas untuk menunjukkan arah.
Pendapat lain, jam pasir pertama diperkirakan muncul pada tahun 1338 berdasarkan lukisan Allegory of Good Government dari Ambrogio Lorenzetti.
Catatan yang berhasil ditemukan mengenai awal keberadaan jam pasir adalah daftar penerimaan penjualan Thomas de Stetesham di tahun 1335.
Asal Usul Jam Digital
Hamilton d Lancaster memproduksi jam elektrik pertama di dunia. Jam elektrik Hamilton menetapkan waktu dengan keseimbangan tradisional –mekanisme roda yang telah digunakan dalam bagian jam untuk ratusan tahun dan karenanya tidak lebih akurat dari jam lain. Bagaimanapun, dari pada memberi kekuatan mekanik dari pegas, sebuah baterai digunakan memberi kekuatan pada mekaniknya sehingga kebutuhan putaran tidak lagi diperlukan.
Meskipun orang-orang menyukai fakta bahwa mereka tidak lagi menggunakan putaran pada jam, itu berhenti ketika kontak elektrik menjadi berkarat –dimana terjadi tidak tak lama pada masa hidup jam. Itu menjadikan sakit kepala bagi departemen reparasi Hamilton yang secara terus menerus menghadapinya sampai jam diperbaharui pada tahun 1961.
Accutron oleh Bulova
Pada seputar waktu itu, Bulove memberikan peningkat besar selanjutnya dalam penentu waktu elektrik dengan jam Accutron mereka pada tahun 1960. Datang dalam format potongan bentuk-U dari campuran nikel yang bergetar sebagai respon arus elektrik dari baterai. Getaran ini berfrekuensi lebih tinggi daripada roda gaya tradisional. Jadi, untuk pertama kalinya perantaraan elektik menjadi gagasan yang rapi dimana memberi kekuatan pada jam dengan menawarkan akurasi yang lebih baik pula. Accutron juga mengerjakan lebih jauh masalah kontak elektrik dengan memperkenalkan transistor, memberikan jam waktu kerja yang lama tanpa harus memakainya. Jam ini juga terkait erat dengan program angkasa AS yang menggunakannya pada pesawat angakasa Mercury dan Apollo yang digunakan NASA untuk ke bulan.
Jam Inovasi Swiss
Bagaimanapun, kesuksesan Bulova menakutkan para pembuat jam Swiss, yang melihat tantangan potensial bagi dominasi mereka dalam hal kualitas alat pewaktu. Mereka bersatu untuk membiayai penelitian lab CEH (Center Electonique Horloger). CEH mentargetkan penelitian mereka untuk menemukan oslilator yang lebih akurat daripada sepatu kuda nikel.
Pergerakan kwarsa telah digunakan pertama kali dalam jam pada tahun 1930an; sampai awal 60an mereka bahkan telah menggunakannya pada chronometer angkatan laut (walaupun tidak dapat disangkal dengan akurasi yang tidak dapat diprediksi). CEH menetapkan tentang peningkatan akurasi dan sampai pertengahan 60-an Longines dan Bernard Golary telah membuat sebuah jam saku yang mempunyai akurasi sampai 0.01 detik sehari.
Pada tahun 1967, CEH memproduksi jam tangan dengan pergerakan kwarsa pertama. Dalam hal untuk peningkatan dalam mikro-elektronik, pengintegrasian rangkaian elektronik telah meningkat yang menjadikannya lebih hemat energi, menjadikannya dapat diminaturisasi sehingga gerak kwarsa dapat muat dalam sebuah jam tangan. Bagaimanapun, pabrikan Swiss meneruskan untuk menghaluskan teknik mekanik mereka dan kemudian menyamai Bolova melalui cara tradisional. Setelah bertahun-tahun dalam penelitian, Swiss melihat kwarsa sebagai mode yang akan lewat, memperhitungkan kekeliruan dimana keunggulan mekanik mereka akan memperlihatkan mereka bertahan sebagai raja dari tumpukan; itu merupakan penilaian yang miskin yang kadang-kadang akan membawa kematian pada beberapa perusahaan.
Interpretasi orang Jepang
Sementara orang Eropa memainkan one-up manship dengan berbagai teknik mereka, Seiko telah secara terus-menerus mengambil pandangan baru pada kwarsa dan itu merupakan perusahaan Jepang yang mengeluarkan jam tangan kwarsa pertama di dunia –Jam Astron 25SQ– di Jepang pada 25 Desember 1969. Berharga mahal, dengan harga 450.000 yen ($1.250 harga pertukaran tahun 1969). Mempunyai muka yang datar, menggumpal (tidak seperti jam mekanik Swiss yang tipis) dan juga menyakitkan dengan begitu banyak kesulitan teknik yang membuat Seiko mengakhiri dengan menariknya setelah hanya memproduksi 100 jam saja.
Bagaimanapun, walau itu kegagalan yang nyata. Juga menandai tahap baru dalam teknologi jam dimana kita tidak akan pernah menoleh. Teknologi kwarsa telah berada pada langkah ke depan yang baru pada tahun1970. Banyak para pembuat jam Jepang mengikuti jalan Seiko, juga dilakukan orang Amerika, sampai kadang-kadang saat Swiss mendaki untuk bergabung –meskipun tidak sampai beberapa pabrikan lain runtuh. Kompetisi ini mengarah pada ketipisan, jam-jam yang lebih lapar akurasi. Bahkan dengan penambahan fitur yang lebih seperti pada kemajuan tahun 70-an, lompatan selanjutnya hanya jalan ditempat.
Diambil dari: kaskus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar