Minggu, 25 Desember 2016

Ketuhanan Yesus dalam Bibel (2)

Setelah dialog yang dilakukan antara Saudara Antonius Widuri dengan K.H. Bahaudin Mudhary di Sumenep dengan tema Ketuhanan Yesus dalam Bibel (1), kali ini kami sampaikan lanjutan dialog pada malam ketiga.

A      :  Sebagaimana kita telah rembuk kemarin malam, apakah akan dilanjutkan juga musyawarah kita ini.
B      :  Memang demikian, karena kedatangan kami kemari khusus untuk melanjutkan pertemuan kita kemarin malam.

A      :  Kalau tidak khilaf, pembicaraan kita masih berkisar dalam asal ketuhanan Yesus dalam Bibel.
B      :  Betul begitu. Kemarin malam saya mengharapkan agar Bapak menunjukkan ayat-ayat dalam Kitab Injil: apakah Yesus itu Tuhan atau bukan.

A      :  Kemarin malam telah saya tunjukkan. Agar berurutan, sebaiknya kita ulangi lagi ayat-ayat Injil tersebut, lalu akan saya tunjukkan lagi ayat-ayatnya yang lain; setujukah Saudara pendapat saya ini?
B      :  Memang sebaiknya begitu, agar berurutan dan bertambah jelas, baiklah diulangi lagi.

A      :  Silakan buka Matius pasal 1 ayat 16.
B      :  Baik. Dalam pasal dan ayat tersebut menyebutkan: “Dan Yakub memperanakkan Yusuf, yaitu suami Maryam. Ialah yang melahirkan Yesus, yang disebut Kristus.”

A      :  Di sini jelas, ayat ini menyebutkan sendiri bahwa Yesus diperanakkan oleh Maryam. Jadi, Yesus adalah anak manusia, bukan Anak Tuhan sebagaimana telah saya terangkan dalam pertemuan pertama.
B      :  Ya, pada pertemuan pertama Bapak telah terangkan dan saya telah mengerti. Menurut pendapat Bapak, apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan kata: “Yesus dan Kristus”?

A      :  Apakah Saudara belum mengetahui arti daripada “dua buah kata” tersebut?
B      :  Saya mengerti. Tetapi hanya untuk mencocokkan saja dengan penafsiran Bapak.

A      :  Baik. Yesus adalah bahasa Yunani yang berarti: “melepaskan”, melepaskan manusia daripada dosa.
B      :  Dari manakah adanya keterangan bahwa Yesus itu berarti “melepaskan dosa”?

A      :  Sebetulnya susunan pertanyaan itu timbul dari saya. Tetapi saya mengerti mungkin Saudara akan menguji saya tentang Injil. Walaupun begitu, saya penuhi juga pengharapan Saudara. Silakan periksa di Matrius pasal 1 ayat 27.
B      :  Di pasal dan ayat ini menyebutkan:
             “Maka ia akan beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau namakan Dia, Yesus. Karena ialah yang akan melepaskan kaumnya daripada segala dosanya.”

A      :  Itulah ayatnya. Arti Kristus ialah “Almasih”, “Sang Sabda”, “Adil”, “Ratu Salem”, dan ada beberapa lagi artinya yang lain. Kata “Almasih” dalam Injil bahasa Inggris disebut: “Christ the Lord”, didalam Injil bahasa Arab disebut: Al-Masih Ar-Robb”. Kata “Lord dan Robb” artinya tuanku, paduka tuan, dan ada juga dengan arti Tuhan, dan lain-lain lagi. Akan tetapi karena Yesus sendiri mengaku bahwa ia bukan Tuhan melainkan utusan-Nya sebagaimana tersebut dalam Kitab Injil Yohanes pasal 17 ayat 23, dan ia diperanakkan oleh manusia sebagaimana tersebut dalam Injil Matius pasal 1 ayat 16 dan 21, malah ia sendiri yang berkata dan mengakui bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), sebagaimana disebutkan dalam Injil Markus pasal 12 ayat 29 dan di ayat-ayat Injil yang lain-lain, maka berdasarkan pengakuan Yesus itu, jelas Yesus itu bukan Tuhan dan bukan anak Tuhan.
B      :  Benar yang Bapak maksudkan itu.

A      :  Selanjutnya, harap periksa lagi Markus pasal 12 ayat 29.
B      :  Di sini menyebutkan: “Maka jawab Yesus kepadanya: “Hukum yang terutama inilah: dengarlah olehmu, hai Israel. Adapun Allah Tuhan kita, ialah Tuhan yang Esa.

A      :  Jelas bahwa Tuhan itu Esa, artinya satu, Tunggal. Jadi, Yesus bukan Tuhan sebagaimana telah saya terangkan.
B      :  Ya, sudah Bapak terangkan kemarin malam.

A      :  Periksa lagi Ulangan pasal 4 ayat 35.
B      :  Disini menyebutkan: “Maka kepadamulah Ia itu ditunjuk, supaya diketahui olehmu bahwa Tuhan itu Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi.

A      :  Kitab Injil Saudara sendiri yang menyebutkan dan Yesus sendiri yang menyampaikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah yang Esa. Jadi, tegas sekali Yesus sendiri tidak mengaku menjadi Tuhan. Inipun telah saya terangkan pada pertemuan kita kemarin malam.
B      :  Ya, saya sudah mengerti dan menerimanya.

A      :  Periksa lagi di Ulangan pasal 6 ayat 14.
B      :  Di Ulangan, pasal dan ayat tersebut menyebutkan demikian, “Dengarlah olehmu, hai Israel! Sesungguhnya Hua Allah kita, Hua itu Esa adanya.”

A      :  Jelas di kitab Injil sendiri menyebutkan Allah itu Esa. Tunggal. Yesus telah mengakui sendiri bahwa dia bukan Tuhan. Bagaimana pendapat Saudara? Kaum Kristen mengatakan Yesus itu Tuhan. Sedangkan Yesus sendiri menolak disebut dirinya Tuhan.
B      :  Ya, saya tidak mengerti dan tambah bingung.

A      :  Biarlah, tidak apa-apa. Marilah kita teruskan lagi. Periksa di Matius pasal 27 ayat 1.
B      :  Baik, disini menyebutkan: “Setelah hari siang, maka segala kepala iman dan orang tua-tua kaum pun berundinglah atas hal Yesus supaya dibunuh Dia.”

A      :  Kalau betul Yesus itu Tuhan, mustahil ada manusia merencanakan untuk membunuh Dia. Silakan buka lagi Matius pasal 26 ayat 38.
B      :  Di ayat ini ada menyebutkan, “Kemudian kata Yesus kepada mereka itu: “Hatiku amat sangat berduka cita, hampir mati rasaku; tinggallah kamu disini dan berjagalah sertaku.”

A      :  Di ayat itu menyebutkan bahwa Yesus amat sangat berduka cita. Pantaskah ada Tuhan berduka cita? Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan. Periksa lagi di Lukas pasai 2 ayat 11.
B      :  Baik. Di ayat ini menyebutkan:
“Sebab pada hari ini sudah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan itu di dalam negeri Daud.”

A      :  Wajarkah Tuhan dilahirkan oleh manusia (Maryam). Terus periksa di Yohanes pasal 5 ayat 30.
B      :  Baik, disini menyebutkan: “Maka aku tidak boleh berbuat satu apa dari mauku sendiri. Seperti aku dengar begitu aku hukumkan, dan hukumku itu adil adanya, karena tidak aku coba turut mauku sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus aku.”

A      :  Ayat itu Yesus sendiri yang berkata bahwa ia tidak berkuasa berbuat sekehendaknya. Wajarkah Tuhan tidak berkuasa berbuat sekehendaknya. Di ayat itu pun Yesus mengaku sendiri bahwa kehendaknya itu menurut kehendak Tuhan yang mengutus dia. Kalau Yesus betul Tuhan, tentu tidak dapat diperintah oleh siapa pun. Di ayat ini juga Yesus mengaku, bahwa dia bukan Tuhan melainkan diutus oleh Tuhan. Yang diutus itu tentu bulan Tuhan.
B      :  Kalau berdasarkan ayat tersebut, memang benar keterangan Bapa.

A      :  Kalau begitu, jelas bahwa:
             1.   Yesus datang ke dunia ini bukan kemauannya sendiri tetapi dia utusan Tuhan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Tuhan telah mengutus Nabi-Nabi dan Rasul-rasul yang lain.
             2.   Yesus menghidupkan orang mati bukan mauNya sendiri melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat menghidupkan orang mati.
             3.   Yesus dapat menyembuhkan penyakit kusta (lepra) bukan kehendaknya sendiri, melainkan atas kehendak Tuhan, sebagaimana juga Ilyas dapat menyembuhkan penyakit lepra.
             Keterangan saya ini berdasarkan pengakuan Yesus sendiri di ayat tadi bahwa “tidak Aku coba mauKu sendiri, melainkan maunya Bapa yang sudah mengutus Aku.”
             Apakah saudara memerlukan lagi ayat-ayat Bibel yang menerangkan pengakuan Yesus sendiri bahwa ia bukan Tuhan?
B      :  Buat saya masih memerlukan lagi. Bukankah telah saya sampaikan kepada Bapak, bahwa saya ingin mencari kepuasan dalam meneliti ajaran-ajaran agama, terutama dalam hal Ketuhanan yang hakiki? Tetapi saya ingin bertanya, dan maaf sebelumnya, bagaimanakah Bapak bisa hafal di luar kepala tentang ayat-ayat Bibel, dan keistimewaan Bapak ini saya merasa kagum.

A      :  Itu adalah petunjuk Tuhan. Alhamdulillah saya memang mempelajari bermacam agama, akhirnya saya bertambah yakin akan kebenaran agama Islam. Kalau Saudara merasa kagum kepada saya, maka saya pun lebih merasa kagum lagi kepada Saudara selaku pemeluk agama Kristen berhasrat meneliti ajaran-ajaran agamanya. Juga dengan bantuan Bapak Markan ini. Baiklah, kita lanjutkan. Silahkan periksa lagi di Ulangan pasal 4 ayat 39.
B      :  Baik. Di pasal dan ayat ini disebutkan sebagai berikut: “Maka sekarang ketahuilah olehmu dan perhatikanlah ini baik-baik, bahwa Tuhan itulah Allah, baik di langit yang di atas, baik di bumi yang di bawah, dan kecuali ia tiadalah lain lagi.”

A      :  Tegas sekali. Di kitab Injil sendiri yang menyebutkan bahwa tidak Tuhan melainkan Allah dan Yesus sendiri pula yang berkata bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Yesus sendiri pula yang berkata bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Jadi, Yesus pun bukan Tuhan. Ayat ini tentu tidak dapat diputar-putar lagi. Kalau ada penganut agama Kristen mengakui Yesus itu Tuhan, maka pengakuannya bertentangan dengan kitab sucinya sendiri, dan bertentangan pula dengan ajaran Yesus.
B      :  Tetapi dalam Injil Yohanes pasal 10 ayat 38 ada menyebutkan:
             “Supaya kamu dapat tahu dan percaya, yang Bapa ada di dalam aku, dan aku ada di dalam Bapa.”
             Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus di dalam Tuhan, dan Tuhan di dalam Yesus, maksudnya Tuhan dan Yesus itu Satu adanya. Atau singkatnya bahwa Yesus pun Tuhan. Juga di dalam Yohanes pasal 14 ayat 11 ada menyebutkan:
             “Percayalah yang aku ini dalam Bapa, dan Bapa dalam aku.”
             Ayat inipun ada menunjukkan bahwa Yesus dan Tuhan adalah satu. Jadi, Yesus pun Tuhan.

A      :  Kalau Saudara berpegang dengan ayat tersebut, bahwa Yesus itu Tuhan maka Saudara harus mengakui juga bahwa Tuhan itu Yesus, dan Yesus itu Tuhan.
B      :  Tidak demikian, tetapi Yesus dan Tuhan itu satu.

A      :  Kalau begitu, saya ingin bertanya: Di ayat itu ada dua rangkaian kata ialah “Yesus dan Tuhan”. Siapakah yang lebih berkuasa di antara keduanya? Tuhan Bapakah atau Yesus?
B      :  Tentu Tuhan Bapa.

A      :  Kalau masih ada yang lebih kuasa dari Yesus, maka Yesus tentu bukan Tuhan. Lebih jelas periksa di Injil Yohanes pasal 14 ayat 28.
B      :  Baik. Di ayat ini ada menyebutkan: “Kamu sudah dengar aku bilang, yang aku pergi serta datang kembali sama kamu. Coba kamu cinta sama aku, hati, sebab aku sudah bilang. Yang aku pergi sama Bapa, karena bapaku itu lebih dari aku.”

A      :  Di ayat ini Yesus sendiri mengatakan, “Bapaku itu lebih dari aku.” Ini menunjukkan bahwa kalau Yesus itu Tuhan, maka ialah Tuhan yang tidak sempurna, oleh karena masih ada yang melebihi tingkatnya. Yang tidak sempurna itu tentu bukan Tuhan. Harap Saudara periksa lagi di Injil Yohanes pasal 12 ayat 45.
B      :  Baik. Di pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut:
“Dan barangsiapa yang melihat aku, dia melihat sama Dia yang mengutus aku.”

A      :  Pantaskah Tuhan diutus? Kalau Yesus itu Tuhan, mengapa ada Tuhan yang di utus? Maksud ayat tersebut siapa yang melihat Yesus seolah-olah ia melihat Tuhan yang mengutus Yesus. Jadi, perkataan Yesus di atas menunjukkan bahwa ia bukan Tuhan, melainkan utusan Tuhan.
B      :  Saya belum meneliti maksud ayat di Yohanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 yang menyebutkan bahwa “Bapa dalam aku dan aku dalam Bapa”, seperti yang telah saya bacakan tadi. Akan tetapi dalam ayat ini saya berpendapat ada dua macam penafsiran:
             1.   Yesus adalah Tuhan.
             2.   Berdasarkan Injil Yohanes pasal 12 ayat 45 yang kita baca itu menyebutkan, Yesus itu adalah utusan Tuhan. Utusan di sini maksudnya selaku Tuhan ia menyampaikan sendiri ajarannya kepada manusia.

A      :  Ayat itu bukan berarti mempunyai dua macam penafsiran, tetapi di antara dua ayat tersebut yakni di Yohanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11, dan Yohanes pasal 12 ayat 45 itu adalah bertentangan. Di satu ayat ditafsirkan Yesus itu Tuhan dan di ayat lain disebutkan bahwa Yesus itu utusan Tuhan. Jadi, di dalam Injil sendiri terdapat ayat-ayatnya antara yang satu dengan yang lain bertentangan. Kita perlu ingat kembali pada pembicaraan kita semula kalau ada kitab suci yang isinya dan berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain, maka apakah kitab suci itu masih akan dipertahankan kesuciannyakah?
B      :  Betul. Kita telah bicarakan hal ini pada pertemuan yang lalu.

A      :  Andaikan Saudara masih juga mau mempertahankan ketuhanan Yesus dengan berdasarkan ayat Bibel yang menyebutkan: Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus” sebagaimana tersebut dalam Yohanes pasal 10 ayat 38 dan pasal 14 ayat 11 itu, maka Saudara pun akan dijawab oleh kitab Injil Saudara sendiri, bahwa penafsiran Saudara itu tidak benar.
B      :  Dimanakah menyebutkan demikian?

A      :  Silakan Saudara periksa di Injil Yohanes pasal 17 ayat 21.
B      :  Di pasal dan ayat ini menyebutkan: “Supaya semua jadi satu, ia Bapa seperti Bapa dalam saya dan saya dalam Bapa dan supaya dia orang jadi satu dalam kita, biar dunia percaya Bapa sudah mengutus saya.”

A      :  Jelas di ayat ini kalau Yesus sendiri berkata, bahwa Yesus dalam Bapa dan Bapa dalam Yesus dan muridnya pun ada dalam Bapa. Kalau begitu, harus Saudara akui bahwa murid-murid Yesus pun Tuhan juga.
B      :  Kalau begitu bagaimana arti yang sebenarnya ayat itu menurut Bapak?

A      :  Kalimat “Bapa dalam saya” dan muridnya jadi satu dengan kita (Allah dan Yesus) di ayat tersebut maksudnya supaya Yesus senantiasa tidak melupakan Allah (Bapa) demikian juga muridnya tidak melupakan Yesus dan Allah (Bapa). Dan di akhir ayat tersebut Yesus berkata, “Biar dunia percaya yang Bapa mengutus saya”. Rangkaian kata-kata ini tegas sekali Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Allah melainkan utusannya. Dan teruskan Saudara baca di Yohanes pasal 17 ayat 23.
B      :  Baik. Ayat tersebut menyebutkan: “Saya dalam dia orang, dan Bapa dalam saya, supaya dia orang jadi satu dengan sempurna, dan supaya dunia boleh tahu yang Bapa sudah mengutus saya.”

A      :  Apakah susunan ayat tersebut belum jelas bahwa Yesus sendiri yang berkata dan mengaku bahwa ia bukan Tuhan melainkan utusan Tuhan? Apakah Saudara masih belum puas tentang ayat-ayat Injil yang menunjukkan bahwa Yesus bukan Tuhan? Karena saya anggap telah cukup banyak tunjukkan kepada Saudara.
B      :  Sebagaimana telah saya sampaikan kepada Bapak, saya ingin kepuasan. Sebetulnya keterangan-keterangan Bapak telah memuaskan saya. Namun demikian kalau masih ada ayat-ayatnya lagi, harap Bapak tunjukkan.

A      :  Baik. Saya penuhi pengharapan Saudara. Silakan Saudara periksa di Kitab Samuel yang kedua pasal 7 ayat 23.
B      :  Pasal dan ayat tersebut menyebutkan sebagai berikut: “Maka sebab itu besarlah Engkau, ya Tuhan Allah. Karena tiada yang dapat disamakan dengan Dikau, dan tiada Allah melainkan Engkau sekedar yang telah kami dengar telinga kami.”

A      :  Di ayat ini jelas bahwa Yesus sendiri menghadapkan kata-katanya kepada Allah, bahwa tiada yang dapat disamakan dengan Allah. Jadi, Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak sama dengan Tuhan. Dengan lain kata, ia bukan Tuhan. Dan di tengah-tengah ayat itu Yesus sendiri berkata: “Tiada Allah melainkan Engkau.” Jadi, Yesus termasuk yang lain, yakni ia bukan Tuhan Anak. Rangkaian ayat tersebut, Yesus sendiri yang berkata bahwa, “Tiada Tuhan melainkan Allah”, mengapa kaum Kristen mengangkat Yesus selaku Tuhan? Silakan periksa lagi Injil Yahya pasal 17 ayat 8.
B      :  Baik. Sebutkan ayat tersebut adalah sebagai berikut: “Karena segala firman yang telah Engkau firmankan kepadaku, itulah Aku sampaikan kepada mereka itu, dan mereka itu sudah menerima dia dan mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Aku datang dari adamu, dan lagi mereka itu percaya bahwa Engkau yang menyuruh Aku.”

A      :  Di ayat ini Yesus sendiri berkata bahwa ia menerima firman dari Allah. Kalau Yesus Tuhan, tentunya tidak membutuhkan firman dari siapa pun juga. Di akhir ayat itu juga Yesus sendiri berkata, bahwa “Engkaulah yang menyuruh Aku”. Jadi, Yesus itu bukan Tuhan, melainkan pesuruh Tuhan, sebagaimana Nabi-nabi dan utusan-utusan Allah yang lain-lain juga. Teruskan Saudara periksa Injil Matius pasal 26 ayat 2.
B      :  Baik. Di sini menyebutkan: Kamu memang mengetahui bahwa dua hari lagi akan ada hari raya Paskah, dan Anak manusia akan diserahkan supaya Ia disalibkan.”

A      :  Yang dimaksud dengan anak manusia di ayat itu ialah Yesus sendiri. Jadi, jelas Yesus mengakui bahwa ia bukan anak Tuhan, melainkan anak manusia. Lanjutkan periksa Injil Matius pasal 5 ayat 45.
B      :  Baik. Ayat ini menyebutkan: “Supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga…”

A      :  Cukup sampai di situ. Di ayat ini Saudara saksikan sendiri, bahwa Yesus sendiri yang berkata kepada muridr-muridnya, supaya kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga; yakni apabila murid-muridnya taat atas perintah-perintah Tuhan. Menurut Yesus, mereka akan jadi anak Tuhan juga. Berdasarkan ayat Bibel tersebut tentunya anak Tuhan akan menjadi banyak jumlahnya, bukan Yesus saja.
B      :  Tetapi di Injil Yohanes pasal 1 ayat 34 menyebutkan, “Maka aku sudah melihat itu, serta bersaksi yang dia inilah anak Allah.” Juga di Injil Matius pasal 3 ayat 17 menyebutkan, “Maka suatu suara dari langit mengatakan, “Inilah Anakku yang Kukasihi. Kepadanya pun Aku berkenan”.” Di Injil Lukas pasal 1 ayat 32 juga menyebutkan: “Maka ia akan menjadi besar, dan Ia akan dikatakan Anak Allah yang Maha Tinggi, maka Allah Tuhar Kita akan mengaruniakan kepadanya takhta Daud, nenek moyangnya itu.”
             Di Ibrani pasal 4 ayat 14 menyebutkan: “Sedangkan ada kepada kita seorang Imam Mahabesar yang sudah melintas segala langit, yaitu Yesus Anak Allah, maka hendaklah kita memegang pengakuan itu.”
             Dan masih banyak lagi ayat-ayat Bibel yang menerangkan bahwa Yesus Anak Allah. Kalau Bapak memerlukan, akan saya tunjukkan ayat-ayatnya.

A      :  Saya mengerti, bahwa ayat-ayat Bibel yang menyebutkan Yesus Anak Allah sebagaimana tersebut di:
             Matius: Pasal 3 ayat 17, pasal 4 ayat 3, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63, dan pasal 16 ayat 17.
             Yohanes: Pasal 3 ayat 16, pasal 1 ayat 34 dan ayat 40, pasal 17 ayat 1, pasal 19 ayat 7, pasal 16 ayat 27 dan ayat 30, pasal 15 ayat 23, dan beberapa ayat lainnya di Yohanes.
             Roma: Pasal 1 ayat 9, pasal 5 ayat 10, pasal 8 ayat 3, pasal 29 ayat 23.
             Galatia: Pasal 1 ayat 16, pasal 4 ayat 4 dan 6.
             Lukas: Pasal 1 ayat 32 dan 35, pasal 3 ayat 22, pasal 4 ayat 3 dan 9, pasal 4 ayat 34 dan 41. Ibrani: Pasal 1 ayat 25 dan 8, pasal 3 ayat 6, pasal 4 ayat 14, pasal 5 ayat 5 dan 8.
             Matius: Pasal 2 ayat 15, pasal 3 ayat 17, pasal 4 ayat 3 dan ayat 6, pasal 14 ayat 33, pasal 26 ayat 63, pasal 16 ayat 17.
             Korintus: Pasal 1 ayat9.
             Dan masih ada beberapa ayat lain di Kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu anak Allah tetapi maksudnya bukan Anak Allah yang sebenarnya, karena Yesus sendiri mengaku di kitab Injil bahwa ia adalah utusan Allah, bukan anak Allah. Dan ia sendiri berkata: “anak manusia”, bukan anak Tuhan. Jadi, jumlah ayat-ayat di kitab Injil yang menyebutkan Yesus itu anak Allah tidak menjamin kebenarannya bahwa ia anak Allah betul-betul, sebagaimana kita sering mendengar ucapan-ucapan “anak kapal”, “anak sekolah”, tidak berarti bahwa kapal dan sekolah itu beranak, melainkan mempunyai arti bahwa orang itu selalu terikat oleh peraturan-peraturan kapal dan pelajaran-pelajaran di sekolah. Periksa lagi Yahya pasal 5 ayat 30.
B      :  Ayat tersebut demikian bunyinya: “Suatu pun tiada Aku dapat berbuat menurut kehendakku sendiri, melainkan Aku menjalankan hukum sebagaimana yang Aku dengar, dan hukumku itu adil adanya; karena bukannya Aku mencari kehendak diriku, melainkan kehendak Dia yang menyuruhkan Aku.”

A      :  Di sini jelas sekiranya Yesus itu Tuhan, tentu dapat berbuat sekehendaknya sendiri. Tetapi di Bibel sendiri menyebutkan bahwa perbuatan Yesus itu adalah kehendak Tuhan. Dan sekiranya Yesus itu Tuhan, tentunya tidak ada yang mengutus. Mustahil Tuhan menjadi utusan Tuhan, atau dengan lain kata Utusan Tuhan itu adalah Tuhan”. Bisakah terjadi demikian?
B      :  Sudah jelas dan terima kasih.

A      :  Silakan periksa lagi di Yahya pasal 3 ayat 13.
B      :  Baik. Di sini menyebutkan: “Seorang pun tiada naik ke surga, kecuali Ia yang sudah turun dari surga, yaitu anak manusia.”

A      :  Jelas di Bibel sendiri menyebutkan bahwa Yesus sendiri adalah anak manusia, bukan anak Tuhan.
B      :  Betul. Berdasarkan ayat tersebut, Yesus adalah anak manusia.

A      :  Periksa lagi di Matius pasal 27 ayat 30.
B      :  Baik. Di sini menyebutkan: “Maka mereka itu pun meludahi Dia, serta mengambil buluh itu memalu kepalanya.”

A      :  Kalau Yesus itu betul Tuhan, bagaimana Tuhan bisa diludahi dan diperolok-olokkan? Mengapa ada Tuhan yang begitu lemah? Sesuai dengan pengharapan Saudara supaya puas dengan soal ketuhanan Yesus menurut Bibel dan perkataan Yesus sendiri ada menyebutkan Ia bukan Tuhan. Sekali lagi periksa di Matius pasal 21 ayat 18 dan 19.
B      :  Baik. Di sini disebutkan: “Pada pagi-pagi harinya, apabila Ia kembali ke negeri itu, Ia merasa lapar.”
             “Serta dipandangnya sepohon ara di sisi jalan, pergilah Ia ke situ dan didapatinya suatu apapun tiada di pohon itu, melainkan daun sahaja. Lalu berkatalah Ia kepadanya: janganlah jadi buah daripadamu lagi selama-lamanya. Maka dengan seketika itu juga layulah pohon ara itu.”

