Ada di antara kita yang ingin
sekali menghabiskan malam-malamnya dengan bermunajat kepada Alloh ‘Azza wa Jalla, tetapi ia belum memiliki
kekuatan untuk melakukannya. Besar hasratnya untuk melakukan qiyamul lail, tetapi ia terkalahkan oleh
matanya. Ia senantiasa mencoba, tetapi akhirnya berputus asa karena merasa
hampir-hampir tak sanggup melakukannya. Padahal, Alloh telah berikan kepadanya
jalan lain untuk menggapai kemuliaan.
Teringat saya pada sebuah hadits
Nabi (semoga kita senantiasa bersholawat untuknya). Manusia yang paling mulia
ini pernah bersabda:
“Ada tiga perkara yang membuat
celaka, ada tiga perkara yang membawa selamat, ada tiga perkara yang dapat
menghapus dosa, dan juga ada tiga perkara yang meninggikan derajat.
Adapun tiga perkara yang bisa
membuat celaka adalah sifat kikir, mengikuti hawa nafsu, dan berbangga diri.
Dan tiga hal yang membawa keselamatan adalah berbuat adil, baik dalam keadaan
marah maupun ridho (tidak marah), bersikap baik dalam keadaan miskin maupun
kaya, dan takut kepada Alloh baik ketika sendiri maupun bersama orang-orang. Dan
tiga perkara yang dapat menghapus dosa adalah menunggu datangnya waktu sholat
setelah menunaikan sholat, berwudhu di pagi hari yang dingin, dan melangkahkan
kaki untuk sholat berjama’ah.
Adapun tiga hal yang dapat
mengangkat derajat adalah memberi makan, menebar salam, dan mendirikan sholat
pada malam hari ketika orang-orang sedang terlelap tidur.” (HR. Thobroni)
Ada yang bisa kita petik dari
hadits ini. Kepada engkau yang matanya mengatup terlalu kuat di saat Alloh
bukakan pintu-pintu-Nya untuk menggapai derajat tinggi, maka raihlah kemuliaan
dengan hartamu. Berikanlah kepada orang-orang yang putus harapan agar tumbuh
kebahagiaan di hatinya. Ulurkanlah tangan untuk para kerabat dan keluarga dekat
serta tetangga yang didera oleh kemelaratan, sesuap makanan yang mengenyangkan.
Marilah sejenak kita mengingat
nasihat Nabi saw. Dari ‘Abdulloh bin ‘Umar ra, Rosululloh saw bersabda,
“Tebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan jadilah hamba-hamba Alloh yang
bersaudara.” (HR. Ibnu Majah)
Rosululloh saw juga mengingatkan,
“Amal perbuatan yang paling baik adalah membuat saudaramu (sesama Muslim)
berbahagia, membayarkan hutangnya dan memberinya makan dengan sepotong roti.” (HR. Baihaqi)
Inilah jalan yang akan mengantarmu
pada kasih sayang Alloh. Di saat tak ada yang engkau miliki untuk diraih
derajat yang tinggi di sisi-Nya kecuali harta yang dilebihkan Alloh atasmu,
maka ambillah dari harta di luar zakat untuk mendekat kepada-Nya. Raihlah hidup
yang penuh kemuliaan, hati yang lapang, dan jiwa yang tenang dengan
mengikhlaskan sebagian dari hartamu untuk disedekahkan. Ingatlah ketika
Rosululloh saw bersabda:
“Hendaknya kalian melakukan kebaikan.
Sesungguhnya perbuatan baik adalah lawan dari perbuatan buruk. Hendaknya kalian
bersedekah dengan diam-diam, karena hal itu dapat memadamkan amarah Tuhan.” (HR. Ibnu Abid Dunya)
Adapun sesudah itu, insya Alloh
dengan hati yang lebih bersih, kita akan bisa mendekat kepada-Nya dengan lebih
banyak menyungkurkan kening untuk bersujud. Begitupun sebaliknya. Ibadah yang
kita lakukan dengan benar, akan membawa kita lebih ringan memandang dunia dan
tidak memberati langkah kita untuk mendaki; meraih derajat yang lebih tinggi di
sisi-Nya.
Tetapi…
Jika berat hatimu untuk beribadah,
kecuali saat ada kebutuhan yang engkau harapkan dari-Nya, sedangkan harta yang
engkau peroleh tidak mengajakmu kecuali pada jalan yang tidak disukai-Nya, maka
lihatlah. Mungkin jalanmu mendapatkan yang keliru. Ada kotoran di dalamnya.
Jika bersedekah membuatmu semakin
gelisah, maka periksalah. Barangkali ada yang perlu engkau tangisi tentang
kehalalan asal-usul hartamu. Atau, barangkali baru kali ini engkau bersedekah,
sedangkan hatimu belum sepenuhnya rela. Jika demikian, ingatlah sesungguhnya
kegelisahan hidup karena melalaikan kebajikan lebih besar daripada yang sanggup
engkau kira.
Wallohu
a’lam bishshowwab.
Credit:
“Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan”; Mohammad Fauzil Adhim; Pro-U Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar