Topeng menyiratkan adanya sesuatu yang ditutupi dan dirahasiakan. Dan hal itu bersifat netral, artinya bisa digunakan untuk tujuan buruk maupun baik. Terhadap tujuan yang buruk, kita sudah paham bahwa para penjahat akan mengenakan topeng sebelum beraksi. Baik topeng dalam makna yang sebenarnya, yakni sebagai penutup wajah agar tidak dikenali, maupun topeng dalam arti kiasan, yakni berpura-pura bersikap atau menyamar sebagai orang lain. Orang jahat yang tampil dengan wajah manis, justru jauh lebih berbahaya ketimbang yang tampil dengan wajah garang.
Sebaliknya, topeng juga bisa digunakan untuk tujuan baik. Biasanya digunakan oleh orang-orang sholih untuk menyembunyikan amalnya. Maksudnya, agar mereka leluasa beramal dan beraktivitas tanpa ditunggangi dengan perasaan ujub dan takabur. Sebenarnya, amal yang terang-terangan maupun yang dirahasiakan masing-masing memiliki keutamaan tersendiri. Dalam kondisi tertentu, amal terang-terangan nilainya lebih tinggi nilainya ketimbang amal rahasia. Dalam kondisi berbeda, amal rahasia jauh lebih utama dari amal yang ditampakkan.
Diantara ciri orang-orang sholih, mereka gemar melakukan amal-amal rahasia. Amal rahasia bisa berupa amal yang disembunyikan dari pandangan orang, maupun amal terang-terangan yang tidak diketahui siapa pelakunya. Betul, orang sholih menyembunyikan amalnya sebagaimana orang fasik menyembunyikan dosanya. Meskipun pada akhirnya, Alloh ta'ala akan membuka tabir rahasia amal, baik saat orang itu masih hidup maupun setelah orang tersebut meninggal.
Dahulu, ada sosok Hasan bin 'Ali atau yang lebih dikenal dengan 'Ali Zainal Abidin. Setiap malam, beliau berkeliling kota sambil membawa karung makanan. Dia membagi-bagi kantong gandum di hadapan rumah orang fakir dan miskin. Setiap pagi, jelang mau subuhan, orang fakir miskin mendapati gandum ada di depan pintu rumahnya. Terus berlangsung seperti itu, tanpa diketahui siapa orang yang dermawan itu. Rahasia terbongkar, setelah 'Ali Zainal Abidin wafat. Saat memandikan, mereka melihat punggungnya menghitam layaknya kuli, padahal dia adalah orang kaya. Mereka semakin yakin bahwa 'Ali Zainal Abidin adalah tokoh dermawan itu, karena setelah beliau wafat, tidak ada lagi gandum yang terbagi di depan rumah kaum fakir miskin. Begitulah, amal dirahasiakan dan baru diketahui saat beliau wafat.
Dahulu, ada sosok 'Abdulloh Ibnu Al-Mubarok. Beliau dikenal sebagai ulama ahli hadits yang gemar turun di medan jihad. Namanya juga ulama besar, gerak geriknya selalu menjadi perhatian. Mungkin karena itulah, beliau memutuskan untuk mengenakan topeng saat terjun ke medan jihad. Para mujahid hanya tahu bahwa ada pahlawan bertopeng yang berjuang gagah berani secara heroik saat perang berkecamuk. Sore hari, saat jeda perang, mereka tidak mendapati sosok pahlawan bertopeng itu. Seolah lenyap ditelan bumi.
Setelah beberapa hari, ada mujahid yang menguntit terus pahlawan bertopeng karena penasaran. Di malam hari, dia mengintip dari kejauhan dan akhirnya tahu identitas yang sebenatnya. Pahlawan bertopeng itu didapati tengah menyepi dan hanyut dalam sholat tahajud. Mujahid itu lalu kembali ke barisannya dan tak henti-hentinya berdoa agar bisa beramal seperti pahlawan bertopeng itu. Begitulah, meski dirahasiakan, amal kebajikan yang dilakukan secara ikhlas akan tetap diketahui oleh kaum beriman. Maha benar Alloh dengan firman-Nya "Waquli'maluu fasayarolloohu 'amalakum warosuuluhuu wal mu'minuun". Wallohu a'lam.
Eko Junianto, ST
Tidak ada komentar:
Posting Komentar