A      :  Kalau Yesus itu Tuhan, tentu ia tidak akan mengutuk pohon itu supaya tidak berbuah melainkan ia akan menciptakan buah pada pohon itu dengan kekuasaannya selaku Tuhan. Akan tetapi pohon yang tidak berbuat kesalahan apa-apa kepada Yesus dan pohon yang tidak tahu apa-apa itu malah dikutuk oleh Yesus. Wajarkah Tuhan mengutuk makhluk yang tidak bersalah? Padahal kalau betul Yesus itu Tuhan, tentu Ia berkuasa menciptakan pohon itu supaya mengeluarkan buahnya seketika itu juga, tidak lalu mengutuknya.
B      :  Bapak hafal betul tentang ayat-ayat di kitab Injil. Jadi, sudah jelas berdasarkan ayat-ayat Injil yang Bapak sebutkan dan dikuatkan lagi dengan beberapa ayat lainnya, nyatalah bahwa Yesus itu bukan anak Tuhan.

A      :  Persoalan Yesus anak Tuhan itu telah kita bicarakan pada pertemuan pertama, dan sudah dibereskan oleh Injil sendiri yang menyebutkan bahwa selain Yesus masih banyak lagi beberapa manusia yang harus diakui Anak Tuhan. Dan seharusnya mereka itu diakui juga oleh golongan Kristen, menjabat anak Tuhan, bukan Yesus saja. Karena berdasarkan Kitab Injil sendiri anak Yesus itu banyak.
B      :  Ya, betul. Kita telah bicarakan tentang itu.

A      :  Supaya lebih jelas, baiklah saya ulangi, di Injil ada menyebutkan bahwa:
             1.   Daud anak Allah yang sulung. (Mazmur pasal 29 ayat 27).
             2.   Yacub (Israel) adalah anak Allah yang sulung (Keluaran pasal 4 ayat 22 dan 23).
             3.   Afrain adalah anak Allah yang sulung (Yeremia pasal 31 ayat 9).
             Jadi, Daud anak Allah yang sulung, Yacub anak Allah yang sulung, dan Afrain juga anak Allah yang sulung. Ketiga-tiganya atau kesemuanya adalah sulung. Yang manakah yang betul-betul sulung? Apakah ayat-ayat ini benar semua ataukah salah semuanya? Karena itu saya jelaskan bahwa “Anak Allah” yang tersebut dalam Bibel itu tidak berarti anak Allah yang sebenarnya, melainkan maksudnya ialah kekasih Allah atau mereka orang taat kepada perintah-perintah Tuhan.
B      :  Saya sudah mengerti. Terima kasih.

A      :  Tetapi Saudara mungkin belum mengerti betul tentang arti “anak dan Bapa” dalam bahasa Ibrani, atau susunan bahasa yang terpakai dalam Bibel.
B      :  Kalau begitu, bagaimanakah arti yang sebenarnya?

A      :  Dalam bahasa Ibrani, kata “Bapa” itu dipakai buat Tuhan, sedangkan kata “anak” dipakai buat mereka yang dihormati, seperti para Nabi, para Rasul.
B      :  Dasar apakah yang dipergunakan oleh Bapak tentang keterangan itu?

A      :  Saya sudah sebutkan pada pertemuan yang pertama, ialah tersebut dalam Injil Matius.
B      :  Saya tidak ingat di pasal dan ayat berapa.

A      :  Silakan buka di Matius pasal 5 ayat 9.
B      :  Baik. Di sini disebutkan: “Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang karena mereka itu akan disebut anak Allah.

A      :  Jelas, siapa saja mendamaikan manusia akan disebut atau akan menjabat “Anak Allah”. Kalau begitu, anak Allah itu ratusan, ribuan, malah mungkin jutaan orang. Jadi, bukan Yesus saja.
B      :  Apakah tidak sebaiknya kita lanjutkan besok malam saja? Karena sudah larut malam.

A      :  Terserah Saudara. Tetapi baiklah, besok malam saja kita lanjutkan.

Kredit      :  Dialog Masalah Ketuhanan Yesus
Penulis    :  K.H. Bahaudin Mudhary
Penerbit :  Kiblat Centre Jakarta

Cetakan  :  ke-3 tahun 1984

Tidak ada komentar:

Posting Komentar